Berita Hawzah– Al-Qur'an al-Karim menyebutkan salah satu syarat keselamatan manusia adalah komitmen dalam melakukan Amar Makruf Nahi Mungkar, sebagaimana Allah Swt berfirman:
¹{وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ}
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung."
Penjelasan:
Banyak sekali ajaran dalam islam yang kita diperintahkan untuk mengerjakan dan melaksanakannya, dan tentu saja setiap kewajiban itu memiliki kedudukan masing-masing. Namun, di antara semua itu ada sebuah perintah yang menjadi sandaran tegaknya seluruh kewajiban dan perintah agama. Meninggalkannya berarti meninggalkan semua kebaikan. Sebagaimana Imam Muhammad Al-Baqir 'alaihissalām bersabda berkenaan hal ini:
²{إِنَّ اَلْأَمْرَ بِالْمَعْرُوفِ وَ اَلنَّهْیَ عَنِ اَلْمُنْکَرِ فَرِیضَةٌ عَظِیمَةٌ بِهَا تُقَامُ اَلْفَرَائِضُ}
"Sesungguhnya Amar Ma'ruf Nahi Mungkar adalah kewajiban yang agung. Dengan (menegakkan)nyalah, semua kewajiban (lain) dapat ditegakkan."
Sebuah ajaran yang jika diabaikan, akan menciptakan kondisi bagi orang-orang jahat untuk menguasai urusan masyarakat. Sebagaimana Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib 'alaihissalam bersabda:
³{لاَ تَتْرُکُوا اَلْأَمْرَ بِالْمَعْرُوفِ وَ اَلنَّهْیَ عَنِ اَلْمُنْکَرِ فَیُوَلَّی عَلَیْکُمْ أَشْرَارُکُمْ}
"Janganlah kalian meninggalkan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar, (sebab) jika kalian meninggalkan kewajiban Ilahi yang penting ini, orang-orang terburuk di antara kalian akan berkuasa atas masyarakat kalian."
Dan sesungguhnya, sepanjang sejarah kehidupan manusia, kebenaran yang disampaikan oleh Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib 'alaihissalam telah berulang kali terbukti. Banyak peristiwa menunjukkan bahwa ketika sekelompok manusia bersikap acuh tak acuh dan memilih diam terhadap kesesatan, kedurhakaan, dan kezaliman yang dilakukan oleh orang-orang di sekitar mereka maupun dalam masyarakat mereka, maka akhirnya mereka sendiri akan terjerumus dalam cengkeraman para penguasa zalim. Penguasa-penguasa tersebut kemudian menjadikan kehidupan mereka penuh kesulitan dan penderitaan yang tak tertanggungkan.
"Sayang sekali bila hari-hari kita menjadi suram (kesesatan), (Hanya karena) setiap orang hina maupun mulia berani menatap kita (dengan congkak)."
"Tidak ada 'Amar Ma'ruf' dan tidak ada pula 'Nahi Munkar'!, Aku khawatir, musuh-musuh (setan) akan menguasai kita."⁴
Poin penting yang dapat memperkuat perhatian kita terhadap kewajiban Ilahi ini adalah peringatan dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib 'alaihissalam. Beliau menyebut orang yang meninggalkan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar sebagai "mayat hidup."
⁵{.....وَ مِنْهُمْ تَارِکٌ لِإِنْکَارِ الْمُنْکَرِ بِلِسَانِهِ وَ قَلْبِهِ وَ یَدِهِ، فَذَلِکَ مَیِّتُ الْأَحْیَاءِ}
"... Dan di antara mereka terdapat orang yang sama sekali tidak melakukan pengingkaran (pencegahan) terhadap kemungkaran—baik dengan ucapannya,hatinya, maupun dengan tindakannya. Maka mereka itu seperti mayat hidup di tengah-tengah masyarakat."
Paling penting dan urgensi pembahasan dari "Amar Makruf Nahi Mungkar", harus kita cari dalam sabda Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib 'alaihisalam. Beliau dalam Nahjul Balaghah bersabda:
⁶{وَمَا أَعْمَالُ الْبِرِّ کُلُّهَا وَالْجِهَادُ فِی سَبِیلِ اللّهِ، عِنْدَ الْأَمْرِ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْیِ عَنِ الْمُنْکَرِ، إِلاَّ کَنـَفْثَةٍ فِی بَحْـرٍ لُـجِّیٍّ}
"Dan (ketahuilah!) seluruh amal kebajikan, bahkan jihad di jalan Allah, dibandingkan dengan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar, hanyalah seperti setetes ludah di lautan yang dalam dan luas."
"Jadilah penyeru kebaikan, dan pelita yang menuntun pada kebajikan; Tak ragu lagi,itulah jalan lurus nan benar."
"Janganlah kau alpa dalam mencegah segala kemungkaran; sebab, Tuhan berfirman: di sanalah letak keselamatan, dan di sanalah tempat kemenangan."⁷
Catatan Kaki:
1. Q.S. Āli ‘Imrān (3): 104.
2. Wasā’il al-Shī‘ah, jilid 16, halaman 119.
3. Bihār al-Anwār, jilid 97, halaman 90.
4. Amr bi al-Ma‘rūf wa Nahy ‘an al-Munkar dar Āyineh-ye Sya‘r (Amr Ma'ruf Nahi Munkar dalam Cerminan Puisi).
5. Nahj al-Balāghah, Hikmah ke- 374.
6. Ibid. (Sumber yang sama seperti nomor 5).
7. Amr bi al-Ma‘rūf wa Nahy ‘an al-Munkar dar Āyineh-ye Sya‘r (Amr Ma'ruf Nahi Munkar dalam Cerminan Puisi).
Your Comment