Sunday 23 November 2025 - 20:57
Tasbih Sayyidah Zahra dan Khutbah Fadakiyah: Dua Warisan Berharga Shiddiqah Thahirah

Hawzah/ Hujjatul Islam wal Muslimin Sarvari dalam pidatonya menekankan kedudukan yang tiada banding bagi Sayyidah Fatimah Zahra (salamullah ‘alaiha). Ia menyebut Khutbah Fadakiyah sebagai warisan abadi dari pengetahuan, spiritualitas, dan tanggung jawab. Menurutnya, khutbah ini dengan penjelasan tentang hakikat tauhid, wilayah, serta peran kesadaran dalam membimbing masyarakat, tetap menjadi pelita bagi kaum Muslimin dan sumber inspirasi bagi seluruh umat manusia.

Berita Hawzah – Hujjatul Islam wal Muslimin Hasan Sarvari, seorang ulama asal Pakistan, dalam pidatonya menyingkap sebagian dari keagungan kedudukan Sayyidah Fatimah Zahra (salamullah ‘alaiha) serta mengingatkan kembali makna luhur Khutbah Fadakiyah. Ia menegaskan bahwa khutbah ini bukan hanya merupakan khazanah pengetahuan ilahi, tetapi juga menggambarkan wajah nyata wilayah dan tanggung jawab sejati umat Islam.

Dengan menyinggung tasbih mulia Sayyidah Fatimah (salamullah ‘alaiha), ia menyebut ibadah bercahaya dan abadi yang bersumber dari ajaran Ahlulbait (‘alaihimussalam) itu sebagai teladan sempurna dari dzikir dan penghambaan. Ia menambahkan bahwa tasbih Sayyidah Zahra (salamullah ‘alaiha) bukan sekadar amalan ibadah, melainkan pelita bagi penyucian jiwa, penguatan iman, dan pengingat akan hakikat yang nilainya jauh melampaui segala bentuk materi dan duniawi.

Ulama Pakistan ini juga, dengan merujuk pada riwayat Khatib Baghdadi, menegaskan bahwa Sayyidah Fatimah Zahra (salamullah ‘alaiha) adalah wanita terbaik sepanjang masa, sementara Amirul Mukminin Ali (‘alaihis salam) adalah lelaki terbaik. Ia menekankan bahwa Khutbah Fadak bukan hanya seruan bagi orang beriman, melainkan pesan abadi bagi seluruh umat manusia. Dalam khutbah ini, Sayyidah Zahra (salamullah ‘alaiha) menyeru manusia kepada iman murni kepada Tuhan, menjauhi keterikatan pada kekuasaan duniawi yang fana, serta mengarahkan perhatian mendalam pada spiritualitas, pencarian kebenaran, dan tujuan penciptaan. Penekanan beliau pada kedudukan ilmu, kesadaran, dan wawasan sosial sebagai sarana utama untuk membimbing manusia serta melindungi mereka dari kezaliman, penindasan, dan kesesatan merupakan poin penting dari khutbah tersebut dan termasuk di antara ajaran yang ditekankan Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam).

Di akhir pidatonya, Hujjatul Islam wal Muslimin Sarvari menegaskan bahwa teladan bercahaya Sayyidah Fatimah Zahra (salamullah ‘alaiha) memiliki peran mendasar dan menentukan, baik dalam dimensi spiritual dan akhlak maupun dalam bidang reformasi sosial serta penyelesaian tantangan budaya dan masyarakat. Ia menambahkan bahwa menghidupkan kembali ajaran-ajaran Fatimiyah dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat masa kini dan menerangi jalan kesempurnaan individu maupun komunitas.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha