Monday 27 October 2025 - 20:49
Sayyidah Zainab (sa) Berada di Puncak Tertinggi Keridhaan Terhadap Qadha dan Qadar Ilahi

Hawzah/ Penceramah di Haram Suci Sayyidah Ma’sumah (sa) menegaskan bahwa Sayyidah Zainab (sa) memiliki ilmu ilahi dan pengetahuan laduni. Ia menyatakan, khotbah-khotbah Sayyidah Zainab mencerminkan puncak keridaan terhadap qadha dan qadar Allah serta manifestasi keimanan dalam kondisi paling berat.

Dilansir dari Berita Hawzah, Hujjatul Islam wal Muslimin Habibullah Farahzad dalam majelis perayaan kelahiran Sayyidah Zainab Kubra (sa) di Haram Suci Sayyidah Fatimah Ma’sumah (sa), dengan menyinggung keutamaan dzikir shalawat, mengatakan: “Tidak ada dzikir yang lebih agung dari shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya. Para ulama dan tokoh besar agama senantiasa menekankan pentingnya zikir mulia ini dan menjadi pelaku setia amalan tersebut.”

Beliau, dengan mengutip ucapan Ayatullah Bahjat dan Ayatullah Baha’uddini, menambahkan: “Pahala membaca shalawat bahkan melebihi tilawah Al-Qur’an, sebab ia merupakan pelaksanaan langsung dari perintah Al-Qur’an dan menjadi sebab syafaat Rasulullah (saww) bagi seseorang, sekalipun ia termasuk pelaku dosa besar.”

Dalam bagian lain ceramahnya, beliau menyinggung peringatan Ayyam Fatimiyah dan menyebutnya sebagai salah satu momentum keagamaan terpenting dalam mazhab Syiah. Ia menegaskan: “Ayyam Fatimiyah, dalam makna sejatinya, bahkan lebih agung daripada bulan Muharram, sebab akar dari segala kezaliman bermula dari musibah yang menimpa Sayyidah Zahra (sa).”

Farahzad kemudian mengenang perhatian para marja’ besar terhadap penyelenggaraan majelis Fatimiyah, termasuk Ayatullah Tabrizi dan Ayatullah Fadhil Lankarani, dan menekankan: “Peringatan Fatimiyah telah menjaga kemurnian madzhab Ahlulbait (as). Maka dari itu, kita harus menghidupkan semangat ini melalui majelis-majelis kecil di rumah, posko, dan tempat berbagi shalawat.”

Beliau juga menyinggung peran lembaga-lembaga kebudayaan dalam mengadakan majelis duka di rumah dan bahkan secara daring. Ia menuturkan: “Majelis-majelis ini dapat diadakan bahkan di rumah kecil atau apartemen, dan juga untuk masyarakat di luar negeri. Kehadirannya membawa cahaya dan menarik malaikat ke dalam rumah.”

Dalam bagian akhir ceramahnya, Hujjatul Islam Farahzad menyoroti kedudukan luhur Sayyidah Zainab Kubra (sa) dan menjelaskan: “Sayyidah Zainab adalah perhiasan ayahandanya, kebanggaan Amirul Mukminin (as); beliau menyaksikan tujuh maksum dan turut memikul beban besar tragedi Karbala bersama Imam Husain (as).”

Dengan mengutip riwayat dari Imam Shadiq (as) dan Rasulullah (saw), beliau menyebut Sayyidah Zainab sebagai ‘alimah ghayr mu’allamah (seorang alim tanpa guru) dan menegaskan: “Ilmu beliau adalah ilmu ilahi dan laduni. Khotbah-khotbahnya di Kufah dan Syam merupakan pantulan dari kefasihan kalam Amirul Mukminin (as).”

Di akhir, beliau menyinggung kalimat abadi yang diucapkan Sayyidah Zainab (sa) di majelis Ibnu Ziyad: ‘Ma ra’aytu illa jamila’ “Aku tidak melihat apa pun selain keindahan.” Farahzad menegaskan: “Kalimat ini adalah puncak keridaan terhadap takdir Allah dan puncak keimanan dalam penderitaan. Jika bukan karena kebangkitan Karbala dan khotbah-khotbah Sayyidah Zainab, niscaya Islam dan madzhab Ahlulbait tidak akan bertahan.”

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha