Berita Hawzah– Terkadang mimpi sedikit menyingkap tabir hakikat sebelum peristiwa terjadi. Dan terkadang, pengabdian seorang pelayan untuk Ahlulbait berlanjut hingga sujud terakhir.
Almarhum Ayatullah al-Uzhma Araki berkata: Suatu malam, dalam mimpi, aku melihat di pekuburan almarhum Haiji Syaikh Abdul Karim Ha'iri sebuah liang lahad telah disiapkan. Dalam mimpi itu, diisyaratkan kepadaku bahwa akan ada seseorang yang dimakamkan di liang lahad tersebut yang dari segi spiritualitasnya setara dengan almarhum pemilik kitab "Jawahir" (maksudnya: penulis kitab "Jawahir al-Kalam", seorang fakih besar).
Keesokan paginya, ketika aku pergi ke pelajaran almarhum Haji Syaikh Abdul Karim Ha'iri, beliau naik ke atas mimbar, dan kemudian berkata: "Haji Syaikh Ibrahim Sahibzamani telah wafat—Qadha ma 'alaihi wa baqiya ma 'alaina (Apa yang menjadi ketetapan baginya telah berlalu, dan apa yang menjadi kewajiban kita masih tersisa). Kita semua bersama-sama pergi untuk menyalatkan jenazah beliau."
Kami semua menghadiri prosesi pemakaman almarhum yang mulia itu, dan akhirnya beliau dimakamkan di pemakaman Haji Syaikh. Kebetulan, seminggu kemudian, almarhum Haji Syaikh Abdul Karim Ha'iri juga wafat.
Almarhum Sahibzamani adalah tinggal di Qom dan seorang penceramah (mubaligh). Dalam setiap ceramahnya, beliau selalu mengingat Imam Zaman (Imam Mahdi) 'alaihissalam. Namun,di akhir usianya, beliau mengalami cacat pada kakinya.
Ada seseorang yang sangat mencintai beliau, hingga ia rela setiap malam Rabu (atau malam Jum'at) menggendong beliau dan membawanya ke Masjid Jamkaran. Orang terhormat ini, yang saat ini menjadi salah seorang imam jemaah di Teheran, berkata: "Almarhum Sahibzamani pada detik-detik terakhir hidupnya berkata: 'Wahai Aba Abdillah (Al-Husain)! Sepanjang umurku aku mengabdi untukmu. Lima menit saja, tolonglah aku.' Dan akhirnya, beliau wafat dalam keadaan bersujud."
Sumber: Ruzaneh-ha-ye Az 'Alam-e Ghaib, halaman 119
Your Comment