Tuesday 28 October 2025 - 12:47
Akhlak Qur'an | Mengapa Menjaga Amanah Lebih Penting Daripada Shalat yang Lama?

Hawzah/ "Jangan lihat pada panjangnya shalat seseorang, tetapi lihatlah pada ketepatannya dalam menjaga amanah." Sabda Imam Ja'far As-Shadiq as. ini menunjukkan bahwa amanah adalah tolok ukur utama untuk mengenal seseorang.

Berita Hawzah | Salah satu perintah penting dalam Islam adalah perhatian terhadap amanah dan menjaga amanah itu. Al-Qur'an berkenaan dengan hal ini berfirman:

إِنَّ اللَّهَ یَأْمُرُکُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَیٰ أَهْلِهَا¹

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,"

Penjelasan:

Persoalan penting mengenai amanah dapat dilihat dari dua sudut pandang: yang pertama, amanah duniawi yang mana itu sesama manusia saling menaruh kepercayaan satu sama lainnya, dan yang kedua, amanah maknawi yang mana Allah SWT sendiri yang menaruh kepercayaan itu kepada seluruh manusia. Kedua jenis amanah ini sama-sama menempati posisi yang paling istimewa di dalam Islam.

Amanah Duniawi

Mengenai sensitivitas dan urgensi amanah duniawi, cukup diketahui bahwa dalam menunaikan dan memenuhi amanah—sama sekali tidak ada perbedaan apakah itu amanah dari seorang kawan maupun dari seorang musuh.

Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad as dalam hal ini bersabda:

"Berbahagialah Anda (karena telah mengembalikan amanah kepada pemiliknya). Demi Dzat yang telah mengutus Muhammad SAW dengan kebenaran sebagai seorang Nabi, seandainya pembunuh ayahku— Imam Husein as — menitipkan pedangnya yang itu ia gunakan untuk membunuh ayahku sebagai amanah kepadaku (dan aku menerimanya), niscaya aku tidak akan berkhianat dalam menjaganya."²

Dalam peristiwa Perang Khaibar yang terjadi pada tahun ketujuh Hijriah, persediaan logistik pasukan Islam habis. Mereka berada dalam kesulitan yang sangat besar dalam hal pasokan makanan, hingga untuk mengatasi kelaparan, mereka terpaksa memakan daging hewan seperti kuda, bagal, dan lainnya (yang hukum dagingnya adalah makruh). Dalam kondisi seperti ini, mereka melihat seorang penggembala yang menggiring domba-domba milik orang Yahudi dari padang pasir menuju benteng-benteng. Pasukan Islam ingin merampas domba-domba tersebut sebagai harta rampasan perang (ghanimah). Namun, sang penggembala berkata: "Domba-domba ini adalah amanah yang dititipkan kepadaku." Meskipun dihadapkan pada ratusan prajurit yang kelaparan, Nabi Muhammad SAW dengan tegas bersabda: "Dalam agama kami, mengkhianati amanah adalah salah satu dosa terbesar. Kamu wajib membawa semua domba ini hingga ke pintu benteng dan menyerahkannya kepada pemiliknya." Mendengar keteguhan prinsip ini, sang penggembala pun memeluk Islam. Ia menyerahkan domba-domba tersebut kepada pemiliknya, kemudian bergabung dengan pasukan Islam dan berperang melawan orang-orang Yahudi hingga ia gugur sebagai syahid.³

Standar untuk Mengenal Seseorang

Salah satu tolok ukur yang telah di jelaskan oleh Imam Ja'far As-Shadiq as untuk menilai seseorang adalah menjaga amanah; bahkan beliau bersabda:

"Janganlah kalian melihat terhadap panjangnya rukuk dan sujud seseorang, karena hal itu adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaannya. Seandainya ia meninggalkannya, ia akan merasa gelisah karenanya; tetapi, lihatlah kejujuran dalam ucapannya dan menuaikan amanahnya."

Pekerjaan dan Tanggung Jawab Setiap Orang adalah Amanah di Pundaknya

Hal yang tidak boleh diabaikan adalah bahwa amanah-amanah duniawi tidak hanya terbatas pada harta yang dipercayakan orang lain kepada kita. Pekerjaan dan tanggung jawab yang diterima seseorang juga merupakan amanah di tangannya, dan ia harus waspada dalam menunaikannya.

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as setelah Perang Jamal dalam suratnya kepada Al-Asy'ats bin Qais, gubernur Azerbaijan, menulis sebagai berikut:

إِنَّ عَمَلَکَ لَیْسَ لَکَ بِطُعْمَةٍ وَ لَکِنَّهُ فِی عُنُقِکَ أَمَانَةٌ⁵

"Sesungguhnya jabatanmu (sebagai gubernur) ini bukanlah harta rampasan (yang bisa kau nikmati seenaknya), tetapi ia adalah amanah yang berada di lehermu."

Betapa banyak, jika para pejabat dan—secara umum—setiap orang yang memikul suatu tugas dalam masyarakat memiliki pandangan seperti ini terhadap posisi dan kewajibannya, permasalahan-permasalahan masyarakat akan terselesaikan dengan sendirinya.

Dan terakhir, urgensi pembahasan ini semakin diperkuat dengan sabda-Nya Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as, sebagai berikut:

مَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ لاَ إِیمَانَ لَهُ⁶

"Barang siapa yang tidak memiliki amanah (sifat amanah), maka ia tidak memiliki iman."

Catatan Kaki:

1. Surah An-Nisa', Ayat 58.
2. Misykah al-Anwar, karya Ath-Thabarsi, jilid 3, halaman 142.
3. As-Sirah an-Nabawiyyah karya Ibnu Hisyam, jilid 3, halaman 345 dan Furugh Abadiyyat, jilid 2, halaman 247.
4. Al-Kafi, karya Al-Kulaini, jilid 2, halaman 105.
5. Nahj al-Balaghah, Surat Nomor 5.
6. Ghurar al-Hikam, karya Al-Amidi, jilid 1, halaman 587.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha