Menurut laporan dari unit terjemahan Kantor Berita Hawzah, berdasarkan keterangan penyelenggara demonstrasi di London, sekitar 600.000 orang mengikuti aksi tersebut. Sementara menurut data polisi dan pemerintah kota, lebih dari 500.000 orang turut serta dalam aksi besar ini.
Ben Jamal, Direktur Kampanye Solidaritas untuk Palestina, menyatakan bahwa rencana yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bukanlah solusi damai yang nyata dan berkelanjutan, melainkan hanya sebuah langkah sementara yang sama sekali tidak menyentuh akar penyebab kejahatan kemanusiaan ini.
Ia menambahkan bahwa aksi demonstrasi dan protes akan terus berlanjut selama genosida dan perang di Gaza belum benar-benar berakhir dan gencatan senjata permanen belum tercapai. Para demonstran membawa bendera Palestina serta spanduk yang menyerukan penghentian total penjualan senjata kepada Israel.
Meskipun telah diumumkan gencatan senjata, pasukan Israel dalam 24 jam terakhir masih melakukan pelanggaran, menewaskan 17 orang dan melukai lebih dari 72 orang. Pasukan bersenjata mereka juga masih terlihat beroperasi di berbagai wilayah.
Komisi Independen Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan September lalu secara terbuka menyatakan bahwa Israel telah melakukan tindakan genosida di Gaza.
Gencatan senjata ini dimulai pada hari Jumat pagi, setelah rezim Zionis menyetujuinya. Kesepakatan tersebut sejauh ini mencakup penghentian serangan artileri di Gaza City dan Khan Yunis.
Sementara itu, UNICEF segera menyerukan pembukaan seluruh jalur perbatasan menuju Gaza, menekankan bahwa anak-anak Palestina menderita secara serius akibat kekurangan air bersih dan makanan yang layak dalam jangka waktu lama.
Hingga saat ini, lebih dari 700.000 warga Palestina telah mengungsi dari Gaza dan wilayah utara akibat serangan udara brutal dan invasi darat pasukan Israel.
Your Comment