Berita Hawzah- Dalam rangka menyambut hari kelahiran Sayyidah Fathimah Az-Zahra salāmullāh'alaihā, berikut rangkuman penjelasan almarhum Ayatullah Misbah Yazdi tentang kedudukan spiritual dan historis wanita agung dua alam.
Menurut mayoritas ulama Syiah dan sebagian ulama Sunni, makna yang paling nyata dari kata “Al-Kautsar” dalam Surah Al-Kawtsar adalah wujud suci Sayyidah Fathimah Az-Zahra salamullah 'alaiha. Selain banyaknya riwayat dari para Imam Ahlulbait 'alaihimussalam tentang hal ini, penjelasan ini selaras dengan konteks (asbabun nuzul) turunnya surah tersebut.
Diriwayatkan ketika putra-putra Nabi, Qasim dan Abdullah, meninggal dunia dalam rentang waktu yang singkat, musuh-musuh dan penentang RAsulullah menyatakan kegembiraan dan kebahagiaan, serta membuka mulut mereka untuk mengejek, mencela, dan melukai perasaan Nabi. Di antaranya, 'Ash bin Wa'il As-Sahmi menyebut Nabi sebagai abtar (terputus keturunan, tidak berkelanjutan, tidak berketurunan). Ejekan dan celaan ini sangat melukai hati Rasulullah Saw. Maka, Allah SWT untuk menghibur kekasih-Nya dan menjawab celaan kaum musyrik, menurunkan tiga ayat surah Al-Kautsar:
إِنّا اَعطَیْنکَ الْکَوثَر; فَصَلِّ لرَبِّکَ و انْحَرْ; إِنَّ شَانِئَکَ هُوَ اْلاَبْتَرُ
"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus."
“Kami anugerahkan kepadamu Al-Kautsar sebagai kemurahan hati,
Sehingga kesedihan tak lagi menghampiri hatimu.
Dengan sungai surga dan kebaikan melimpah,
Kami gandakan keturunanmu melalui Zahra yang suci.”²
Dengan memperhatikan konteks akhir surah ini, yang dimaksud dengan Al-Kautsar adalah kelimpahan keturunan dan kelestarian nasab Nabi, yang hanya terwujud melalui pribadi mulia Sayyidah Fathimah Az-Zahra salamullah 'alaiha.
Sebab kaum musyrik mencemooh Rasulullah Saw dengan tuduhan tidak memiliki keturunan; maka ayat-ayat ini turun sebagai jawaban dan membantah hinaan mereka ke Rasulullah Saw, serta menegaskan bahwa Allah Swt tidak akan menjadikan kekasih-Nya itu terputus keturunannya dan tanpa penerus, melainkan Ia (Allah) menganugerahkan kepadanya, melalui satu-satunya putrinya, keturunan luar biasa dan abadi sepanjang sejarah. Sedangkan musuh yang mencela itu, justru Allah Swt jadikan sebagai orang yang terputus keturunannya dan abtar. Oleh karena itu, manifestasi nyata dari Al-Kautsar adalah Sayyidah Fathimah Az-Zahra salamullah 'alaiha, putri mulia Rasulullah Saw dan dari rahim suci beliau, keturunan Rasulullah dilahirkan dan terus berlanjut hingga hari kiamat.
Tafsir ini, karena sesuai sepenuhnya dengan sebab turunnya surah dan sangat serasi dengan teks serta susunan ayat-ayat, dan juga sebagaimana banyak riwayat dari para Imam Maksum 'alaihimussalam tentang hal ini, menjelaskan bahwa contoh paling terang dan paling jelas dari Al-Kautsar adalah wujud suci Sayyidah Fathimah Az-Zahra salamullah 'alaiha. Sesungguhnya, keberadaan Sayyidah Fathimah Az-Zahra salamullah 'alaiha adalah sumber kebaikan yang melimpah; yang menjadikan risalah Rasulullah Saw tetap abadi dan juga penyebab keberlanjutannya keturunan suci beliau.
Catatan Kaki:
1. Terjemahan Tafsir Majma' al-Bayan, jilid 27, halaman 309.
2. Syair dari Sayid Abbas Husaini, dengan nama pena Hayran. Manaqib Fatimi dalam Syair Persia, halaman 92.
Sumber: Buku "Jami Zulal al-Kautsar", halaman 21.
Your Comment