Berita Hawzah– Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib 'alaihis salam dalam kitab Nahjul Balaghah, berkata kepada Abu Dzar:
¹{لَا یُؤْنِسَنَّکَ إِلَّا الْحَقُّ وَ لَا یُوحِشَنَّکَ إِلَّا الْبَاطِلُ}
"Hanya kebeneran yang akan membuatmu tenang, dan kebatilan akan membuatmu takut (khawatir)."
Penjelasan:
Berkeliling di sekitar "kebenaran" dan menjadikan kehidupan berporos pada "kebenaran", adalah salah satu ajaran yang sangat ditekankan dalam agama Islam, khususnya dalam perkataan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib 'alaihis salām.
Manusia, selama kebenaran berada di pihaknya, ia akan menjadi pendukung kebenaran dan hakikat itu, karena ia mendapatkan keuntungan saat mengerjakannya. Namun, jika kebenaran berbalik melawannya (merugikannya), maka ia tidak lagi bersedia membicarakan hal (kebenaran) tersebut, dan bahkan akan menentang dan melawannya.
Maka dari itu, Rasulullah Saw berpesan kepada Abu Dzar sepeti ini:
²{اَلْحَقُّ ثَقِیلٌ مُرٌّ وَ اَلْبَاطِلُ خَفِیفٌ حُلْوٌ}
"Kebenaran itu berat dan pahit, sedangkan Kebatilan itu ringan dan manis."
Oleh karena itu, Imam Ali bin Abi Thalib 'alaihissalām menasihati kepada kita, layaknya seorang ayah, seraya berkata:
³{اِصْبِرْ عَلَی مَضَضِ مَرَارَةِ اَلْحَقِّ وَ إِیَّاکَ أَنْ تَنْخَدِعَ لِحَلاَوَةِ اَلْبَاطِلِ}
"Bersabarlah atas kepahitan yang menyakitkan dari kebenaran, dan berhati-hatilah (waspadalah) jangan sampai engkau tertipu oleh manisnya kebatilan."
Sebab, pada hakikatnya—menurut ajaran agama—jalan kebenaran adalah jalan menuju surga, dan jalan kebatilan adalah jalan menuju neraka. Dan kita juga jangan lupa bahwa di setiap jalan terdapat pengganggu. Oleh sebab itu, kita harus menjadikan wasiat Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib 'alaihissalam sebagai pelita jalan kita. Dan tentu saja, yang bisa dijadikan sumber kekuatan dan keteguhan hati oleh para pengikut jalan kebenaran adalah janji Amirul Mukminin Ali 'alaihissalam yang bersabda:
⁴{قَلِیلُ اَلْحَقِّ یَدْفَعُ کَثِیرَ اَلْبَاطِلِ کَمَا أَنَّ اَلْقَلِیلَ مِنَ اَلنَّارِ یُحْرِقُ کَثِیرَ اَلْحَطَبِ}
"Kebenaran yang sedikit dapat melenyapkan kebatilan yang banyak, sebagaimana sepercik api dapat membakar tumpukan kayu bakar."
Catatan Kaki:
1. Nahj al-Balaghah, Hikmah ke-130.
2. Bihar al-Anwar, jilid 74, halaman 73.
3. Ghurar al-Hikam, jilid 1, halaman 149.
4. Ibid., halaman 498.
Your Comment