Berita Hawzah– Bertepatan dengan "Ayyamul Fathimiyyah" (Hari-hari Kesyahidan Sayyidah Fathimah), kami persembahkan kepada Anda, para cendekiawan, kutipan pilihan dari pernyataan mendiang Ayatullah Mishbah Yazdi mengenai Khotbah Fadak Sayyidah Fathimah Az-Zahra salamullah 'alaiha.
Sayyidah Fathimah Az-Zahra salāmullāh'alaihā dalam bagian pidato ini berkata: "Jasad Nabi Muhammad Saw masih belum dikebumikan, namun kalian sudah melakukan perbuatan-perbuatan seperti ini." Kemudian, beliau menukil dari perkataan mereka alasan di balik bergegas dan ketergesa- geasaan mereka, dan berkata: "Mengapa kalian melakukan hal ini? {بْتِدَاراً زَعَمْتُمْ خَوْفَ الْفِتْنَةِ},"Kalian bergegas dengan alasan kalian takut akan fitnah/kekacauan."
Artinya, kalian berasumsi demikian dan menampakkan seolah-olah kalian melakukan tindakan ini karena takut akan munculnya kekacauan (fitnah) di antara kaum Muslimin.
Kalian berkata, karena Nabi telah wafat, mungkin akan terjadi perselisihan dan kekacauan di antara umat. Oleh karena itu, untuk mencegah fitnah dan kekacauan, kita harus segera memilih pengganti Nabi agar kaum Muslimin tidak terpecah belah. Dalam menjawab pembenaran ini, Sayyidah Fathimah Az-Zahra salāmullāh'alaihā mengutip dari ayat-ayat Al-Qur'an dan berfirman:
{أَلَا فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُوا}
"Ketahuilah, sesungguhnya mereka sendiri telah jatuh ke dalam fitnah." (Surah At-Taubah: 49)
Ini berarti, pada hakikatnya, kalian sendiri yang telah jatuh ke dalam jurang fitnah tersebut. Allah Swt di dalam Al-Qur'an, dalam situasi dan kasus yang serupa, juga berfirman tentang kaum munafik yang melakukan tindakan dengan alasan takut akan fitnah. Namun Al-Qur'an menegaskan: "Kalian justru berada dalam pusaran fitnah, bukan melarikan diri darinya. Kalian sendirilah yang merupakan fitnah."
Dengan mengutip ayat ini, Hadhrat Fatimah memperingatkan mereka bahwa apa yang kalian sebut sebagai "takut akan fitnah" pada kenyataannya adalah fitnah yang jauh lebih besar.
Kalian beranggapan dengan mendahului dan tergesa-gesa dalam memilih pengganti bagi Nabi, kalian dapat mencegah kekacauan. Namun, perilaku inilah yang memicu fitnah, yang membawa perpecahan dan perselisihan ke dalam umat.
Kemudian, Hadhrat Fatimah mengutip lanjutan ayat Al-Qur'an dan berfirman:
{وَ إِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحیطَةٌ بِالکافِرین}
"Dan sesungguhnya neraka Jahanam pasti meliputi orang-orang kafir." (Surah At-Taubah: 49)
Dengan kata lain, orang-orang yang menginjak-injak kebenaran dengan dalih takut akan fitnah, dan mengambil jalan kebatilan, pada hakikatnya telah menjerumuskan diri mereka sendiri ke dalam jerat fitnah dan azab tersebut.
Ayatullah Misbah kemudian mengajukan sebuah pertanyaan: "Jika saya dan Anda berada di zaman itu, di antara kaum Ansar atau Muhajirin yang hadir di masjid, apa yang akan kita lakukan? Keputusan apa yang akan kita ambil dalam menghadapi ujian seperti itu?". (Apakah kita akan memilih) Mengikuti kebenaran, atau bergabung dengan arus yang tergesa-gesa yang—atas nama menjaga persatuan umat—justru terjatuh ke dalam fitnah itu sendiri?".
Your Comment