Berita Hawzah – Ya‘qub Brick, jenderal pensiunan Israel, dalam artikelnya di koran Maariv menegaskan bahwa dalam beberapa bulan terakhir ribuan perwira dan bintara menolak melanjutkan dinas militer. Sebagian, katanya, mengajukan alasan beragam untuk menghindari tugas, sementara yang lain menolak memperpanjang masa dinas. Banyak perwira segera meminta pemecatan, dan para prajurit muda enggan menandatangani kontrak dinas permanen.
Brick menekankan bahwa tren ini telah menyebabkan kekurangan signifikan tenaga profesional di tubuh militer. Ia memperingatkan, penurunan drastis jumlah personel berdampak langsung pada pemeliharaan peralatan militer dan kinerja sistem tempur, bahkan berpotensi membuat militer Israel “sepenuhnya lumpuh dalam waktu singkat.”
Jenderal pensiunan itu juga menuding pimpinan Staf Umum militer dalam beberapa tahun terakhir mengambil keputusan keliru, seperti pengurangan besar-besaran jumlah personel dan pemangkasan masa dinas menjadi tiga tahun bagi pria dan dua tahun bagi wanita. Kebijakan ini, menurutnya, menciptakan celah yang sulit diperbaiki. Akibatnya, banyak tenaga profesional berpengalaman keluar dari dinas, sementara posisi-posisi sensitif justru diisi oleh personel yang tidak siap menghadapi kondisi perang saat ini.
Brick mengkritik keras unit sumber daya manusia militer yang disebutnya sudah lama bekerja tanpa profesionalisme dan akuntabilitas. Ia menambahkan, penggunaan sistem teknologi usang dan basis data yang terpecah membuat militer mengalami kekosongan informasi.
Ia kembali memperingatkan bahwa krisis sumber daya manusia dapat “sepenuhnya melumpuhkan operasi militer Israel.”
Menurut data resmi, dalam serangan dua tahun ke Jalur Gaza, militer Israel kehilangan 923 tentara tewas dan 6.399 luka-luka. Media Israel juga melaporkan sekitar 20 ribu prajurit mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Laporan lain menuding Israel menyembunyikan angka korban sebenarnya karena sensor militer ketat dan kekhawatiran terhadap moral publik.
Israel, dengan dukungan Amerika Serikat, sejak 8 Oktober 2023 melancarkan serangan dua tahun ke Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 70 ribu warga Palestina dan melukai sekitar 170 ribu orang, mayoritas perempuan dan anak-anak. Serangan itu meninggalkan kehancuran besar, dan PBB memperkirakan biaya rekonstruksi mencapai 70 miliar dolar AS.
Sumber: Anadolu Ajansı
Your Comment