Friday 12 December 2025 - 16:45
Cermin Kenabian: Bagaimana Para Pengikut dan Pecinta Sayyidah Fathimah (as) Menjadi Ahli Surga?

Hawzah/ Di Hari Kiamat, syafaat Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihassalam adalah bagaikan matahari yang bersinar terang. Beliau tidak hanya memisahkan anak-anak dan pengikutnya, tetapi para pencintanya juga. Seperti seekor burung yang memilih biji-biji terbaik, beliau memisahkan mereka untuk menunjukkan kedudukan dan tempat mereka yang mulia.

Berita Hawzah, bertepatan dengan hari kelahiran Sayyidah Fathimah salamullah'alaiha, berikut adalah sebagian dari penjelasan almarhum Ayatullah Misbah Yazdi tentang kepribadian wanita agung dua alam ini.

Di antara semua pemberi syafaat di Hari Kiamat, nama Fathimah Az-Zahra alaihas salam bersinar bagaikan matahari yang gemilang. Hal ini karena banyak riwayat sahih dari Rasulullah Saw dan para Imam Maksum alaihimussalam yang menjelaskan syafaat yang luar biasa dan dahsyat yang dimiliki beliau.

Syafaat yang begitu luas, yang tidak hanya mencakup para pecinta beliau dan para pengikut keturunannya yang suci, tetapi juga meliputi semua orang yang mencintai sahabat-sahabat beliau, atau bahkan sahabat dari sahabat-sahabat beliau.

Dalam kesempatan ini, kami akan menyebutkan ringkasan beberapa hadis mulia yang menggambarkan syafaat menyeluruh Beliau di padang mahsyar, untuk tabarruk dan keberkahan:

1. Dalam suasana yang penuh keributan dan kegelisahan, tiba-tiba terdengar suara yang menggema dari Malaikat Jibril yang yang meredam semua suara dan kebisingan itu: «غَضُّوا اَبْصارَکُمْ حَتّی تجوزَ فاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّد», "Tundukkanlah pandangan kalian sampai Fathimah binti Muhammad lewat."

Setelah perintah ini, tidak ada seorang pun—baik itu para Nabi, Shiddiqin, atau Syuhada—yang tidak menundukkan pandangannya untuk mengormati-Nya.

Unta Fathimah, yang dipandu oleh Jibril, melewati Padang Mahsyar hingga akhirnya berhenti di hadapan Arsy Tuhan. Fatimah turun dari untanya dan mulai mengungkapkan keluh kesahnya.

Setelah Sayyidah Fathimah berkeluh kesah, terdengar suara dari Allah swt, yang berkata: «یا حَبیبَتی! سَلینی تُعْطَیْ، و اشْفَعی تَشَفَّعی، فَوَ عِزَّتی وَ جَلالی لَاُجازیَنَّ ظُلْمَ کُلِّ ظالم», "Wahai kekasih-Ku! Dan wahai putri kekasih-Ku! Mintalah, niscaya kau akan diberi; berilah syafaat, niscaya syafaatmu akan diterima. Demi Kekuasaan dan Keagungan-Ku, sungguh Aku sendiri yang akan membalas kezaliman setiap orang zalim."

Sayyidah Fathimah pun berkata: «اِلهی وَسَیِّدی! ذُرِیّتی وَ شیعَتی و شیعةُ ذُرّیَّتی و مُحِبّی و مُحِبِّ ذُرّیَّتی», "Wahai Tuhanku dan Tuanku! Keturunanku (dzurriyyati) dan pengikutku dan pengikut keturunanku, serta para pencintaku dan para pencinta keturunanku."

Setelah permintaan Sayyidah Fathimah, terdengar suara dari Allah Yang Maha Pengasih yang berkata: «اَیْنَ ذُرّیَّةُ فاطِمَةَ وَ شیعَتُها، و مُحِبُّوها و مُحِبُّو ذُرّیَّتِها؟», "Di mana keturunan Fatimah, pengikut-pengikutnya, pencinta-pencintanya, dan pencinta keturunannya?"

Maka seketika itu juga, para malaikat mengelilingi mereka. Fathimah, di barisan terdepan mereka, bergerak menuju surga, dan mereka, mengikuti Fathimah, memasuki surga tertinggi!

2. Ribuan malaikat membawa Sayyidah Fathimah 'alaihassalam di atas sayap-sayap mereka dari padang Mahsyar, hingga menurunkan beliau di depan pintu surga. Kemudian, Sayyidah Fathimah 'alaihassalam berhenti dan tidak masuk ke dalam surga dan perhatian mata beliau tertuju ke arah padang Mahsyar.

Kemudian Allah Swt berkata kepada-Nya: "Wahai putri kekasih-Ku! Apa sebab engkau berhenti, padahal Aku telah memberimu izin untuk memasuki surga?". Kemudian, SayyidahFathimah berkata: "Tuhanku! Aku ingin agar kedudukan dan kemuliaanku pada hari ini diketahui semua makhluk." Lalu, Allah Swt berkata kepada-Nya: "Wahai Fathimah! Perhatikanlah hati setiap orang yang berada di Padang Mahsyar, dan di hati siapa pun yang engkau dapati sebutir (sejumput) kecintaan padamu dan anak-anakmu, peganglah tangannya dan berikan ia tempat di Surga!"

Menyahuti seruan ini, Sayyidah Fathimah 'alaihassalam pun memisahkan para pecinta dan pengikut setianya dari kerumunan manusia, seperti burung yang memilih biji-bijian yang baik dan bermutu.

Sumber: Buku "Jami Zulal al-Kautsar", hal. 29 dan 30.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha