Tuesday 28 October 2025 - 10:16
Akhlak Qur'an | Jalan Menuju Pertemuan dengan Imam Zaman Afs

Hawzah/ Allah SWT dalam Hadis Mi'raj memperkenalkan sebuah tolok ukur yang mana dengan berpegang teguh padanya, dapat membuka mata kita untuk melihat keindahan cahaya Imam Mahdi Afs.

Kantor Berita Hawzah | Al-Qur'an al-Karim mengatakan "Ridha Allah SWT" sebagai pemilik pahala yang paling tinggi (dari amalan-amalan yang lainnya) bagi orang-orang beriman, dan itu sesuai dengan firman Allah SWT:

وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِینَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِی مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِینَ فِیهَا وَمَسَاکِنَ طَیِّبَةً فِی جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَکْبَرُ ذَلِکَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِیمُ¹

"Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga Adn. Dan keridaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar."

Penjelasan:

Di antara semua karunia duniawi dan ukhrawi, Keridhaan Ilahi-lah yang menduduki derajat paling tinggi. Dengan kata lain, jika seseorang dalam urusannya hanya mencari ridha Allah, maka sungguh ia telah memperoleh semua nikmat, anugerah, dan pahala duniawi serta ukhrawi untuk dirinya sendiri.

Jika seseorang beramal bukan untuk mencari ridha Allah, maka tidak ada yang akan ia peroleh selain kerugian dan penyesalan; karena manusia sepanjang hidupnya selalu dihadapkan pada tiga jenis keridhaan: ridha nafsu, ridha makhluk, dan ridha Allah.

Sungguh, jika mencari ridha nafsu dan ridha makhluk, selama masih dalam bingkai ridha Allah, maka tidak akan menjadi sebuah masalah. Namun, jika perbuatan manusia dilakukan untuk selain mencari ridha Allah, maka itu akan mengakibatkan kerugian duniawi dan ukhrawi.

Seorang dari penduduk Kufah dalam suratnya bertanya kepada Imam Husain as tentang apa kebaikan dunia dan akhirat.

Imam Husain as setelah memuji Allah, lalu beliau menjawab dalam sabdanya:

"Barangsiapa yang mencari ridha Allah dengan (mengabaikan) ketidaksenangannya manusia, maka Allah akan mencukupinya dari urusan-urusannya dengan manusia. Dan barangsiapa yang mencari ridha manusia dengan (mendatangkan) kemurkaan Allah, maka Allah akan menyerahkannya kepada manusia tersebut."²

Dan sungguh, jika seseorang dibiarkan sendiri atau diserahkan kepada manusia yang menjadi segala perhatian dan tujuannya adalah ridha mereka, maka ia telah kehilangan seluruh keberadaan dan hartanya.


Jalan Pertemuan dengan Imam Zaman Afs

Dalam Doa Nudbah, kita berseru kepada Imam Zaman Afs:

هَلْ إِلَیْکَ یَابْنَ أَحْمَدَ سَبِیلٌ فَتُلْقی؟

"Wahai putra Ahmad! Adakah jalan untuk menemuimu?"

Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan ini, kita merujuk pada Hadis Mi'raj yang mulia ini. Dalam sebagian hadis ini, disebutkan pahala bagi orang yang beramal untuk mencari ridha Allah.

Allah berkata kepada Nabi Muhammad (saw):

:فَمَنْ عَمِلَ بِرِضَایَ أُلْزِمُهُ ثَلَاثَ خِصَالٍ


"Barangsiapa yang beramal demi ridha-Ku, Aku akan melekatkan padanya tiga sifat: ..."

Sifat ketiga adalah sebagai berikut:

مَحَبَّةً لَا یُؤْثِرُ عَلَی مَحَبَّتِی مَحَبَّةَ الْمَخْلُوقِینَ فَإِذَا أَحَبَّنِی أَحْبَبْتُهُ وَ أَفْتَحُ عَیْنَ قَلْبِهِ إِلَی جَلَالِی وَ لَا أُخْفِی عَلَیْهِ خَاصَّةَ خَلْقِی³

"(Aku akan anugerahkan kepadanya) sebuah kecintaan yang mana dia tidak akan mengutamakan cinta makhluk terhadap cinta-Ku. Maka ketika ia mencintai-Ku, Aku pun akan mencintainya, dan Aku (Allah) akan bukakan mata hatinya menuju keagungan-Ku, dan Aku tidak akan menyembunyikan kekasih-kekasih pilihan-Ku darinya."

"Adakah seseorang yang mengetahui hamba yang lebih istimewa dari Imam Zaman afs di masa kini?."

Di era kegaiban (ghaibah), dengan berdasarkan maslahat tertentu, Allah SWT menempatkan Imam zaman kita di balik tirai kegaiban, maka dari itu-lah, Allah SWT menjadikan syarat ini (فَمَنْ عَمِلَ بِرِضَایَ - barangsiapa yang beramal demi ridha-Ku) sebagai tolok ukur dan standar untuk kita dapat— sesuai dengan maslahat Ilahi—dipertemukan dengan sang kekasih (Imam Zaman Afs).

"Siapa pun yang berhasil menemuimu,
Dalam semalam, segala persoalannya akan terpecahkan."


Catatan Kaki:

1. Surah At-Taubah, Ayat 72.
2. Bihar al-Anwar, jilid 68, halaman 208.

قَالَ اَلصَّادِقُ عَلَیْهِ السَّلاَمُ: «أَنَّ رَجُلاً مِنْ أَهْلِ اَلْکُوفَةِ کَتَبَ إِلَی أَبِی اَلْحُسَیْنِ بْنِ عَلِیٍّ عَلَیْهِ السَّلاَمُ یَا سَیِّدِی أَخْبِرْنِی بِخَیْرِ اَلدُّنْیَا وَ اَلْآخِرَةِ فَکَتَبَ صَلَوَاتُ اَللَّهِ عَلَیْهِ بِسْمِ اَللّهِ اَلرَّحْمنِ اَلرَّحِیمِ أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ مَنْ طَلَبَ رِضَا اَللَّهِ بِسَخَطِ اَلنَّاسِ کَفَاهُ اَللَّهُ أُمُورَ اَلنَّاسِ وَ مَنْ طَلَبَ رِضَا اَلنَّاسِ بِسَخَطِ اَللَّهِ وَکَلَهُ اَللَّهُ إِلَی اَلنَّاسِ وَ اَلسَّلاَمُ

3. Bihar al-Anwar, jilid 74, halaman 21.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha