Berita Hawzah - Hujjatul-Islam wal-Muslimin Muhsin Qira’ati pada hari Selasa, 28 Oktober 2025, dalam pertemuan Dewan Tinggi Pengembangan dan Penyebaran Budaya Pelaksanaan Salat yang dihadiri oleh Alireza Kazemi, Menteri Pendidikan, menekankan pentingnya teladan Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam pelaksanaan salat. Beliau berkata: “Ketika Pemimpin Besar Revolusi Islam berdiri untuk salat bersama para siswa, tindakan ini menunjukkan perhatian mendalam beliau terhadap pendidikan agama generasi mendatang. Tindakan ini menjadi pesan budaya tertinggi bagi semua imam Jumat, para ulama, dan para pemimpin negara untuk menjadi imam bagi anak-anak dan remaja.”
Kepala Markas Besar Penyelenggaraan Salat menegaskan bahwa penyebaran budaya salat tidak cukup hanya dengan penerbitan peraturan: “Isu seperti salat dan hijab harus disebarkan melalui perilaku dan praktik nyata, bukan hanya perintah administratif. Jika masyarakat melihat efek salat dan hijab dalam perilaku kita, pengaruhnya akan abadi di masyarakat.”
Hujjatul-Islam wal-Muslimin Qira’ati menambahkan: “Saat ini saya menghabiskan sebagian besar waktu saya untuk berdialog dan mengajar para talib (pencari ilmu) muda serta mahasiswa guru di Universitas Pendidikan, karena kelompok ini secara langsung berperan dalam membentuk budaya umum dan pendidikan agama generasi masa depan.”
Beliau menekankan kembali: “Mengabaikan salat berarti mengabaikan jiwa masyarakat. Kita harus menampilkan wajah sejati agama kepada masyarakat dan meningkatkan pemahaman tentang salat. Hanya dengan cara ini, budaya pelaksanaan salat dapat tertanam secara mendalam dan berkelanjutan dalam kehidupan sosial.”
Your Comment