Menurut laporan dari Unit Penerjemah Berita Hawzah, warga juga mengkritik pemerintah Pedro Sánchez karena gagal mengambil langkah nyata untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel, meskipun pemerintah secara resmi mengecam genosida di Gaza.
Aksi ini di Spanyol terjadi hanya beberapa minggu setelah dua pemogokan umum di Italia dengan tuntutan serupa untuk menghentikan Israel dan menunjukkan solidaritas dengan Palestina. Warga percaya bahwa saat ini merupakan momen penting bagi gerakan sosial di Eropa.
Coral Latorre dari Serikat Mahasiswa, dalam salah satu unjuk rasa, menekankan peran penting mahasiswa dan pemuda dalam mempertahankan gerakan solidaritas untuk Palestina. Ia menambahkan bahwa sekitar 25.000 siswa dan mahasiswa berpartisipasi dalam demonstrasi di Madrid, sementara ribuan lainnya ikut bergabung di Barcelona, Tarragona, Valencia, dan kota-kota lain di awal bulan ini.
Latorre mengatakan:
"Hari ini kami, mahasiswa, bukan hanya pemogok, tetapi komunitas pekerja juga bersama kami." Dari jam-jam pertama pagi, pemogokan, blokade, dan aksi di perusahaan serta pabrik telah dilakukan. "Kami telah mengatakan bahwa kami akan memblokir segalanya, dan hari ini adalah hari itu. Jika Anda masih mengirimkan senjata dan peralatan ke Israel, dan Israel menghentikan kapal-kapal bantuan kemanusiaan dengan kerja sama rahasia Anda, kami akan kembali ke jalanan."
Kekecewaan terhadap pujian kosong dari gencatan senjata terbaru, yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump dan pejabat Israel, juga memicu aksi protes. Para pengunjuk rasa menilai bahwa para pemimpin Eropa bersikap munafik.
Mereka mengatakan bahwa Trump dan Eropa memang mengecam tindakan Israel, tetapi tetap melanjutkan penjualan senjata dan amunisi perang kepada Israel.
Sumber: People’s Dispatch
Your Comment