Tuesday 2 December 2025 - 14:09
Perlawanan Palestina Berakar dari Al-Qur’an

Hawzah/ Ayatullah Sayyid Hafiz Riaz Hussain Najafi, dalam sebuah pernyataan menyinggung perang Gaza, mengatakan: “Bangsa Palestina memperoleh kekuatan dan keteguhan mereka dari Al-Qur’an. Namun, banyak penguasa Muslim yang lalai dalam memberikan dukungan kepada mereka.”

Berita Hawzah – Ayatullah Hafiz Sayyid Riaz Hussain Najafi, Ketua Perhimpunan Madrasah Syiah Pakistan, dalam sebuah ceramah di Masjid Ali, Lahore, Pakistan, menekankan peran mendasar Al-Qur’an dalam membimbing dan membangkitkan kesadaran masyarakat Islam. Ia menyatakan bahwa sejak awal hingga kini, Al-Qur’an merupakan sumber utama dakwah agama sekaligus mata air kekuatan, keteguhan, dan kebebasan manusia.

Beliau menambahkan bahwa Al-Qur’an menjauhkan manusia dari segala bentuk kekuasaan dan kedudukan yang tidak bersifat ilahi, serta hanya membimbing kepada Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta, Pemilik sejati, dan Pemberi rezeki bagi hamba-hamba-Nya. Menurutnya, banyak kelemahan dan krisis umat Islam bersumber dari menjauhnya mereka dari ajaran murni Al-Qur’an.

Menyinggung peristiwa di Palestina dan perang Gaza, Najafi menegaskan: “Dalam pertarungan yang tidak seimbang ini, kekuatan global secara terang-terangan mendukung rezim Zionis. Namun, rakyat tertindas Palestina dengan inspirasi dari ajaran Al-Qur’an berani berdiri teguh. Sebaliknya, banyak penguasa Muslim takut menunaikan tanggung jawab historis mereka dalam mendukung bangsa Palestina, sehingga lalai menunaikan hak rakyat yang menderita ini.”

Ia menekankan bahwa semangat perlawanan dan ketidakgentaran terhadap selain Allah adalah pelajaran utama yang diajarkan Al-Qur’an kepada orang beriman, dan inilah kekuatan terbesar umat Islam.

Ayatullah Najafi juga menyinggung prinsip moral dan kemanusiaan dalam risalah Nabi Muhammad (Sallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam): “Dalam pandangan Islam, tidak ada orang Arab yang lebih unggul dari non-Arab, dan tidak ada kulit putih yang lebih mulia dari kulit hitam, kecuali berdasarkan takwa dan kedekatan kepada Allah. Rasulullah (Sallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam) menghapus segala bentuk fanatisme suku dan ras, lalu memulai risalahnya dengan pandangan yang setara terhadap seluruh manusia. Pendekatan ini membuat pesan Islam dalam waktu singkat 23 tahun memberi pengaruh besar pada masyarakat dan mendirikan pemerintahan yang kuat, berlandaskan keadilan dan spiritualitas.”

Di akhir, beliau menegaskan bahwa Islam adalah agama yang murni dari segala bentuk fanatisme dan superioritas rasial. Justru karena sifatnya yang universal dan tulus, Islam mampu berkembang dan bertahan sepanjang sejarah.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha