Berita Hawzah– Imam Ali Zainal Abidin 'alaihissalam dalam Sahifah Sajjadiyah berdo'a kepada Allah Swt:
{إِذَا هَمَمْنَا بِهَمَّیْنِ یُرْضِیکَ أَحَدُهُمَا عَنَّا وَ یُسْخِطُکَ الْآخَرُ عَلَیْنَا، فَمِلْ بِنَا إِلَی مَا یُرْضِیکَ عَنَّا وَ أَوْهِنْ قُوَّتَنَا عَمَّا یُسْخِطُکَ عَلَیْنَا}
"(Ya Allah) Ketika kami berkeinginan melakukan dua perkara, salah satunya Engkau ridha dengannya dan yang lain membuat-Mu murka terhadap kami, maka condongkanlah kami kepada apa yang Engkau ridhai dari kami, dan lemahkanlah kekuatan kami dari apa yang membuat-Mu murka terhadap kami."
Uraian:
Manusia, baik secara internal maupun eksternal, selalu berhadapan dengan dua hal: kebaikan dan keburukan.
Meskipun manusia diciptakan dalam keadaan merdeka, dan ia juga telah dibekali dengan alat-alat untuk mengenal (kebenaran), bergerak, dan bertumbuh—serta telah ditentukan jalan pergerakannya melalui para utusan dan kitab-kitab Ilahi—namun, terkadang manusia di bawah pengaruh hawa nafsu dan setan, mungkin saja tidak memanfaatkan semua anugerah itu sebagaimana mestinya, dan pada akhirnya, mereka menyimpang dari jalan hidayah. Alih-alih mendapatkan keridhaan Allah Swt, malah ia mendatangkan murka-Nya.
Oleh karena itu, ia sangat membutuhkan anugerah lain dari Allah Swt; anugerah yang dinamakan 'Taufiq'. Taufik adalah anugerah yang menyebabkan ia mampu senantiasa tetap berada di jalan Ilahi, yang merupakan jalan menuju kebahagiaan abadi.
Dalam suatu riwayat dari Imam Baqir (a.s.) mengenai tafsir frasa «لَا حَوْلَ وَ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ» (Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah), disebutkan:
²{مَعْنَاهُ لاَ حَوْلَ لَنَا عَنْ مَعْصِیَةِ اَللَّهِ إِلاَّ بِعَوْنِ اَللَّهِ وَ لاَ قُوَّةَ لَنَا عَلَی طَاعَةِ اَللَّهِ إِلاَّ بِتَوْفِیقِ اَللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ}
"Maknanya adalah: Kami tidak memiliki kekuatan untuk menjauhi maksiat kepada Allah kecuali dengan pertolongan Allah, dan kami tidak memiliki kekuatan dan kemampuan untuk taat kepada Allah kecuali dengan Taufik dari Allah Yang 'Azza wa jalla."
Karena itulah Nabi Syu'aib (as) dalam Al-Qur'an berkata kepada orang-orang kafir:
³{وَمَا تَوْفِیقِی إِلَّا بِاللَّهِ}
"Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah."
Dan tentu saja, perlu diingat bahwa memohon Taufik dari Allah Swt tanpa disertai usaha dan ikhtiar merupakan kesia-siaan. Sebagaimana Imam Ali Ridha 'alaihissalam bersabda mengenai hal ini:
⁴{وَ مَنْ سَأَلَ اَللَّهَ اَلتَّوْفِیقَ وَ لَمْ یَجْتَهِدْ فَقَدِ اِسْتَهْزَأَ بِنَفْسِهِ}
"Barang siapa yang meminta Taufik kepada Allah namun tidak berusaha (bersungguh-sungguh), maka ia telah mempermainkan dirinya sendiri."
Catatan Kaki:
1. Shahifah Sajjadiyah, Doa ke-20.
2. Kitab At-Tauhid, jilid 1, halaman 242.
3. Surah Hud, Ayat 88.
4. Biharul Anwar, jilid 75, halaman 356.
Your Comment