Monday 17 November 2025 - 09:24
Fatimah Az-Zahra 'alaihassalam: Manifestasi dari Kemaksuman Mutlak dan Penyelamat Umat di Hari Kiamat

Hawzah/ Hujjatul Islam wal Muslimin Ansariyan mengatakan bahwa Sayidah Fatimah 'alahassalam memiliki kedudukan yang agung dan kekuatan yang luar biasa —dengan seizin Allah Swt— beliau bisa menyelamatkan umat manusia di hari Kiamat."

Berita Hawzah - Hujjatul Islam wal Muslimin Husain Ansariyan, seorang pengajar Al-Qur'an dan ustadz akhlak di Hawzah Ilmiah, dalam pidatonya di Husainiyah almarhum Ayatullah Alawi Tehrani, menyampaikan pembahasan mengenai nama-nama Allah Swt (Asmaul Husna) dan kedudukan Ahlulbait 'alaihimussalam, terkhususnya kedudukan Sayidah Fatimah Az-Zahra (as).

Di awal pembicaraannya, beliau menyatakan: "Allah Swt telah memilih tiga ribu nama untuk Diri-Nya sendiri. Seribu nama di antaranya telah disampaikan kepada umat manusia dan tercantum dalam Doa Jausyan Kabir (Doa Perisai Hidup). Di antara nama-nama tersebut, tidak ada satu pun yang mengandung makna kemarahan, kemurkaan, atau amarah. Sebaliknya, semuanya adalah lautan makna yang agung dan merupakan cerminan dari Dzat, Sifat, serta Perbuatan Allah Swt."

Ustadz akhlak Hawzah Ilmiah ini, menjelaskan bahwa pada hakikatnya semua nama-nama itu tertuju kepada satu Dzat. Beliau berkata: "Di hadapan Ilahi, ketiga ribu Nama ini adalah satu hakikat dan satu cahaya, serta tidak ada dualisme antara Nama-Nama tersebut dengan Dzat-Nya Yang Haq; sebab, jika seseorang memisahkan sifat-sifat dari Dzat-Nya, maka ia telah mengakui adanya kemusyrikan (menganggap ada dua tuhan)."

Beliau menambahkan: "Seribu nama dari nama-nama ini diajarkan kepada para nabi, dan seribu nama lainnya—yang dikenal sebagai 'Asmā' Musta'ṡar' —adalah khusus milik Allah Swt dan tidak seorang pun yang mengetahuinya. Dan nama-nama itu akan diungkap pada hari Kiamat."

Hujjatul Islam wal Muslimin Ansarian melanjutkan: "Nabi Muhammad Saw bersabda bahwa di antara seribu nama ini, terdapat 99 Nama yang dinamakan sebagai 'Asma' al-Ḥusna', dan nama-nama ini juga memiliki wujud (misdaq) yang hidup di tengah-tengah manusia. Artinya, ada orang-orang pilihan yang dapat disebut sebagai 'Asma' al-Husna yang hidup dan bergerak'."

Dalam menjelaskan konsep ini, beliau mengatakan:"Imam Muhammad Al-Baqir 'alaihissalam bersabda: 'Tidak ada tanda (kebesaran) Allah Swt, yang lebih agung daripada diriku, dan tidak ada kabar yang lebih penting daripada kabar tentang keberadaanku di alam semesta.' Kemudian, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib 'alaihissalam juga bersabda: "Tidak ada tanda (kebesaran) Allah Swt, yang lebih agung daripada aku". yang Artinya, Imam Ali bin Abi Thalib 'alaihissalam juga merupakan tanda kebesaran Allah Swt yang terbesar. Begitu juga, Rasulullah Saw bersabda: "Semua manusia berasal dari pohon-pohon yang berbeda, tetapi Aku dan Ali berasal dari satu pohon yang sama, dan Ali adalah akarku."

Ustadz akhlak ini menegaskan: "Menghapuskan Imam Ali 'alaihissalam dari kehidupan masyarakat dan umat manusia berarti sama dengan bersandar pada kenabian yang fiktif dan layu, karena tanpa beliau 'alaihissalam, kenabian bagaikan pohon yang layu. Imam Ali 'alaihissalam adalah perwujudan Asmaul Husna dalam bentuk manusia dan menjadi petunjuk jalan untuk mengenal Allah Swt."

Beliau dengan mengkritik distorsi sejarah, lalu berkata: "Bani Umayyah dan Bani Abbas telah menciptakan Tuhan palsu bagi masyarakat dan umat, padahal Tuhannya Ahlul Bait 'alaihimussalam adalah Tuhan yang sama dengan Tuhannya Al-Qur'an; Tuhan yang tidak ada tara dan tandingan-Nya. Sejauh apapun manusia menjauh dari Allah Swt, maka setan akan mengisi hatinya tanpa menunda sedetik pun."

Hujjatul Islam wal Muslimin Ansarian menambahkan: "Allah Swt sendiri memiliki peran dalam memberikan nama makhluknya, seperti bumi tempat kita tinggal dinamai 'Arḍ' dan langit dinamai 'Samā', serta manusia pertama dinamai 'Adam'. Namun, tidak semua penamaan diterima oleh Allah Swt; sebagaimana di zaman Jahiliyah, orang-orang memberikan nama yang tidak pantas dan layak kepada anak-anak mereka."

Beliau mengutip riwayat dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib 'alaihissalam dan berkata: {حقّ الولد علی والدیه}, "Hak anak atas kedua orang tuanya", salah satu hak anak atas ayah dan ibunya adalah pemilihan dan pemberian nama yang baik oleh kedua orang tuanya,terkhusus melalui seorang Ayah. Amirul Mukminin 'alaihissalam bersabda bahwa hak penamaan yang baik ini adalah milik ayah.

Mufassir Al-Qur'an ini melanjutkan ceramahnya dengan membahas asa-usul penamaan Sayyidah Fatimah Az-Zahra (as). Kemudian, beliau menyatakan: "Allah Swt memerintahkan Nabi Muhammad Saw untuk menamai putri tunggalnya dengan nama 'Fatimah'. Kata 'Fatimah' itu sendiri berasal dari akar kata 'فَطَمَ' (fathama) yang berarti terpisah atau terputus. Ahlul Bait 'alaihimussalam telah menjelaskan tiga makna untuk nama ini, dan ketiga-tiganya telah terwujud di dalam diri Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihassalam."

Beliau menambahkan:"Sayyidah Fatimah 'alaihassalam telah terputus dan terpisah dari semua keburukan dan noda spiritual, akal, dan perbuatan. Karena alasan inilah, dalam Ayat Tathīr, Allah Swt berfirman: {إِنَّمَا یُرِیدُ اللَّهُ لِیُذْهِبَ عَنْکُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَیْتِ وَیُطَهِّرَکُمْ تَطْهِیراً}, "Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya". Wujud beliau yang mulia sepenuhnya adalah kesucian, kemaksuman, dan kebenaran."

Hujjatul Islam wal Muslimin Ansariyan mengutip riwayat dari Imam Muhammad Al-Bagir 'alaihissalam dan berkata: "Ketika Sayyidah Khadijah 'alaihassalam ingin menyapih Sayyidah Fatimah 'alaihassalam, Allah Swt memenuhi diri beliau dengan ilmu; sehingga sejak usia dua tahun beliau sudah tidak membutuhkan susu lagi. Beberapa tahun kemudian, beliau menyampaikan dua khutbah di masjid dan rumah-Nya, yang mana para ulama dan mufassir terus-menerus membahas khotbah-Nya,—kurang lebih 15 abad lamanya— dan sampai hari ini belum berakhir."

Beliau mengakhiri dengan menyatakan: "Para Imam Maksum 'alaihimussalam bersabda bahwa Allah Swt menamainya 'Fatimah' karena pada hari Kiamat kelak, Beliau akan berdiri dan memisahkan para pengikut setia ayah dan suaminya dari api neraka, seraya berkata: 'Mereka bukanlah kayu bakar neraka.' Ini menunjukkan bahwa Fatimah 'alaihissalam memiliki kedudukan yang agung dan kekuatan yang luar biasa, dengan seizin Allah Swt, kelak bisa menyelamatkan manusia dan umat agama ayah-Nya di hari Kiamat."

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha