Dilansir dari Berita Hawzah, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, dalam pesannya kepada Konferensi Nasional ke-32 tentang Salat, menekankan pentingnya pemanfaatan alat dan teknologi modern dalam mempromosikan dan mengajarkan salat. Beliau juga menekankan perlunya menjelaskan keindahan batin dari salat serta komitmen terhadapnya, baik oleh lembaga dakwah maupun para ulama dan masyarakat beriman.
Kita hidup di era di mana sudah jelas bagi semua bahwa media massa, selain menjadi sarana hiburan dan rekreasi masyarakat, juga berperan penting dalam pendidikan dan pengembangan pemikiran sosial. Oleh karena itu, media memiliki potensi besar untuk berperan sebagai alat utama dalam pendidikan dan pembentukan pola pikir generasi baru.
Terutama dalam konteks pengenalan dan penyebaran nilai-nilai luhur seperti salat, yang dalam hadis disebut sebagai “tiang agama”, diperlukan pendekatan yang kreatif, artistik, dan efektif dalam memanfaatkan media dan teknologi komunikasi modern.
Peran Media dalam Masyarakat Islam untuk Penyebaran Nilai-Nilai Keagamaan
Dr. Mehdi Islami, anggota Dewan Ilmiah di Pusat Penelitian Imam Shadiq (AS), menegaskan bahwa semakin optimal media berfungsi dalam masyarakat Islam, semakin baik pula hasilnya dalam penyebaran ajaran dan nilai-nilai agama. Dengan izin Allah, hal ini dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan spiritual dan moral masyarakat.
Ia juga menekankan pentingnya berpegang pada pedoman para pemimpin revolusi dan para ulama besar dalam menyebarkan nilai-nilai salat. Menurutnya, di tengah perang budaya yang dilancarkan musuh melalui media modern untuk mengubah nilai-nilai dan merusak gaya hidup Islami, kita (pengguna sosial media) harus memahami audiens dengan baik serta menyesuaikan pendekatan mereka dengan kondisi dan kebutuhan zaman, agar dapat menyampaikan ajaran Al-Qur’an dan Ahlul Bait (AS) dengan efektif.
Beberapa Gagasan dan Pendekatan Media dalam Mempromosikan Salat
Dr. Islami menyebut bahwa media memiliki misi penting di masyarakat Islam, seperti mendidik, menumbuhkan pemikiran, memberi bimbingan, meningkatkan kesadaran sosial, serta membangun pertumbuhan budaya dan spiritual.
Ia menambahkan beberapa strategi, antara lain: membuat konten pendidikan tentang wudhu dan shalat dalam bentuk video, animasi, dan audio; menyediakan aplikasi dengan fitur penunjuk kiblat dan jadwal salat; mengembangkan permainan dan kompetisi interaktif dengan sistem penghargaan untuk mendorong pembelajaran nilai-nilai agama; serta memproduksi konten kreatif seperti podcast, video pendek, infografis, dan klip visual bertema shalat, khususnya untuk generasi muda.
Memaksimalkan Semua Potensi Media
Mostafa Goudarzi, dosen literasi media dan pembuat film dokumenter, menyatakan bahwa salat adalah tiang agama dan bentuk tertinggi dari ibadah spiritual kepada Allah SWT. Ia menekankan perlunya memanfaatkan seluruh potensi seni dan media untuk menampilkan keutamaan salat dan perannya dalam sistem keyakinan umat Islam.
Menurutnya, meski dalam beberapa tahun terakhir sudah ada film dokumenter yang cukup baik tentang nilai-nilai keagamaan, tetapi mengingat pentingnya salat, diperlukan karya yang lebih banyak, lebih berkualitas, dan melibatkan para seniman serta lembaga kebudayaan untuk memperluas jangkauan dan pengaruh pesan salat, termasuk melalui siaran televisi.
Kewajiban di Era Media Modern
Goudarzi menegaskan bahwa kita hidup di zaman media, di mana media massa telah menjadi bagian tak terpisahkan dan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Informasi yang disampaikan media dapat membentuk pola pikir, perilaku, dan bahkan emosi masyarakat, termasuk anak-anak dan remaja.
Ia menambahkan bahwa meskipun media sosial dan platform digital terus berkembang pesat, televisi nasional masih memiliki peran yang sangat penting, terutama dalam pembentukan budaya publik. Karena itu, Imam Khomeini (RA) pernah menyebut media nasional sebagai “universitas bagi seluruh rakyat”.
Laporan oleh: Sayyid Mohammad Mahdi Mousavi
Your Comment