Friday 12 December 2025 - 12:02
Pelajaran dari Al-Qur'an | Raihlah Dunia, Namun Bukan untuk Dunia!

Hawzah/ Al-Qur’an al-Karim memperkenalkan tiga jebakan besar kehidupan duniawi melalui sebuah peringatan yang sangat serius: “perhiasan (زِینَةٌ )”, yang membuat manusia terpesona oleh gemerlap lahiriah dunia; “saling berbangga satu sama lain (تَفَاخُرٌ بَیْنَکُمْ )”, yang mendorong seseorang menyombongkan diri dengan memiliki materi; dan “berlomba memperbanyak harta dan anak (تَکَاثُرٌ فِی الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ)”, yang menjerumuskan manusia pada kebanggaan berlebihan atas banyaknya harta dan keturunan. Apabila manusia tenggelam dalam ketiga jebakan ini, maka bukan ampunan dan keridhaan Ilahi yang menantinya, melainkan azab yang sangat berat.

Berita Hawzah - Selama bulan suci Ramadhan, ikutilah serial kajian dari "Ayat-Ayat Pedoman Hidup", yang merupakan kumpulan ayat Al-Qur'an al-Karim beserta tafsir singkat dan aplikatif yang menjadi pedoman hidup dan kunci kebahagiaan. Mari kita sinari hari-hari di bulan Ramadhan dengan Kalam Ilahi.

Hujjatul Islam wal Muslimin Abbas Asyja' Isfahani:

{اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَیَاةُ الدُّنْیَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِینَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَیْنَکُمْ وَتَکَاثُرٌ فِی الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ کَمَثَلِ غَیْثٍ أَعْجَبَ الْکُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ یَهِیجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ یَکُونُ حُطَامًا وَفِی الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِیدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَیَاةُ الدُّنْیَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ}

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."

Bismillahirrahmanirrahim; Ayat 20 dari Surah Al-Hadid membahas topik yang sangat penting mengenai pemahaman tentang kehidupan dunia.

Poin penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa Al-Qur'an al-Karim tidak membahas "dunia" itu sendiri sebagai subjek, melainkan menjadikan "kehidupan duniawi" (حیات دنیا) sebagai poros pembahasan.

Sebagai manusia, kita memiliki dua jenis kehidupan:

1. Kehidupan duniawi (حیات دنیوی)
2. Kehidupan ukhrawi (حیات اخروی)

Dalam Al-Qur'an al-Karim, "dunia" (الدنیا) ditempatkan sebagai lawan dari "akhirat" (الآخرة), dan "kehidupan dunia" (حیات الدنیا) sebagai lawan dari "kehidupan akhirat" (حیات الاخرة).

Sekarang, pertanyaannya adalah, apa saja tuntutan dan karakteristik kehidupan duniawi?

Jika seseorang ingin memahami kehidupan dunia dan memahami hakikatnya, Al-Qur’an memberikan jawaban dalam ayat ini: «اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَیَاةُ الدُّنْیَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِینَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَیْنَکُمْ وَتَکَاثُرٌ فِی الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ», "Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, hiburan, perhiasan, dan saling bermegah-megahan di antara kalian..."

Ciri pertama kehidupan duniawi adalah «لَعِبٌ», "permainan".

Ciri kedua adalah «لَهْوٌ», "senda gurau atau sibuk dengan kegiatan sia-sia". Setiap individu harus mengevaluasi dirinya sendiri: Bagaimana ia menghabiskan kesehariannya? Berapa banyak dari waktu siang dan malamnya yang terbuang untuk permainan dan kegiatan sia-sia yang tidak memiliki manfaat duniawi, ukhrawi, ataupun sosial?.

Ciri ketiga kehidupan dunia adalah «زِینَةٌ»"perhiasan", dan ciri keempat adalah «تَفَاخُرٌ بَیْنَکُمْ» "saling membanggakan diri di antara kalian". Kesombongan ini bisa terkait dengan memiliki rumah yang lebih besar, kehidupan yang lebih baik, atau hal-hal materi lainnya.

Ciri kelima kehidupan dunia adalah «تَکَاثُرٌ فِی الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ» — yaitu, "berbangga-bangga dengan memiliki harta lebih banyak atau anak lebih banyak". Al-Qur’an menunjukkan bahwa sebagian manusia merasa bangga dengan banyaknya anak dan keturunan mereka, padahal anak-anak pun harus dididik dan dibimbing sesuai dengan perintah Allah.

Untuk membuat hakikat kehidupan dunia lebih mudah dipahami, Al-Qur'an memberikan sebuah perumpamaan yang indah: «کَمَثَلِ غَیْثٍ أَعْجَبَ الْکُفَّارَ نَبَاتُهُ», "seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani". Kehiidupan dunia digambarkan seperti hujan yang menumbuhkan tanaman dengan subur, sehingga para petani (orang-orang yang lalai) terpesona melihat kehijauan dan kesuburan tersebut. Mereka kagum oleh kesegaran dan keindahan itu, namun setelah beberapa waktu, semua kehijauan itu menjadi kuning dan kehilangan kesegarannya. Akhirnya, tanaman itu berubah menjadi kayu kering yang tidak berguna. Perumpamaan ini menunjukkan bahwa kehidupan dunia bersifat sementara, indahnya hanya sesaat, dan semua kelezatan duniawi akan musnah jika tidak diarahkan pada jalan yang benar dan bermanfaat.

Kemudian, Al-Qur’an memberikan peringatan: «وَفِی الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِیدٌ», "dan di akhirat akan ada siksa yang sangat berat." Di akhirat, azab yang pedih menanti orang-orang yang di dunia hanya sibuk dengan permainan, kesia-siaan, perhiasan, kesombongan, dan berlomba-lomba dalam harta dan anak. Namun, bagi mereka yang tidak memiliki sifat-sifat ini dan membangun dunia untuk (bekal) akhirat, "ampunan dari Allah Swt dan keridhaan-Nya" menanti mereka.

Di akhir ayat, ditegaskan: «وَمَا الْحَیَاةُ الدُّنْیَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ»,"Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya." Oleh karena itu, manusia tidak sepatutnya terpaku pada perhiasan dunia dan kehidupan duniawi semata, melainkan menjadikan dunia sebagai tangga menuju akhirat, dan memanfaatkannya sebagai ladang untuk bekal kehidupan akhirat.

Semoga Allah Swt menganugerahkan kepada kita semua taufik untuk memahami hakikat kehidupan dunia dengan benar dan memanfaatkannya secara bijak demi akhirat.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha