Berita Hawzah - Salat dan bermunajat di tengah malam bersama Sang Kekasih Sejati memiliki kedudukan yang istimewa. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an:
«تَتَجَافَی جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ یَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ یُنْفِقُونَ؛ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِیَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْیُنٍ جَزَاءً بِمَا کَانُوا یَعْمَلُونَ.»
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka." Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (Q.S. sajadah, ayat 16-17)
Penjelasan:
Setiap pecinta sejati mendambakan saat-saat yang sunyi bersama Sang Kekasih, dan senantiasa memanfaatkan setiap kesempatan untuk bersanding serta berbisik mesra dengan Sang Maha Dicinta. Setiap detik yang terlewatkan tanpanya, akan memenuhi seluruh relung jiwanya dengan duka dan nestapa yang mendalam; sebab ia telah kehilangan momen kebersamaan dengan Sang Kekasih, dan hal ini bagi seorang pencinta sejati merupakan kerugian yang amat besar.
Jika ada yang mengaku pecinta namun tak merasakan demikian, maka ia bukanlah pecinta sejati, atau setidaknya ia belum memahami hakikat dan tata cara mencinta yang sesungguhnya.
Allah SWT berkata kepada Nabi Musa 'alaihis salam:
«یَا اِبْنَ عِمْرَانَ، کَذَبَ مَنْ زَعَمَ أَنَّهُ یُحِبُّنِی فَإِذَا جَنَّهُ اَللَّیْلُ نَامَ عَنِّی أَ لَیْسَ کُلُّ مُحِبٍّ یُحِبُّ خَلْوَةَ حَبِیبِهِ.»
"Wahai putra Imran! Sungguh telah berdusta orang yang mengira mencintai-Ku, namun ketika malam tiba (ia terlelap) dan lalai dari mengingat-Ku. Bukankah setiap pecinta sejati senantiasa rindu akan saat-saat mesra bersama Kekasihnya?" (Kitab Wasail Sy'iah jil.7 hal.77).
Sungguh, betapa indah dan mengagumkan. Tuhan yang merindukan keheningan bersama kekasih-Nya, Tuhan yang mengizinkan hamba-Nya untuk bermunajat dalam kesunyian, Dialah Tuhan yang dalam Al-Qur'an diperkenalkan dengan firman-Nya:
«هُوَ اللَّهُ الَّذِی لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَیْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِیمُ.»
"Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.l"(Q.S al-hasyr, ayat 22).
«هُوَ اللَّهُ الَّذِی لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِکُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَیْمِنُ الْعَزِیزُ الْجَبَّارُ الْمُتَکَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا یُشْرِکُونَ.»
"Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan" (Q.S al-hasyr, ayat 23).
«هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَی یُسَبِّحُ لَهُ مَا فِی السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِیزُ الْحَکِیمُ.»"Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana"(Q.S al-hasyr, ayat 24).
Maka sungguh amat aneh jika seorang hamba tidak memenuhi panggilan untuk bermunajat dengan Sang Kekasih nan Agung di tengah kesunyian malam, justru tenggelam dalam lelapnya kelalaian. Rasulullah Saw menggambarkan keindahan berjaga di penghujung malam untuk bermunajat kepada Allah SWT, Beliau berkata:
«اِذا قـامَ الْعَبْدُ مِنْ لَذیذِ مَضْـجَعِهِ وَالنُّعـاسُ فِی عَیْنَـیْهِ لِیُـرْضِیَ رَبَّـهُ جَلَّ وَ عَزَّ بِصَـلاةِ لَیْلِهِ، بـاهَی اللّهُ بِهِ مَلائِـکَتَهُ، فَقـالَ: اَمـا تَرَوْنَ عَـبْدی هذا، قَدْ قـامَ مِنْ لَذیذِ مَضْـجَعِهِ اِلی صَـلاةٍ لَمْ اَفْـرُضْها عَـلَیْهِ اِشْـهَدُوا اَنِّی قَـدْ غَفَـرْتُ لَهُ.»
"Ketika seorang hamba bangkit dari tempat tidurnya yang nyaman,dengan mata yang masih berat diterpa kantuk, demi melaksanakan shalat malam untuk meraih ridha Rabbnya, Allah pun mengagungkannya di hadapan para malaikat, seraya berkata: Tidakkah kalian lihat hamba-Ku ini? Ia rela meninggalkan ranjangnya yang nyaman untuk menegakkan shalat yang tak pernah Kuwajibkan atasnya. Saksikanlah bahwa Aku telah mengampuninya" (Kitab Wasail as-syi'ah jil.8 hal.158).
Dan barangsiapa yang telah dihiasi dengan cinta dan rindu yang hakiki—sesuai yang dikehendaki Allah—serta menempuh jalan penghambaan dengan benar, tiada yang mengetahui,bahwa kekasih yang kekal dan abadi itu telah menyiapkan ganjaran dan pahala yang begitu besar baginya. Demikian kebersamaan dan bisikan mesra bersama Sang Kekasih di kesunyian malam itu sendiri telah menjadi puncak kebahagiaan bagi setiap pencinta sejati.
Your Comment