Thursday 11 December 2025 - 23:04
Dunia Bisu terhadap Genosida di Gaza, Mengkhawatirkan!

Hawzah/ Hujjatul Islam wal-Muslimin Sayyid Sajid Ali Naqvi menegaskan dalam sebuah pesan bahwa diamnya komunitas internasional terhadap genosida di Gaza serta ketidakmampuan PBB merupakan sebuah peringatan serius bagi keadilan dan nurani kemanusiaan.

Berita Hawzah – Hujjatul Islam wal-Muslimin Sayyid Sajid Ali Naqvi, Ketua Dewan Ulama Syiah Pakistan, dalam pesannya pada kesempatan “Hari Internasional Pemberantasan Korupsi” dan “Hari Internasional Peringatan Genosida dan Pemuliaan Martabat Manusia”, menilai kinerja lembaga-lembaga internasional (khususnya PBB) dalam membela hak bangsa-bangsa tertindas sebagai sangat tidak memadai dan jauh dari berhasil.

Menyinggung kejahatan tak terbayangkan yang dilakukan rezim Zionis di Palestina, khususnya di Jalur Gaza, beliau menegaskan: Palestina sejak tahun 1948 tak henti-hentinya bermandikan darah; namun dalam dua tahun terakhir, hari-hari paling kelam dari penindasan telah dipaksakan atas rakyat Gaza. Genosida yang dimulai pada 7 Oktober 2023 itu, menurutnya, tidak memiliki tandingan ataupun preseden dalam sejarah kemanusiaan kontemporer. Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dewan Keamanan, Majelis Umum, Organisasi Kerja Sama Islam, dan berbagai lembaga internasional lainnya tampak sepenuhnya tak berdaya dan tak berpengaruh di hadapan tragedi tersebut.

Ulama terkemuka Pakistan itu menambahkan bahwa “kesepakatan damai” yang belakangan dipaksakan, dan oleh sebagian pihak dianggap sebagai tanda membaiknya keadaan, seketika terbongkar setelah pengumuman rencana baru penetapan batas wilayah oleh rezim pendudukan di Gaza. Hal itu, menurutnya, memperlihatkan betapa kekuatan global arogan dan jaringan Zionisme internasional menekan dan mengendalikan struktur lembaga internasional secara menyeluruh.

Ia kemudian mengkritik keras kondisi hak asasi manusia di dunia dan menekankan bahwa, sayangnya, PBB telah gagal menjalankan misi utamanya, yaitu melindungi hak bangsa-bangsa. Di hadapan negara-negara besar dan agresor, lembaga global tersebut praktis tidak memiliki kehendak maupun pengaruh nyata. Jika tidak demikian, maka rakyat Palestina dan bangsa-bangsa tertindas lainnya seharusnya telah merasakan keadilan dan dukungan nyata komunitas internasional. Namun kenyataannya, rakyat Palestina di tanah historis mereka masih dibiarkan tanpa pelindung dan penopang.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha