Monday 10 November 2025 - 08:41
Akhlak kehidupan | Kebohongan yanga Disukai Oleh Allah Swt

Hawzah/ Perpecahan dan perselisihan antar individu adalah senjata Iblis paling ampuh. Dengan senjata ini, Iblis bisa memicu konflik (fitnah) yang menjauhkan individu dan masyarakat dari Rahmat Ilahi. Alasannya, masyarakat yang melupakan persaudaraan dan keharmonisan tidak akan pernah menikmati Rahmat Allah.

Berita Hawzah– Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad 'alaihissalam dalam kitab Sahifah Sajjadiyah memohon kepada Allah Ta'ala sebagai berikut:

¹{أَلْبِسْنِی زِینَةَ الْمُتَّقِینَ فِی ... إِصْلَاحِ ذَاتِ الْبَیْنِ}

"Pakaikanlah padaku perhiasan orang-orang yang bertakwa dalam... mendamaikan perselisihan (ishlahu dzatil bain)."

Uraian:

Ada banyak sebab-sebab spiritual yang dapat menarik rahmat Ilahi. Di antara semua sebab ini, mendamaikan perselisihan (ishlahu dzatil bain), menciptakan persaudaraan dan keharmonisan, serta menyelesaikan konflik memiliki kedudukan yang sangat istimewa.

Al-Qur'an al-Karim berfirman mengenai hal ini:

²{إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَیْنَ أَخَوَیْکُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّکُمْ تُرْحَمُونَ}

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati."

Membangun perdamaian dan persaudaraan antar individu adalah kebalikan dari tindakan Iblis. Iblis, yang digambarkan oleh Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib alaihissalam, sebagai berikut:

³{إنَّ الشَّیطانَ ... یُعْطیَکُم بالجَماعةِ الفُرقَةَ، و بالفُرقَةِ الفِتْنَةَ}

"Sesungguhnya setan ingin menggantikan persatuan dan keselarasan dengan perpecahan, dan melalui perpecahan itu, ia menyalakan fitnah."

Berdasarkan sabda ini, Perpecahan dan perselisihan antar individu adalah senjataIblis paling ampuh. Dengan senjata ini, Iblis bisa memicu konflik (fitnah) yang menjauhkan individu dan masyarakat dari Rahmat Ilahi. Alasannya, masyarakat yang melupakan persaudaraan dan keharmonisan tidak akan pernah menikmati Rahmat Allah. Namun, Hal yang mencegah bencana ini justru adalah upaya mendamaikan perselisihan, yang akan mendatangkan Rahmat Ilahi bagi setiap individu dan masyarakat.

Dalam Islam, menciptakan perdamaian dan keharmonisan antar individu sangatlah dihargai, sampai-sampai berbohong demi tujuan ini dinyatakan sebagai perbuatan yang dicintai Allah, sementara kejujuran yang justru menimbulkan perselisihan dianggap dibenci-Nya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam, dalam hal ini, bersabda kepada Imam Ali bin Abi Thalib 'alaihissalam:

⁴{یَا عَلِیُّ إِنَّ اَللَّهَ أَحَبَّ اَلْکَذِبَ فِی اَلصَّلاَحِ وَ أَبْغَضَ اَلصِّدْقَ فِی اَلْفَسَادِ}

"Wahai Ali! Sesungguhnya Allah mencintai kebohongan demi mendamaikan orang, dan membenci kejujuran yang menyebabkan dan menimbulkan kerusakan (perselisihan)."

Tentu saja, menurut beberapa riwayat, kejujuran (shidq) adalah satu hal, kebohongan (kidzb) adalah hal yang lain, dan berbohong demi mendamaikan perselisihan adalah masalah yang terpisah. Imam Ja'far As-Shadiq 'alaihissalam bersabda mengenai hal ini:

اَلْکَلاَمُ ثَلاَثَةٌ صِدْقٌ وَ کَذِبٌ وَ إِصْلاَحٌ بَیْنَ اَلنَّاسِ قَالَ قِیلَ لَهُ جُعِلْتُ فِدَاکَ مَا اَلْإِصْلاَحُ بَیْنَ اَلنَّاسِ قَالَ تَسْمَعُ مِنَ اَلرَّجُلِ کَلاَماً یَبْلُغُهُ فَتَخْبُثُ نَفْسُهُ فَتَقُولُ سَمِعْتُ مِنْ فُلاَنٍ قَالَ فِیکَ مِنَ} اَلْخَیْرِ کَذَا وَ کَذَا خِلاَفَ مَا سَمِعْتَ مِنْهُ}⁵

"Perkataan itu ada tiga jenis: jujur, bohong, dan mendamaikan perselisihan antar manusia. Lalu, Dia (Perawi) bertanya kepada Beliau: "Jadikanlah aku sebagai tebusanmu, apakah maksud dari mendamaikan perselisihan antar manusia?", kemudian, Imam menjawab: "Engkau mendengar perkataan dari seseorang tentang orang lain yang jika sampai kepadanya akan membuat hatinya sakit, lalu engkau mendatanginya (menyampaikan hal tersebut) dan, hal itu berbeda dari apa yang engkau dengar, maka engkau akan berkata: 'Aku mendengar dari si Fulan bahwa ia mengatakan tentang kebaikanmu begini dan begitu'."

Dalam riwayat lain dari Imam Ja'far As-Shadiq 'alaihissalam juga disebutkan:

⁶{اَلْمُصْلِحُ لَیْسَ بِکَاذِبٍ}

"Orang yang mendamaikan itu bukanlah seorang pembohong."

Oleh karena itu, hal yang menjadikan kedudukan "mendamaikan dan menciptakan keharmonisan" begitu penting dalam Islam adalah karena ia berdiri berhadapan dengan "kerusakan (fasad) dan upaya terciptanya perpecahan"; kerusakan dan perpecahan itu yang sangat dibenci oleh Allah Ta'ala.

Catatan Kaki:

1. Shahifah Sajjadiyah, Doa ke-20.
2. Surah Al-Hujurat, Ayat 10.
3. Khutbah 121, Nahj al-Balaghah.
4. Wasailus Syiah, jilid 12, halaman 252.
5. Ibid., halaman 254.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha