Berita Hawzah – Hujjatul Islam wal Muslimin Mahdavipour, perwakilan Wali Faqih di Afrika, dalam acara pembukaan program pelatihan media dan dunia maya khusus bagi santri dan alumni Afrika, menekankan pentingnya keterlibatan ulama dalam ruang digital. Ia menegaskan bahwa keberhasilan dakwah bergantung pada penyampaian ajaran agama secara indah, menyentuh, dan sesuai dengan selera audiens, karena manusia secara fitrah cenderung pada keindahan. Jika ajaran Ahlulbait disampaikan dengan cara yang menarik, maka akan tertanam dalam pikiran dan hati masyarakat.
Mahdavipour menambahkan bahwa banyak ajaran politik, sosial, dan moral dalam Al-Qur’an disampaikan melalui kisah, lebih dari 200 potongan cerita, yang selain memberi pelajaran juga memiliki daya tarik artistik. Ia menekankan bahwa para mubaligh harus memanfaatkan internet, media sosial, dan khususnya kecerdasan buatan (AI) untuk menyampaikan ajaran agama seiring perkembangan teknologi.
Ia mengingatkan bahwa santri di Jamiatul Mustafa tidak cukup hanya dengan ilmu, tetapi juga harus memiliki keterampilan praktis. Ada lebih dari seratus keterampilan yang perlu dikuasai sehingga ketika para santri kembali ke negaranya dapat memanfaatkan keterampilan tersebut, mulai dari pengelolaan masjid, mengajar, konseling keluarga, hingga keterampilan media. Dalam bidang media saja terdapat sekitar 20 keterampilan yang harus dipelajari.
Ia menilai umat manusia kini menghadapi krisis identitas, spiritualitas, dan tujuan hidup. Banyak orang tidak tahu makna hidup, merasa tersesat, kehilangan kenikmatan, dan haus akan spiritualitas. Islam memiliki solusi untuk semua itu, tetapi harus disampaikan dengan tepat. Audiens media jumlahnya ribuan kali lebih besar dibandingkan jamaah di masjid dan husainiyah. Karena itu, menurutnya selain metode tradisional, ruang media juga harus dimaanfaatkan dengan baik.
Mahdavipour menyebut media sebagai sarana penyampaian konten. Ulama harus belajar cara menyajikan materi di media, termasuk produksi podcast yang kini sangat diminati. Mendengarkan ringkasan buku, artikel, analisis politik, atau ceramah dalam bentuk audio singkat dapat menjangkau audiens yang luas.
Ia mengutip pernyataan Pemimpin Tertinggi bahwa setiap pemuda kini membawa “guru” berupa ponsel dan dunia maya, yang pengaruhnya lebih besar daripada orang tua, guru atau sekolah. Karena itu, generasi muda harus dibekali dengan konten yang tepat melalui media digital. Ia menekankan perlunya pembentukan think tank dan tim media di Afrika, serta kerja sama dengan media sejalan.
Sumber: MIU News
Your Comment