Berita Hawzah – Hujjatul Islam wal Muslimin Habibullah Farahzad dalam pidatonya di Haram suci Sayyidah Ma’sumah, Qom, dengan merujuk pada hari-hari Fathimiyyah, menyebut Sayyidah Zahra salamullah 'alaiha sebagai wanita yang tiada banding dan tiada tara di antara seluruh perempuan dunia. Ia menyatakan bahwa meskipun Sayyidah Fathimah bukan seorang nabi atau imam secara resmi, namun seluruh derajat ilmu, takwa, kemaksuman, keberanian, dan kesucian yang terdapat dalam diri seorang maksum, semuanya terwujud dalam pribadi agung ini.
Ia juga menyinggung banyak ayat Al-Qur’an dan riwayat dari Nabi Muhammad saww serta para Imam maksum tentang keutamaan Sayyidah Zahra, dan menambahkan: Rasulullah bersabda, jika seluruh keindahan, keelokan, kesempurnaan, segala sesuatu yang disebut sebagai pesona dan kemuliaan, hendak diwujudkan dalam satu pribadi, maka pribadi itu adalah Fathimah; bahkan Fathimah lebih tinggi dari keelokan itu sendiri, karena beliau adalah sumber dan pencipta segala kebaikan.
Hujjatul Islam Farahzad mengutip pernyataan para ulama besar Syiah seperti Ayatullah Bahaduri, Ayatullah Shafi Golpayegani, Ayatullah Baha’uddini, dan Ayatullah Fazel Lankarani, dan menekankan kedudukan istimewa Sayyidah Zahra dalam khazanah pengetahuan Syiah. Ia menyampaikan bahwa salah satu marja’ menyatakan bahwa kedudukan tertinggi adalah keridhaan, dan Sayyidah Zahra berada pada maqam ridha dan murka sedemikian rupa sehingga Allah berfirman: murka Fathimah adalah murka-Ku, dan keridhaan Fathimah adalah keridhaan-Ku.
Ia juga merujuk pada kampanye rakyat “Untuk Bundaku Zahra” yang terlaksana di Qom, mengajak masyarakat untuk aktif di hari-hari Fathimiyyah sebagaimana mereka aktif di hari Ghadir, dan tak lupa berkaca pada diri sendiri: Apa yang telah aku lakukan untuk Sayyidah Zahra?
Hujjatul Islam Farahzad menambahkan bahwa syafaat dimulai dari sini. Memberi makan, memasang bendera, mengadakan majelis duka, mendirikan pos pelayanan, ikut serta dalam arak-arakan duka, semua ini adalah langkah-langkah untuk Sayyidah Zahra. Siapa pun yang melangkah untuk beliau, niscaya Allah, Rasul, para Imam maksum, dan seluruh insan mulia akan ridha kepadanya.
Ia menyebut Hadis Kisa sebagai salah satu sarana terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan menyampaikan bahwa Ayatullah Bahjat berkata: kalimat-kalimat Hadis Kisa adalah mukjizat. Bahkan jika seseorang membacanya sendirian tanpa majelis, para malaikat akan hadir dan hajatnya akan dikabulkan.
Menyinggung krisis kekeringan di kawasan dan dunia, ia menegaskan bahwa menghidupkan Hadis Kisa di rumah-rumah bukan hanya bermanfaat untuk akhirat, tetapi juga untuk dunia kita. Untuk menghilangkan kesedihan, penyakit, kekeringan, dan mengusir musuh, kita harus bertawassul kepada Ahlul Bait, dan Hadis Kisa adalah salah satu cara terbaik untuk bertawassul dan memohon hajat kepada mereka.
Your Comment