Sunday 16 November 2025 - 15:55
Kajian Mahdawiyah (13) | Usia Panjang Imam Zaman (Al-Mahdi) 'alaihissalam

Hawzah/ Menurut keyakinan semua penganut agama samawi, seluruh eksistensi alam semesta berada dalam kekuasaan dan kendali Allah Swt, dan pengaruh dari semua sebab dan akibat bergantung pada kehendak-Nya. Jika Dia tidak menghendaki, maka sebab-sebab itu dapat kehilangan pengaruhnya. Dan Allah Swt bisa menciptakan dan mengadakan sesuatu tanpa memerlukan sebab dan akibat alami.

Dilansir dari Kantor Berita Hawzah,serial kajian Mahdawiyah yang berjudul "Menuju Peradaban yanh Ideal", yang kami sajikan ulasan ini untuk para cendekiawan terhormat, dengan tujuan menyebarkan ajaran dan pengetahuan seputar Imam Zaman Afs.

Dari berbagai pembahasan yang berkaitan dengan kehidupan Imam Mahdi 'alaihissalam, diantaranya adalah mengenai usia panjang beliau. Bagi sebagian orang akan muncul sebuah pertanyaan: "Bagaimana mungkin seorang manusia memiliki usia yang sedemikian panjang?!"

Alasan dan sebab munculnya pertanyaan ini, dikarenakan segala sesuatu yang terjadi di dunia saat ini secara umum dan wajar memliki umur yang terbatas. Sebagian orang, setelah melihat dan mendengar usia yang umum ini, maka mereka tidak bisa memercayai usia yang sangat panjang ini. Padahal, usia panjang dari sudut pandang akal dan ilmu pengetahuan manusia bukanlah hal yang mustahil. Para ilmuwan, dengan mempelajari komponen, struktur, dan elemen tubuh manusi, telah sampai pada kesimpulan bahwa sangat mungkin bagi manusia untuk hidup dalam jangka waktu yang sangat lama, bahkan tanpa mengalami penuaan dan kerapuhan.

Upaya para ilmuwan untuk menemukan cara dan metode mengatasi penuaan dan mencapai usia yang panjang membuktikan kemungkinan fenomena tersebut tidaklah hal yang mustahil dan bisa terjadi, bahkan, faktanya langkah-langkah ini telah berhasil dicapai.

Selain itu, dalam kitab-kitab samawi (langit) dan catatan sejarah, banyak manusia telah disebutkan nama, ciri, dan riwayat hidupnya, yang masa hidupnya jauh lebih panjang daripada umur manusia masa kini.

Sesungguhnya, dalam Al-Qur'an terdapat sebuah ayat yang tidak hanya berbicara tentang umur panjang, tetapi juga mengisyaratkan kemungkinan hidup abadi. Ayat ini berkisah tentang Nabi Yunus alaihis salam, di mana Allah berfirman:

{فَلَوْلَا أَنَّهُ کَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِینَ؛ لَلَبِثَ فِی بَطْنِهِ إِلَی یَوْمِ یُبْعَثُونَ}

"Maka kalau sekiranya dia (Yunus) tidak termasuk orang yang banyak mengingat kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan." (QS. Ash-Shaffat: 143-144)

Dengan demikian, menurut Al-Qur'an, usia yang sangat panjang—dari zaman Nabi Yunus 'alaihissalam hingga hari Kiamat, yang di dalam istilah ilmu biologi disebut sebagai keabadian—adalah mungkin bagi manusia dan ikan.

Al-Qur'an juga berfirman mengenai Nabi Nuh 'alaihissalam:

{وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَیٰ قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِیهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِینَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ}

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang lalim." (QS. Al-'Ankabut: 14)

Apa yang disebutkan dalam ayat mulia tersebut — masa kenabian Nabi Nuh 'alaihissalam— dan berdasarkan beberapa riwayat, total keseluruhan dari usia beliau mencapai 2450 tahun.

Menariknya, dalam sebuah riwayat yang dinukilk dari Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad 'alaihissalam, beliau bersabda:

{فِی اَلْقَائِمِ مِنَّا سُنَنٌ مِنَ اَلْأَنْبِیَاءِ ... فَأَمَّا مِنْ آدَمَ وَ نُوحٍ فَطُولُ اَلْعُمُرِ}

"Dalam (prinadi) Al-Qa'im 'alaihissalam (Imam Mahdi) dari (keturunan ) kami memliki sunnah-sunnah dari para nabi... Adapun sunnah dari Nabi Adam dan Nuh adalah usia yang panjang." (Kamaluddin, Jilid 1, hlm. 321)

Al-Qur'an Al-Karim juga berfirman mengenai Nabi Isa 'alaihissalam:

{وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰکِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ... بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَیْهِ}

"Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi diserupakan bagi mereka... Tetapi Allah telah mengangkatnya ke hadirat-Nya." (QS. An-Nisā', 4:157-158)


Selain di Al-Qur'an, Taurat dan Injil juga membahas tentang usia yang panjang.

1. Bukti dari Taurat (Kitab Kejadian)

Di dalam Taurat disebutkan bahwa: "Maka Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu dia mati. Dan Set hidup seratus lima tahun, dan memperanakkan Enos. Dan Set masih hidup delapan ratus tujuh tahun setelah memperanakkan Enos, dan memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. Dan Set mencapai umur sembilan ratus dua belas tahun, lalu dia mati... Maka Lamekh hidup tujuh ratus tujuh puluh tujuh tahun, lalu dia mati. Dan Nuh berumur lima ratus tahun, lalu Nuh memperanakkan Sem, Ham, dan Yafet." (Kitab Kejadian, Pasal 5, Ayat 5–32)

Oleh karena itu, Taurat secara eksplisit mengakui adanya individu yang memiliki usia panjang (lebih dari sembilan ratus tahun).

2. Bukti dari Injil (Kenaikan Isa Al-Masih)

Dalam Injil juga terdapat ungkapan-ungkapan yang menunjukkan bahwa Nabi Isa Al-Masih 'alaihissalam dihidupkan kembali setelah kejadian penyaliban dan kemudian diangkat ke langit, serta akan turun di suatu masa nanti. Sudah pasti bahwa usia beliau telah melebihi dua ribu tahun. Jelaslah bahwa usia beliau (sejak naik hingga kini) sudah lebih dari dua ribu tahun.

Dengan penjelasan ini, menjadi jelas bahwa para penganut dua agama, Yahudi dan Kristen, seharusnya meyakini adanya manusia-manusia pilihan yang memiliki usia yang panjang, karena kenyakinan mereka pada Kitab Suci-Nya.

Terlepas dari pernyataan bahwa umur panjang dapat diterima secara kemungkinan ilmiah¹ dan rasional, dan memiliki banyak contoh dalam sejarah masa lalu, hal ini juga dapat dibuktikan dengan kekuatan dan kekuasaan Allah Swt yang tak terbatas. Menurut keyakinan semua penganut agama samawi, seluruh eksistensi alam semesta berada dalam kekuasaan dan kendali Allah Swt, dan pengaruh dari semua sebab dan akibat bergantung pada kehendak-Nya. Jika Dia tidak menghendaki, maka sebab-sebab itu dapat kehilangan pengaruhnya, dan Dia juga bisa menciptakan dan mengadakan tanpa memerlukan sebab dan akibat alami.

Dia adalah Tuhan yang mengeluarkan unta dari perut gunung, menjadikan api yang menyala-nyala menjadi dingin dan menyelamatkan Nabi Ibrahim 'alaihissalam, mengeringkan lautan untuk Musa 'alaihissalam dan para pengikutnya, serta melewatkan mereka di antara dua dinding air. Apakah Dia akan menjadi tidak berdaya hanya untuk memberikan usia panjang kepada jiwa para Nabi dan Auliya', serta wakil Ilahi yang terakhir, yang telah menjadi puncak harapan dan cita-cita semua orang baik, dan pemenuhan janji agung Al-Qur'an?!

---------------------------------------------------------------------------------------
(1) Maksud dari "kemungkinan ilmiah" adalah ketika kita melihat beberapa hal yang tidak dapat diwujudkan dengan sarana teknologi saat ini, namun dari perspektif hukum ilmiah, tidak ada penghalang untuk terjadinya dan terwujudnya hal-hal tersebut. Para ilmuwan penting seperti Weizmann (ilmuwan Jerman terkenal), Flügger (fisikawan terkenal), Dr. Kilgore Douthwaite (Amerika), Profesor Ettinger, dan Dimon Debrail dari dosen Universitas Johns Hopkins, dan lainnya, telah berpendapat adanya kemungkinan bagi manusia memperpanjang usianya, bahkan untuk beberapa ratus tahun kedepan.

Pembahasan ini masih berlanjut...

Sumber: Diambil dari buku "Negīn-e Āfarīnish" (Permata Ciptaan), dengan sedikit perubahan.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha