Monday 8 December 2025 - 23:56
Universitas, Pusat Ilmu dan Keadilan

Hawzah/ Sekjen Lembaga Internasional Ahlulbait (as) menegaskan bahwa universitas adalah tempat ilmu. Ia menekankan bahwa kampus bukanlah arena kericuhan dan kegaduhan. Universitas dan Hawzah harus menjadi pusat pembentuk budaya, sementara semangat anti-kedzaliman merupakan salah satu ciri mendasar mahasiswa Muslim.

Berita Hawzah – Profesor Reza Ramazani, Sekjen Lembaga Internasional Ahlulbait (as), dalam acara peringatan Hari Mahasiswa yang digelar pada Selasa, 8 Desember 2025, di Universitas Internasional Ahlulbait (as), menegaskan bahwa kampus harus menjadi pusat ilmu, budaya, dan perlawanan terhadap kedzaliman.

Ia menegaskan bahwa universitas terdiri dari tiga pilar: mahasiswa, dosen, dan manajemen. Mahasiswa, katanya, harus menjadi pencipta budaya, pembentuk sejarah, dan penggerak peradaban. Kampus tidak boleh berubah menjadi sekadar pabrik ijazah. Universitas harus melahirkan ilmuwan, dan ilmuwan harus memainkan peran historis. Hal ini bergantung pada kesungguhan akademik dan keseriusan dalam menuntut ilmu.

Sekjen Lembaga Internasional Ahlulbait (as) menekankan bahwa ciri pertama mahasiswa Muslim adalah 'sikap kritis dan bertanya'. “Jika jumlah pertanyaan lebih banyak daripada jawaban, maka universitas sedang bergerak di jalur peradaban,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya semangat keadilan, yang merupakan cita-cita para nabi dan orang-orang saleh. Gelombang tuntutan keadilan, katanya, bahkan tampak di Amerika Latin, Eropa, dan kampus-kampus dunia. Mahasiswa harus menjadi pihak yang menuntut keadilan.

Ramazani menambahkan: “Universitas adalah tempat ilmu, bukan arena kericuhan dan kegaduhan. Universitas dan hawzah harus menjadi pusat pembentuk budaya, dan anti-kedzaliman adalah karakter mendasar mahasiswa Muslim.”

Ia juga berpesan agar mahasiswa membiasakan diri bangun pagi, menambah jam belajar, dan membaca pelajaran sebelum masuk jam perkuliahan. Kualitas universitas, menurutnya, bergantung pada karya ilmiah para dosen, dan tidak cukup hanya dengan artikel populer; yang dibutuhkan adalah riset akademik yang serius.

Sekjen Lembaga Internasional Ahlulbait (as) menyebut empat indikator utama universitas peradaban:

  1. Produksi ilmu yang bermanfaat dan berpengaruh bagi kemajuan bangsa dan manusia.
  2. Pendidikan manusia berilmu, berkomitmen, dan beriman.
  3. Kemandirian ilmiah dan intelektual.
  4. Orientasi etika dalam lingkungan akademik.

Ia mengingatkan bahwa ilmu tanpa iman dapat melahirkan tragedi sejarah, seperti kejahatan terhadap penduduk asli Amerika dan bangsa Afrika.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha