Tuesday 25 November 2025 - 21:42
Fatimah Zahra Teladan Pilihan Sadar

Hawzah/ Ayatullah Hosseini Bushehri menegaskan bahwa Sayyidah Fatimah Zahra (salamullahi 'alaiha) adalah teladan dalam memilih secara sadar. Beliau menyatakan: “Pilihan yang diambil oleh Sayyidah Zahra (salamullahi 'alaiha) adalah pilihan yang berlandaskan kesadaran, pengetahuan, dan keridhaan Ilahi.”

Berita Hawzah – Ayatullah Sayyid Hasyim Hosseini Bushehri, anggota Majelis Khobregan Rahbari mewakili rakyat Provinsi Boushehr, pada Minggu malam dalam acara perpisahan dengan seorang syahid tanpa nama di desa Sarmestan, Iran, menyampaikan penghargaan kepada seluruh lembaga, pejabat, dan masyarakat. Ia berkata: “Saya dengan tulus berterima kasih kepada gubernur, imam-imam Jumat di kabupaten Dayyer, Kangan, dan Abdan, dewan-dewan, Dewan Keamanan, kalangan ulama, para pelayan tenda-tenda ziarah, televisi dan radio provinsi, serta semua pihak yang berusaha agar acara ini terselenggara dengan baik. Kehadiran Anda adalah tanda kemuliaan, kekuatan, dan kebesaran bangsa.”

Ayatullah Hosseini Bushehri, dengan menyinggung perang 12 hari musuh terhadap sistem Islam, menegaskan: “Setelah bertahun-tahun upaya menciptakan ketidakpuasan dan enam tahun bombardir propaganda, para analis asing mengira bangsa Iran akan mendukung mereka pada saat krisis. Namun yang terjadi justru membuat dunia terperangah.”

Beliau menambahkan bahwa konsolidasi rakyat, persatuan internal, ketaatan kepada kepemimpinan, dan keteguhan angkatan bersenjata merupakan jawaban tegas dan penuh kehormatan kepada musuh.

Wakil Ketua Majelis Khobregan menekankan: “Tidak ada satu jam pun musuh bangsa Iran berhenti merancang konspirasi; tua-muda, perempuan-laki-laki, semua menjadi sasaran. Namun keunggulan bangsa kita adalah mampu melihat propaganda musuh, menganalisisnya, tetapi pada hari krisis tidak ikut serta bersama mereka.”

Mengacu pada sosok Sayyidah Fatimah Zahra (salamullahi 'alaiha) sebagai teladan pilihan sadar, ia menjelaskan: “Dalam hidup, ada berbagai motif dalam memilih; kadang karena keuntungan, kadang karena takut, kadang karena fanatisme buta, atau karena terbawa arus. Tetapi pilihan Sayyidah Zahra (salamullahi 'alaiha) adalah pilihan berlandaskan kesadaran, pengetahuan, dan keridhaan Ilahi. Demikian pula para syuhada kita adalah para pemilih yang sadar, berorientasi pada tugas, dan setia pada kepemimpinan.”

Ayatullah Hosseini Bushehri melanjutkan: “Syahid tanpa nama yang malam ini kita ucapkan selamat jalan, dengan sadar memasuki medan. Ayah dan ibunya tidak ada di sisinya, tetapi para ibu dari daerah ini dan para pelayan tenda Husaini datang dan berkata: kami berpikir dengan semangat Arba’in dan bergerak dengan semangat Husaini. Kehadiran ini adalah tanda basirah (ketajaman pandangan) rakyat.”

Beliau mengutip sejumlah riwayat dari Nabi Muhammad (sallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam): “Fatimah adalah yang paling aku cintai, Fatimah adalah yang paling mulia bagiku, Fatimah adalah bagian dari diriku. Siapa yang menyakiti Fatimah berarti menyakitiku, dan siapa yang menyakitiku berarti menyakiti Allah.”

Perwakilan rakyat Boushehr dalam Majelis Khobregan itu menegaskan: “Fatimah (salamullahi 'alaiha) dalam ibadah bersinar laksana bintang bagi penduduk bumi, dan pilihan-pilihannya, baik dalam memilih pasangan maupun sikap sosial, selalu berlandaskan kesadaran dan keridhaan Ilahi.”

Ia menekankan bahwa para syuhada adalah penerus garis Nabi dan Ahlulbait (as). “Baik syuhada perang suci, syuhada revolusi, maupun syahid tanpa nama ini, tidak ada yang memilih jalannya karena takut atau mencari keuntungan. Pilihan mereka adalah pilihan sadar, Ilahi, dan setia pada kepemimpinan.”

Ayatullah Hosseini Bushehri menambahkan: “Syahadah dalam budaya Islam adalah melangkah di jalan cahaya dan ketaatan kepada Allah.”

Mengutip ayat Al-Qur’an tentang para syuhada, ia berkata: “Al-Qur’an menyebut syuhada itu hidup: ‘Janganlah kamu mengira orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati.’ Jika hari ini nama Islam, Al-Qur’an, dan spiritualitas masih ada, itu berkat darah para syuhada.”

Beliau menekankan: “Syuhada telah menjamin revolusi, dan sebagaimana ditegaskan oleh Pemimpin Tertinggi, revolusi ini akan berlanjut hingga munculnya Sang Penyelamat umat manusia.”

Ayatullah Hosseini Bushehri menutup dengan menyinggung malam kesyahidan Sayyidah Fatimah Zahra (salamullahi 'alaiha): “Saya menyesalkan mereka yang mengingkari kesyahidan Shiddiqat al-Tahirah (salamullahi 'alaiha).”

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha