Berita Hawzah– Hujjatul Islam wal Muslimin Murteza Adib Yazdi, pakar keagamaan, menegaskan bahwa menelaah kembali sirah Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihassalam adalah sebuah keharusan. Beliau menyatakan, "Generasi muda, dengan pemahaman yang mendalam terhadap khazanah ilmu Fatimiyah, akan lebih terdorong dari sebelumnya untuk menunaikan kewajiban agama serta mengamalkan perintah-perintah Al-Qur'an dan Itrah (Ahlulbait)."
Pakar keagamaan tersebut menekankan bahwa Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihassalam adalah pribadi yang dididik langsung oleh Rasulullah SAW. Oleh karena itu, fondasi pendidikan dan pembentukan karakter beliau telah dibangun sejak masa kanak-kanak, berdasarkan teladan yang mulia dan ajaran-ajaran Al-Qur'an.
Mengenai cara Rasulullah aw menunjukkan kedudukan dan martabat sejati Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihassalam, beliau menjelaskan: "Rasulullah Saw telah meningkatkan kedudukan Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihassalam di tengah masyarakat Islam dan dalam pandangan kaum Muslimin melalui berbagai cara."
1. Peran Nabi Muhammad Saw dalam Mengubah Pandangan Masyarakat Awal Islam terhadap Kedudukan Perempuan
Mantan Sekretaris Jenderal Jami‘at al-Muballighin, Hujjatul Islam wal Muslimin Murteza Adib Yazdi. menekankan peran sentral kehadiran Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihassalam dalam mengubah cara pandang masyarakat Islam awal terhadap kedudukan perempuan. Ia menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw, sebagai utusan Allah, membawa perubahan besar dalam tatanan sosial masyarakat jahiliah. Transformasi ini tidak hanya bersifat normatif, tetapi juga praktis, dengan melibatkan secara aktif Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihimassalam, serta melalui langkah-langkah yang tepat dan terencana.
Hujjatul Islam wal Muslimin Adib Yazdi menyampaikan bahwa Rasulullah Saw berhasil mereformasi budaya yang sebelumnya merendahkan perempuan dan anak perempuan, menjadi masyarakat yang menghormati martabat, peran, dan hak-hak perempuan. Kehadiran Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihassalam sebagai figur perempuan teladan memainkan peran penting dalam membentuk kesadaran baru tersebut.
Ia menambahkan bahwa keagungan peran keibuan Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihassalam tampak jelas dari kualitas generasi yang beliau didik. Dari rahim dan asuhan beliau lahir tokoh-tokoh besar Islam: Sayyidah Zainab al-Kubra 'alaihassalm sebagai simbol kesabaran dan keteguhan, Imam Husein 'alaihissalam sebagai teladan perlawanan terhadap kezaliman dan pemimpin para syuhada, serta Imam Hasan Mujtaba 'alaihissalam sebagai representasi kemuliaan dan keluhuran akhlak. Hal ini menunjukkan bahwa Sayyidah Fathimah 'alaihassalam bukan hanya teladan bagi perempuan, tetapi juga pendidik generasi pembawa nilai kebebasan, keadilan, dan keteguhan iman.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa dalam struktur keluarga, ibu merupakan poros utama dan fondasi pembentukan kepribadian anggota keluarga. Sebagai inti rumah tangga, peran ibu sangat menentukan arah moral dan spiritual keluarga. Oleh karena itu, dalam perspektif Islam, perempuan—khususnya dalam peran keibuan—harus ditempatkan pada kedudukan yang tinggi dan terhormat di tengah masyarakat.
2. Penegasan Rasulullah Saw tentang Peran Penting Sifat Keibuan Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihassalam
Hujjatul Islam wal Muslimin Adib Yazdi menjelaskan bahwa Rasulullah Saw memberi perhatian yang sangat besar terhadap kedudukan Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihassalam. Bahkan,Rasulullah Saw tidak hanya menyebut beliau sebagai ibu keluarga kenabian, tetapi juga memanggilnya dengan sebutan “ibu bagi ayahnya” (Ummu Abiha). Panggilan ini merupakan bentuk penghormatan luar biasa sekaligus penegasan atas kemuliaan dan kedudukan istimewa Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihassalam.
3. Nabi Muhammad Saw Menjelaskan Nilai dan Kedudukan Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihassalam kepada Masyarakat
Ia menjelaskan bahwa Rasulullah Saw berupaya memperkenalkan sosok ibu sebagai pilar tersembunyi dalam keluarga serta menegaskan perannya yang sangat fundamental. Dengan cara inilah Nabi Muhammad Saw menjelaskan dan membuat masyarakat memahami nilai serta kedudukan luhur Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihassalam.
Mantan Sekretaris Jenderal Jami‘at al-Muballighin, Hujjatul Islam wal Muslimin Adib Yazdi, juga menegaskan bahwa Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihassalam adalah pendidik dan pembimbing bagi para perempuan di zamannya, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Ia menekankan bahwa Sayyidah Fathimah adalah teladan bagi perempuan di Madinah dan Makkah, dan hingga hari ini tetap menjadi teladan sempurna bagi seluruh perempuan, bahkan bagi seluruh manusia. Dalam urusan agama, pendidikan, mengasuh anak, hingga peran sosial, Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihassalam adalah contoh yang utuh dan menyeluruh.
Lebih lanjut, ia menyoroti sirah pendidikan dan pengaruh ajaran Nabi Muhammad Saw terhadap sikap dan peran politik Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihassalam . Ia menegaskan bahwa kedudukan yang dibangun Nabi Saw bagi Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihassalam di tengah masyarakat tercermin dalam tiga pendekatan utama:
pertama, sebagai istri Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib 'alaihissalam; kedua, kedudukan beliau sebagai seorang ibu, yang mencakup dua aspek, yaitu sebagai ibu bagi ayahnya (Ummu Abihā) dan sebagai ibu bagi anak-anaknya serta Ahlulbait 'alaihimussalam; dan ketiga, sebagai sosok perempuan yang aktif dalam berbagai peran sosial, terutama dalam bidang sosial dan politik.
Di akhir pembicaraannya, Hujjatul Islam wal Muslimin Adib Yazdi menyinggung maraknya persoalan sosial dan budaya yang dihadapi masyarakat saat ini. Ia menegaskan bahwa apabila ajaran dan gaya hidup (sirah) Sayyidah Fathimah Az-Zahra 'alaihassalam disampaikan secara tepat dan selaras dengan tuntutan zaman, maka berbagai persoalan tersebut dapat diperbaiki.
Your Comment