Monday 1 December 2025 - 21:55
Hikmah Nahjul Balaghah | Mensyukuri Nikmat Lebih Tinggi Daripada Nikmat Itu Sendiri

Hawzah/ Salah satu ajaran yang dapat menghasilkan buah yang melimpah dalam kehidupan duniawi dan ukhrawi manusia adalah bersyukur dan berterima kasih atas nikmat-nikmat yang datang dari Allah SWT. Terdapat beberapa poin penting dalam hal ini yang jika diperhatikan, akan membuat manusia meraih keberkahan dunia dan akhirat tersebut.

Berita Hawzah- Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib 'alaihissalam dalam Nahjul Balaghah, tentang pentingnya bersyukur, bersabda:

¹{إِذَا وَصَلَتْ إِلَيْكُمْ أَطْرَافُ النِّعَمِ، فَلَا تُنَفِّرُوا أَقْصَاهَا بِقِلَّةِ الشُّكْرِ}

"Apabila permulaan nikmat telah sampai kepada kalian, maka janganlah kalian menghalau kelanjutan-nya(nikmat-nikmat) karena sedikitnya rasa syukur."

Penjelasan:

Salah satu ajaran yang menghasilkan buah melimpah dalam kehidupan duniawi dan ukhrawi manusia adalah bersyukur dan berterima kasih atas nikmat-nikmat yang datang dari Allah SWT.

Dalam sebuah riwayat yang sangat indah dan jarang didengar, Imam Ali Al-Hadi 'alaihissalam bersabda:

²{اَلشَّاكِرُ أَسْعَدُ بِالشُّكْرِ مِنْهُ بِالنِّعْمَةِ الَّتِي أَوْجَبَتِ الشُّكْرَ، لِأَنَّ النِّعَمَ مَتَاعٌ وَالشُّكْرَ نِعَمٌ وَعُقْبَى}

"Orang yang bersyukur lebih berbahagia dengan rasa syukurnya daripada dengan nikmat yang mewajibkan syukur itu. Karena nikmat adalah kesenangan yang fana, sedangkan syukur itu sendiri adalah nikmat dan akibat (yang abadi)."

Benar, sesungguhnya "syukur" itu sendiri adalah sebuah nikmat, dan ia abadi. Sebuah nikmat yang justru menyebabkan bertambahnya nikmat, karena Allah Swt telah berfirman:

³{لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ}

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti akan Kutambah (nikmat-Ku) kepadamu."

Nilai dari rasa syukur dan terima kasih ini sangatlah tinggi, sehingga menurut sabda Imam Ali bin Abi Thalib 'alaihissalam, janji ilahi ini (= penambahan nikmat) akan terwujud bahkan sebelum kata syukur terucap dari lisan:

⁴{مَا أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَى عَبْدٍ نِعْمَةً فَشَكَرَهَا بِقَلْبِهِ إِلَّا اسْتَوْجَبَ الْمَزِيدَ قَبْلَ أَنْ يُظْهِرَ شُكْرَهُ عَلَى لِسَانِهِ}

"Tidaklah Allah memberikan suatu nikmat kepada seorang hamba(nya), lalu hamba itu mensyukurinya dalam hatinya, melainkan ia berhak mendapatkan penambahan (nikmat) sebelum ia mengucapkan rasa syukurnya dengan lidahnya."

Namun, ada dua poin penting yang tidak boleh kita lupakan:

Pertama, sesungguhnya semua telah diuraikan tentang keutamaan syukur adalah bukti dari rahmat Allah Yang Maha Luas dan Maha Pemurah. Karena jika bukan karena rahmat-Nya, bagaimana mungkin manusia ini mampu bersyukur, sedangkan Sayyidus Sajidin, Imam Ali Zainal Abidin 'alaihissalam bersabda dalam doanya:

⁵{فَکَیْفَ لِی بِتَحْصِیلِ الشُّکْرِ وَ شُکْرِی إِیَّاکَ یَفْتَقِرُ إِلَی شُکْرٍ، فَکُلَّمَا قُلْتُ لَکَ الْحَمْدُ وَجَبَ عَلَیَّ لِذَلِکَ أَنْ أَقُولَ لَکَ الْحَمْدُ}

"Maka bagaimana aku dapat memperoleh rasa syukur, padahal rasa syukurku kepada-Mu itu sendiri membutuhkan syukur (lagi)? Maka, setiap kali aku berkata, 'Segala puji bagi-Mu (al-Hamdu)', wajib atasku untuk mengatakan (lagi), 'Segala puji bagi-Mu (al-Hamdu)' karena (kemampuan mengucapkan) itu."


” Tangan dan lisan siapakah yang mampu,”
”untuk menunaikan kewajiban bersyukur kepada-Nya?”⁶


Dan poin penting kedua adalah: Jangan pernah melupakan hakikat syukur yang sebenarnya; karena hakikat syukur adalah menjauhi segala sesuatu yang tidak diridhai oleh Allah SWT.

Imam Ja'far Ash-Shadiq 'alaihissalam bersabda mengenai hal ini:

⁷{شُكْرُ النِّعْمَةِ اجْتِنَابُ الْمَحَارِمِ}

"Syukur atas nikmat adalah menjauhi segala yang diharamkan-Nya."

Wa minallāhit taufīq, (Dan hanya dari Allah-lah segala taufik.).


Catatan Kaki:

1. Hikmah ke-13, Nahjul Balaghah.
2. Tuhaf al-'Uqul, jilid 1, halaman 483.
3. Surah Ibrahim, ayat 7.
4. Wasā'il asy-Syī'ah, jilid 16, halaman 311.
5. Munajat asy-Syākirīn (Doa Orang-Orang yang Bersyukur), dari Shahifah Sajjadiyah.
6. Gulistān-e Sa'dī.
7. Ushūl al-Kāfī, jilid 2, halaman 95.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha