Sunday 23 November 2025 - 22:50
Hikmah Sahifah Sajjadiyyah | Apakah Manusia Layak Menerima Ampunan dari Allah Swt?

Hawzah/ Imam Ali Zainal Abidin 'alaihissalam menyatakan bahwa alasan di balik pengampunan Allah Swt adalah sebuah karunia (fadhl) Allah Swt, bukan kelayakan manusia itu sendiri. Sementara itu, azab (hukuman) dikaitkan dengan keadilan Ilahi dan kelayakan manusia untuk menerimanya.

Berita Hawzah- Imam Ali Zainal Abidin 'alaihissalam dalam Shahifah Sajjadiyah memohon kepada Allah Swt dengan berdoa, seperti berikut:

¹{اَللَّهُمَّ إِنْ تَشَأْ تَعْفُ عَنَّا فَبِفَضْلِکَ وَ إِنْ تَشَأْ تُعَذِّبْنَا فَبِعَدْلِکَ}

"Ya Allah, jika Engkau berkehendak untuk memaafkan kami, maka itu adalah karena karunia-Mu. Dan jika Engkau berkehendak untuk menyiksa kami, maka itu adalah karena keadilan-Mu."

Penjelasan:

Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad 'alaihissalam juga telah mengungkapkan pernyataan serupa dalam Doa ke-45 dari Sahifah Sajjadiyah:

{اللَّهُمَّ ... عَفْوُک تَفَضُّلٌ، وَ عُقُوبَتُک عَدْلٌ}

"Ya Allah... ampunan-Mu adalah karunia, dan hukuman-Mu adalah keadilan."

Dengan demikian, Imam Ali As-Sajjad 'alaihissalam menjelaskan bahwa alasan di balik pengampunan Allah Swt adalah sebuah karunia (fadhl) Allah Swt, bukan karena kelayakan manusia itu sendiri. Sementara itu, azab (hukuman) dikaitkan dengan keadilan Ilahi dan karena manusia memang layak menerimanya.

Pertanyaan: "Sesungguhnya, apakah manusia tidak memiliki kelayakan dan kepatutan untuk mendapatkan ampunan dari Allah Swt?".

Untuk memahami ucapan Imam Ali Zainal Abidin 'alaihissalam dengan baik dan menemukan jawaban atas pertanyaan ini, kita merujuk pada salah satu penggalan doa Munajat Al- 'Arifin. Dalam Munajat al-'Arifin (Bisikan Hati Para 'Arif), Imam Ali Zainal Abidin 'alaihissalam Menghadap Allah Yang Maha Tinggi dengan ungkapan sebagai berikut:

{إِلٰهِی قَصُرَتِ الْأَلْسُنُ عَنْ بُلُوغِ ثَنائِکَ کَما یَلِیقُ بِجَلالِکَ}

"Tuhanku, lidah-lidah ini tidak mampu untuk memuji-Mu sebagaimana layaknya Keagungan-Mu."

Berdasarkan ucapan ini, meskipun kita mungkin termasuk orang-orang yang taat beribadah, ibadah kita sesungguhnya tidaklah sepadan dengan Keagungan dan Kebesaran Allah Yang Maha tinggi, dan Yang Maha kuasa. Ini berarti kita tidak mampu menunaikan hak penghambaan (kita) yang layak dan pantas kepada Allah Swt. Maka dari itu, pengampunan dari Allah Swt terhadap kita adalah sebuah karunia (fadhl) dari-Nya.²

Oleh karena itu, Imam Husein 'alaihissalam dalam doa Arafah yang mulia, beliau memohon kepada Allah Swt, seperti ini:

³{إِلَهِی مَنْ کَانَتْ مَحَاسِنُهُ مَسَاوِیَ فَکَیْفَ لَا تَکُونُ مَسَاوِیهِ مَسَاوِیَ}

" Ya Tuhanku, barang siapa kebaikan-kebaikannya (amal salehnya) dianggap sebagai keburukan (kekurangan), maka bagaimana mungkin keburukan-keburukannya (dosa-dosanya) tidak dianggap sebagai keburukan?"

Tentu saja, penggalan ucapan Imam Husein 'alaihissalam serta pernyataan serupa lainnya bukan berarti beliau memiliki aib atau kekurangan. melainkan ucapan Beliau berasal dari pemahaman yang mendalam dari doa ini:

⁴{یَا مَنْ أَلْبَسَ أَوْلِیَاءَهُ مَلاَبِسَ هَیْبَتِهِ فَقَامُوا بَیْنَ یَدَیْهِ مُسْتَغْفِرِینَ}

"Wahai Dzat yang memakaikan para wali-Nya pakaian wibawa (haybah) dan Keagungan-Nya, lalu mereka berdiri di hadapan-Nya sambil memohon ampun (mustaghfirin)."

Penyampaian seperti ini dalam perkataan para Imam Maksum 'alaihimussalam muncul karena mereka tenggelam dalam keagungan dan kebesaran Allah Swt. Siapa pun yang mencapai maqam spiritual ini akan menganggap dirinya dan semua amal ibadahnya itu tidak berarti, karena ia senantiasa melihat dirinya (kecil) di hadapan (keagungan) Allah Swt. Oleh karena itu, pengampunan ('afw) dari Allah Swt adalah sebuah Karunia (Fadl)-Nya, dan bukan karena kita layak dan pantas menerimanya.

Catatan Kaki:

1. Shahifah Sajjadiyah, Doa ke-10.
2. "Karunia (Faḍl), adalah porsi yang melebihi kelayakan dan yang dimaksud." (Ṭāleqānī, Maḥmūd, Partovī az Qur’ān, hlm. 236)
3. Doa 'Arafah.
4. Kulliyat Mafatih al-Jinan (Kumpulan Doa-doa).

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha