Saturday 20 December 2025 - 12:16
Kajian Mahdawiyah (22) | Pola dan Metode Pemerintahan Imam Mahdi ‘alaihissalam

Hawzah/ Pola dan metode Imam Mahdi ‘alaihissalam pada dasarnya mengikuti pola dan metode Rasulullah Saw. Sebagaimana Nabi Muhammad Saw yang pada masanya melawan jahiliah dalam segala bentuknya dan menegakkan islam murni sebagai sistem yang menjamin kebahagiaan dunia dan akhirat, demikian pula Imam Mahdi ‘alaihissalam saat kemunculannya akan menghadapi bentuk-bentuk jahiliah baru yang bahkan lebih berbahaya dan menyakitkan. Beliau akan menegakkan nilai-nilai Islam dan ilahi di tengah puing-puing peradaban jahiliah modern.

Dilansir dari Kantor Berita Hawzah, serial kajian Mahdawiyah yang berjudul "Menuju Peradaban yang Ideal", yang kami sajikan ulasan ini untuk para cendekiawan terhormat, dengan tujuan menyebarkan ajaran dan pengetahuan seputar Imam Zaman Afs.

Setiap penguasa memiliki metode dan gaya tersendiri dalam menjalankan pemerintahan serta mengelola berbagai sektor administrasi, yang menjadi ciri khas kepemimpinannya. Demikian pula, ketika Imam Mahdi ‘alaihissalām mengambil alih kepemimpinan global, beliau akan menerapkan metode khusus dalam menata dan mengatur sistem dunia.

Hal yang perlu ditekankan adalah bahwa berbagai riwayat hanya memberikan gambaran umum tentang pola dan metode pemerintahan beliau. Namun secara prinsip, sīrah tersebut merupakan kelanjutan dari sīrah Rasulullah Saw. Sebagaimana Nabi Muhammad Saw memerangi jahiliah dalam seluruh dimensinya dan menegakkan Islam murni di tengah masyarakat terdahulu, Imam Mahdi ‘alaihissalām pun akan melanjutkan misi tersebut dengan menghadapi jahiliah modern yang lebih kompleks dan berbahaya, serta menegakkan ajaran-ajaran ilahi di atas puing-puing peradaban yang rapuh.

Ketika ditanya mengenai metode (pemerintahan) Imam Mahdi ‘alaihissalam, Imam Shadiq ‘alaihissalam bersabda:

{یَصْنَعُ کَمَا صَنَعَ رَسُولُ اَللَّهِ صَلَّی اَللَّهُ عَلَیْهِ وَ آلِهِ یَهْدِمُ مَا کَانَ قَبْلَهُ کَمَا هَدَمَ رَسُولُ اَللَّهِ صَلَّی اَللَّهُ عَلَیْهِ وَ آلِهِ أَمْرَ اَلْجَاهِلِیَّةِ وَ یَسْتَأْنِفُ اَلْإِسْلاَمَ جَدِیداً}

"Imam Mahdi 'alaihis salām akan bertindak sebagaimana Rasulullah Saw bertindak. Sebagaimana Nabi menghapuskan tradisi-tradisi Jahiliyah (yang lazim di tengah masyarakat kala itu), demikian pula Imam Mahdi akan menghancurkan tradisi-tradisi jahiliyah yang ada sebelum kemunculannya, dan beliau akan membangun kembali landasan Islam dari awal.” (Al-Ghaybah, Nu‘mani, Jilid 1, hal. 230)

Ini merupakan Kebijakan umum Imam Mahdi ‘alaihissalam selama masa pemerintahannya. Tentunya, perbedaan kondisi zaman dapat menimbulkan variasi dalam penerapan dan gaya kepemimpinan beliau'alaihissalam, sebagaimana disebutkan dalam berbagai riwayat.

1. Metode dan Pola Jihad dan Perjuangan Imam Mahdi ‘alaihissalam

Dengan revolusi global yang dipimpin-Nya, Imam Mahdi ‘alaihissalam akan menyingkirkan kekufuran dan kemusyrikan dari seluruh penjuru bumi, sekaligus mengundang seluruh manusia menuju agama suci Islam. Nabi Muhammad Saw bersabda:

{سُنَّتُهُ سُنَّتِی یُقِیمُ النَّاسَ عَلَی مِلَّتِی وَ شَرِیعَتِی}

“Sunnah-Nya adalah sunnahku; ia akan menegakkan manusia di atas agama dan syariatku.”(Kamal al-Din, Jilid 2, hal. 411)

Meskipun Imam Mahdi ‘alaihissalam muncul pada saat kebenaran telah dikenal secara jelas dan hujjah telah sempurna bagi seluruh umat manusia, riwayat menyebutkan bahwa beliau tetap akan berinteraksi dan berdialog dengan setiap agama atau kelompok berdasarkan keyakinan mereka masing-masing.

Imam Muhammad Al-Baqir ‘alaihissalam bersabda:

{یَسْتَخْرِجُ التَّوْرَاةَ وَ سَائِرَ کُتُبِ اللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ مِنْ غَارٍ بِأَنْطَاکِیَةَ وَ یَحْکُمُ بَیْنَ أَهْلِ التَّوْرَاةِ بِالتَّوْرَاةِ وَ بَیْنَ أَهْلِ الْإِنْجِیلِ بِالْإِنْجِیلِ وَ بَیْنَ أَهْلِ الزَّبُورِ بِالزَّبُورِ وَ بَیْنِ أَهْلِ الْقُرْآنِ بِالْقُرْآنِ}

"Ia (Imam Mahdi) akan mengeluarkan Taurat dan kitab-kitab Allah 'Azza wa Jalla yang lainnya dari sebuah gua di Antakia. Ia akan menghakimi perkara di antara pengikut Taurat berdasarkan Taurat, di antara pengikut Injil berdasarkan Injil, di antara pengikut Zabur berdasarkan Zabur, dan di antara pengikut Al-Qur’an berdasarkan Al-Qur’an.” (Al-Ghaybah Nu‘mani, hal. 237)

2. Metode dan Pola Peradilan Imam Mahdi ‘alaihissalam

Karena Imam Mahdi ‘alaihis salām disiapkan untuk menegakkan keadilan di seluruh muka bumi, beliau membutuhkan sistem peradilan yang kokoh untuk menjalankan misinya. Dalam hal ini, beliau mengikuti jejak kakeknya, Imam Ali bin Abi Thalib ‘alaihissalam, dengan penuh keseriusan dan kekuatan, beliau akan mengejar hak-hak rakyat yang terampas, mengambil kembali hak tersebut di mana pun berada, dan mengembalikannya kepada pemiliknya yang sah.

Sebagian riwayat menyatakan bahwa dalam kedudukannya sebagai hakim, Imam Mahdi 'alaihissalām akan bertindak seperti Nabi Sulaiman dan Nabi Daud 'alaihimassalām. Sebagaimana mereka, beliau akan memutuskan perkara berdasarkan ilmu Ilahi yang dimilikinya (intuisi ketuhanan yang pasti), dan bukan berdasarkan kesaksian atau kata-kata saksi semata.

Imam Ja'far As-Shadiq 'alaihissalam bersabda:

{إذا قام قائم آل محمد حکم بحکم داود وسلیمان لا یسأل الناس بینة}

“Ketika Qa’im (Imam Mahdi) dari keluarga Muhammad ‘alaihimassalam muncul, beliau akan mengadili sebagaimana Dawud dan Sulaiman ‘alaihimassalām, yaitu tidak meminta kesaksian dari manusia.”(Bihâr al-Anwâr, Jilid 52, hal. 320)

3. Metode dan Pola Manajemen (Kepemimpinan) Imam ‘alaihissalam

Salah satu pilar penting dalam sebuah pemerintahan adalah kualitas para pejabatnya. Ketika para pengelola pemerintahan adalah individu-individu yang cakap dan bertanggung jawab, jalannya pemerintahan dan urusan rakyat akan tertata dengan baik, sehingga pencapaian tujuan-tujuan pemerintahan menjadi lebih mudah.

Nabi Muhammad Saw bersabda:

«عَلامَةُ الْمَهْدی اَنْ یکُونَ شَدیداً عَلَی الْعُمّالِ جَواداً بِالْمالِ رَحیماً بِالْمَساکین»

"Tanda (ciri khas) al-Mahdi adalah: dia sangat tegas (dan disiplin) terhadap para pegawainya (pejabat pemerintahannya), sangat dermawan dalam memberikan harta, dan sangat penyayang terhadap orang-orang miskin."(Mu‘jam Ahadith al-Imam al-Mahdi, Jilid 1, hal. 246)

4.Metode dan Pola Ekonomi Imam Mahdi ‘alaihissalam

Imam Mahdi 'alaihissalam, yang merupakan manifestasi dari keadilan dan kebenaran, menjadikan Baitul Mal (kas negara) sebagai kekayaan umum di mana setiap orang memiliki hak yang sama di dalamnya. Beliau mengelolanya sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi ruang bagi diskriminasi maupun tuntutan hak-hak istimewa (privilese).

Rasulullah Saw bersabda:

{اِذَا قَامَ قَائِمُنَا اضْمَحَلَّتِ الْقَطَائِعُ فَلَا قَطَائِعَ}

“Ketika Qa’im (Imam Mahdi) kami bangkit, kepemilikan tanah-tanah yang dirampas dan dikuasai secara tidak sah akan dihapuskan, sehingga tidak ada lagi penguasaan sepihak atas kekayaan umum.” (Bihâr al-Anwâr, Jilid 52, hal. 309)

Salah satu ciri khas kebijakan ekonomi Imam Mahdi ‘alaihis salām adalahupaya untuk memenuhi kebutuhan materi dan menciptakan kesejahteraan yang layak bagi seluruh individu. Dalam pemerintahannya kekayaan tidak ditimbun, tetapi didistribusikan secara luas. Setiap orang yang membutuhkan dan mengajukan permintaan akan menerima bantuan dalam jumlah yang mencukupi.

Dalam hal ini, Rasulullah Saw bersabda:

{يَكُونُ فِي آخِرِ أُمَّتِي خَلِيفَةٌ يَحْثُو الْمَالَ حَثْوًا}

"Pada akhir umatku, akan ada seorang khalifah yang memberikan harta dengan limpahan yang luar biasa (tanpa menghitung-hitung)." (Mu‘jam Ahadîts al-Imâm al-Mahdi, Jilid 1, hal. 232)

5. Gaya hidup pribadi Imam Mahdi ‘alaihissalam

Gaya kehidupan pribadi Imam Mahdi ‘alaihissalam—baik dalam perilaku personal maupun dalam interaksinya dengan masyarakat—menampilkan sosok pemimpin Islam yang ideal. Dalam pandangan beliau, kekuasaan bukanlah sarana untuk menumpuk kekayaan, menindas, atau mengeksploitasi manusia, melainkan amanah untuk melayani umat dan membimbing mereka menuju kesempurnaan insani.

Kehidupan Imam Mahdi ‘alaihissalam di singgasana kekuasaan mengingatkan pada pemerintahan Rasulullah Saw dan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ‘alaihissalam. Meskipun seluruh harta dan kekayaan berada di bawah otoritasnya, beliau menjalani kehidupan pribadi dengan sangat sederhana, mencukupkan diri pada hal-hal yang paling sedikit.

Imam Ja'far As-Shadiq ‘alaihissalam menggambarkan kesederhanaan tersebut dengan bersabda:

{فَوَ اللَّهِ مَا لِبَاسُهُ إِلَّا الْغَلِيظُ وَ مَا طَعَامُهُ إِلَّا الشَّعِيرُ الْجَشِبُ}

"Demi Allah, pakaiannya tidak lain hanyalah kain yang kasar, dan makanannya tidak lain hanyalah roti gandum yang keras dan sederhana."(Al-Ghaybah, Syaikh Thusi, Jilid 1, hal. 459)

Dalam riwayat lain,Imam Ja'far As-Shadiq 'alaihissalam juga menegaskan keselarasan gaya hidup beliau dengan kakeknya dengan bersabda:

{إِنَّ قَائِمَنَا إِذَا قَامَ لَبِسَ لِبَاسَ عَلِيٍّ وَ سَارَ بِسِيرَتِهِ}

"Sesungguhnya Qaim kami apabila ia bangkit, ia akan mengenakan pakaian (seperti) pakaian Ali dan berjalan sesuai dengan metodenya (sirah)."(Wasā’il al-Syi‘ah, Jilid 5, hal. 17)

Pembahasan ini masih berlanjut…

Sumber: Diambil dari buku "Negīn-e Āfarīnish" (Permata Ciptaan), dengan sedikit perubahan.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha