Tuesday 18 November 2025 - 22:27
Bergaul dengan Orang Bodoh, Awal Penyimpangan Pikiran dan Tindakan

Hawzah/ Ayatullah Mahdavi menegaskan bahwa orang bodoh cenderung memperindah perbuatan kelirunya dan menarik orang lain ke arah yang sama. Ia menyatakan bahwa menurut Amirul Mukminin Ali AS, menjauhi pergaulan dengan orang bodoh merupakan syarat penting untuk menjaga kesehatan akal dan moral manusia.

Berita Hawzah – Ayatullah Sayyid Abul Hasan Mahdavi, dalam lanjutan sesi tafsir Nahjul Balaghah yang digelar tadi malam di Isfahan, Iran, membahas Hikmah ke-285 dari Imam Ali AS. Ia menekankan bahwa inti dari hikmah tersebut adalah larangan tegas untuk bergaul dengan orang bodoh, yakni mereka yang memiliki pemahaman lemah namun menganggap perbuatan kelirunya sebagai benar dan indah.

Mengutip dua ciri yang disebut Amirul Mukminin Ali AS tentang tipe manusia seperti itu, beliau menjelaskan: menurut Imam, orang bodoh pertama-tama menghias kesalahan dan pelanggarannya, lalu berusaha menarik orang lain ke jalan yang sama, hal ini menyebabkan para orang sekitarnya ikut tergelincir dan tersesat.

Ayatullah Mahdavi menambahkan bahwa bagian penting dari ajaran agama menekankan pentingnya memilih teman dan lingkungan pergaulan yang tepat. Dalam riwayat disebutkan bahwa para ulama, orang-orang berakal, para pelaku kebaikan, ahli wara’, pencinta hikmah, dan insan berakhlak mulia adalah sahabat terbaik untuk dijadikan teman duduk. Bergaul dengan mereka memperkuat akal, menambah wawasan, dan mendorong pertumbuhan spiritual.

Beliau dengan mengatakan bahwa perilaku teman memiliki pengaruh langsung terhadap arah pemikiran dan akhlak seseorang, menegaskan salah satu cara paling efektif untuk membina generasi muda, menurutnya, adalah menciptakan ruang pergaulan yang sehat bersama teman-teman saleh dan religius. Sebab, pengaruh sahabat yang baik sering kali lebih kuat daripada nasihat langsung.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha