Dilansir dari Berita Hawzah, Ayatullah Alireza A‘rafi dalam acara penghormatan dan pelantikan Direktur Hawzah Ilmiyah Perempuan, yang diselenggarakan pada Senin, 21 Mehr 1404 di Aula Ayatullah Syar‘i (ra), Pusat Manajemen Hawzah Ilmiyah Perempuan, sambil mengenang para syahid terutama para perempuan syahid dan lima ribu syahid dari kalangan hawzah dan ruhaniwan, serta bertepatan dengan peringatan 1500 tahun kelahiran Nabi Muhammad (saw), menyampaikan bahwa Sayyidah Fatimah Zahra (sa) dalam Khutbah Fadakiyah bersabda mengenai Rasulullah (saw): «اَشْهَدُ اَنَّ اَبی مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَ رَسُولُهُ» “Aku bersaksi bahwa ayahku, Muhammad, adalah hamba dan rasul-Nya.”
Beliau mengatakan, “Sayidah Zahra (sa) berada pada kedudukan yang agung, hingga bersabda ‘ayahku’, yaitu sosok yang membuatku keluar ke masjid demi menghidupkan nama dan warisan besar beliau, lebih dekat kepadaku daripada siapa pun di antara kalian.”
Ayatullah A‘rafi melanjutkan Khutbah Sayyidah Fatimah itu, «اِخْتارَهُ قَبْلَ اَنْ اَرْسَلَهُ، وَ سَمَّاهُ قَبْلَ اَنْ اِجْتَباهُ، وَ اصْطَفاهُ قَبْلَ اَنْ اِبْتَعَثَهُ» "Sosok yang kami sebut namanya itu telah dipilih sebelum permulaan penciptaan dan kemunculan alam semesta; meskipun hidup di tengah manusia, namun tingkatan ruhani dan derajat keberadaannya melampaui alam materi ini.”
«اِذ الْخَلائِقُ بِالْغَیبِ مَکْنُونَةٌ، وَ بِسَتْرِ الْاَهاویلِ مَصُونَةٌ، وَ بِنِهایةِ الْعَدَمِ مَقْرُونَةٌ، عِلْماً مِنَ اللَّـهِ تَعالی بِمائِلِ الْاُمُورِ، وَ اِحاطَةً بِحَوادِثِ الدُّهُورِ، وَ مَعْرِفَةً بِمَواقِعِ الْاُمُورِ اِبْتَعَثَهُ اللَّـهُ اِتْماماً لِاَمْرِهِ.» “Ketika makhluk-makhluk masih tersembunyi di alam gaib, terlindung dalam tirai kegelapan, dan berada di batas ketiadaan, Allah yang Mahatinggi, dengan pengetahuan-Nya terhadap seluruh perkara dan peristiwa masa depan, telah memilihnya untuk menyempurnakan perintah dan menjalankan keputusan-Nya,”
Ketua Dewan Kebijakan Hawzah Ilmiyah Perempuan melanjutkan: « وَعَزِیمَهً عَلی إِمْضاءِ حُکْمِه، وَإِنفاذاً لِمَقَادِیرِ حَتْمِهِ.» “Beliau memiliki tekad yang kokoh dalam melaksanakan hukum Allah dan menjalankan rahmat-Nya. Dari satu sisi beliau berakar di dalam ilmu Ilahi, dan dari sisi lain diutus di antara manusia di bumi ini untuk menegakkan perintah Allah dan menyempurnakan agama-Nya.”
«فَرَأَی الْاُمَمَ فِرَقاً فی اَدْیانِها، عُکَّفاً عَلی نیرانِها، عابِدَةً لِاَوْثانِها، مُنْکِرَةً للَّـهِ مَعَ عِرْفانِها» “Masyarakat ketika itu terpecah dalam berbagai keyakinan; sebagian menyembah api, sebagian memuja berhala, sebagian mengingkari Allah meski mengetahuinya. Itulah keadaan jahiliyah dan keterpurukan manusia,”
«فَاَنارَ اللَّـهُ بِاَبیمُحَمَّدٍ صَلَّی اللَّـهُ عَلَیهِ و الِهِ ظُلَمَها» “Namun Allah menerangi kegelapan itu melalui ayahku, Muhammad (saw), yang berakar di alam gaib dan tampak di alam nyata, penyempurna perintah Ilahi, sehingga dunia terselamatkan dari kegelapan yang menumpuk." «وَ کَشَفَ عَنِ الْقُلُوبِ بُهَمَها، وَ جَلی عَنِ الْاَبْصارِ غُمَمَها» "Ia menyingkap kabut kebingungan dari hati manusia dan menghapus tirai kegelapan dari pandangan mereka,” lanjutnya.
Ayatullah A‘rafi menegaskan: "Inilah kedudukan besar yang dimiliki Rasulullah (saw), dan hawzah ilmiyah merupakan kelanjutan dari risalah besar tersebut. Identitas utama kita berakar dari Khutbah Fadakiyah, dan misi kita terkait erat dengan deskripsi Sayidah Zahra (sa) tentang risalah Nabi (saw)”
Beliau menambahkan, “Hawzah ilmiyah perempuan, dengan segala kemegahan dan keagungannya, memikul tanggung jawab yang berat, sebab salah satu garis utama yang membedakan peradaban Ilahi dan wacana Revolusi Islam dengan peradaban Barat modern adalah dalam persoalan perempuan, keluarga, kedudukan, martabat, dan identitas mereka. Hawzah-hawzah ilmiyah perempuan menjadi pembawa panji penjelasan dan penguatan pandangan Islam dalam hal ini.”
Anggota Dewan Garda Konstitusi menambahkan bahwa meskipun peradaban dan perkembangan Barat memiliki pencapaian dan kemajuan yang tidak dapat disangkal, namun dalam kerangka filsafat dan wahyu terdapat kekurangan dan kelemahan mendasar. “Ada kekosongan, cacat, dan persoalan serius dalam sistem pemikiran peradaban modern Barat yang telah meresap ke seluruh dimensi kehidupan manusia masa kini,” jelasnya.
Ketua Dewan Kebijakan Hawzah Ilmiyah Perempuan menambahkan: “Kita harus dengan penuh ketelitian dan keberanian mengenali kekosongan dan kelemahan dalam peradaban Barat, sekaligus memiliki kemampuan konseptual dan argumentatif untuk menawarkan pandangan luhur yang berhadapan dengan peradaban tersebut.”
Anggota Dewan Tinggi Hawzah Ilmiyah itu menegaskan: “Kita tidak pernah bersikap fanatik dalam menghadapi peradaban Barat; kita juga melihat keunggulan-keunggulannya. Namun kita meyakini adanya kritik dan permasalahan mendasar yang harus diungkap dengan argumentasi yang kuat. Kritik ini mencakup fondasi-fondasi filosofis peradaban modern Barat dan lapisan-lapisan selanjutnya, mulai dari pemikiran, ilmu pengetahuan, ilmu-ilmu kemanusiaan, teknologi, gaya hidup, hingga arah peradaban itu sendiri.”
Ayatullah Alireza A‘rafi menegaskan: Berdasarkan wacana Revolusi Islam yang kami pelajari dari dua Imam Revolusi dan para ulama besar, kami memiliki sistem-sistem alternatif. Inilah unsur mendasar yang menyebabkan Barat berhadapan dan bermusuhan dengan Revolusi Islam. Dua tahun terakhir ini telah menunjukkan bahwa konfrontasi peradaban tersebut memiliki akar yang dalam, dan bahwa ketahanan kaum arogan dunia terhadap dunia Islam kini telah melemah dan rapuh. Mereka tidak mampu menoleransi adanya kekuatan dan kedaulatan di dunia Islam.
Beliau menambahkan: Bertahun-tahun lalu kami telah menganalisis fondasi dan wajah pemikiran Barat, namun hari ini semuanya telah tampak jelas; wajah tersembunyi Barat dan peradaban yang kini berada di tangan para penguasa angkuh telah tersingkap. Inilah titik sentral wacana Revolusi Islam, dan pada posisi inilah hawzah ilmiyah, khususnya hawzah ilmiyah perempuan, memikul tanggung jawab besar. Sebab persoalan perempuan dan keluarga merupakan salah satu elemen penting yang membedakan wacana Revolusi Islam dengan wacana Barat, baik dari segi hakikat, substansi, maupun peradaban.
Direktur Hawzah Ilmiyah Seluruh Negeri juga menyinggung tugas dan peran hawzah-hawzah ilmiyah perempuan, dengan mengatakan: Salah satu tanggung jawab utama adalah memahami Islam secara mendalam serta menyebarluaskannya di seluruh bidang. Bidang penelitian, kajian, dan dakwah terbuka bagi laki-laki maupun perempuan. Semua perempuan dapat berperan dalam seluruh cabang pengetahuan Islam, melakukan penjelasan dan dakwah, serta berkontribusi aktif dalam penyebaran nilai-nilai agama.
Beliau menilai bahwa memberikan bimbingan dan panduan khusus kepada perempuan di Iran dan dunia merupakan misi istimewa hawzah-hawzah ilmiyah perempuan dan para mahasiswi keagamaan. Ia menambahkan bahwa misi lain terletak pada bidang perempuan dan keluarga. Kami berkeyakinan bahwa teori yang kami miliki tidak menjauhkan perempuan dari kemajuan sebagaimana pada masa jahiliyah terdahulu, dan juga tidak menurunkan martabat serta kedudukan perempuan sebagaimana dalam jahiliyah modern yang penuh gemerlap dewasa ini. Teori Revolusi Islam adalah teori moderat yang bersumber dari ajaran Islam, dan penjelasan tentang hal ini merupakan tanggung jawab hawzah-hawzah ilmiyah perempuan.
Ayatullah A‘rafi menambahkan bahwa Revolusi Islam telah memperlihatkan model ketiga ini. Musuh berusaha menodai wajah cerah dari wacana ketiga tentang perempuan, yaitu wacana yang tidak bersikap berlebihan dan tidak pula mengabaikan. Padahal, setelah kemenangan Revolusi Islam, kita menyaksikan kehadiran yang menonjol dan dapat dipertanggungjawabkan dari para perempuan di berbagai bidang ilmiah, sosial, dan lainnya, yang semuanya disertai dengan kemurnian jiwa dan nilai-nilai Ilahi. Inilah sebab mengapa seluruh sarana dan upaya dimanfaatkan untuk menghadapi Iran Islam; sebab setiap kali hendak dikepung, ia justru semakin memancarkan cahaya. Penyerangan terhadap hijab sesungguhnya merupakan penyerangan terhadap sebuah wacana luhur dan agung.
Ketua Dewan Kebijakan Hawzah Ilmiyah Perempuan Negara menegaskan bahwa hawzah ilmiyah perempuan kini telah berada pada posisi peradaban dan memainkan peran aktif dalam mengubah perimbangan peradaban.
Your Comment