Berita Hawzah – Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (as) dalam Nahj al-Balaghah, mengenai keagungan menghilangkan kesedihan dari wajah sesama (makhluk), bersabda:
¹{مِنْ کَفَّارَاتِ الذُّنُوبِ الْعِظَامِ، إِغَاثَةُ الْمَلْهُوفِ وَ التَّنْفِیسُ عَنِ الْمَکْرُوبِ}
"Di antara penghapus dosa-dosa besar adalah menolong orang yang sedang kesusahan dan meringankan beban orang yang sedang menderita."
Penjelasan:
Salah satu nasihat yang sangat ditekankan dalam Islam adalah menghilangkan kesedihan dan duka dari wajah saudara seiman, Seseorang yang membuka simpul kesulitan dalam urusan makhluk Allah swt memiliki dampak yang sangat besar, yang mungkin tidak dapat dibandingkan dengan amal lainnya.
Imam Shadiq (as) dalam sebuah riwayat, mengenai keagungan menghilangkan duka dari saudara seiman, bersabda:
{إذا بَعَثَ اللّهُ المؤمنَ مِن قَبرِهِ خَرَجَ مَعهُ مِثالٌ یَقدُمُ أمامَهُ، کُلَّما رَأی المؤمنُ هَوْلاً مِن أهوالِ یَومِ القِیامَةِ قالَ لَهُ المِثالُ: لا تَفزَعْ و لا تَحزَنْ ... فیقولُ لَهُ المؤمنُ: ... مَن أنتَ؟ فیقولُ: أنا السُّرورُ الذی کُنتَ أدخَلتَ علی أخیکَ المؤمِنِ}²
Ketika Allah membangkitkan orang mukmin dari kuburnya, akan keluar bersamanya suatu perwujudan yang berjalan di depannya. Setiap kali orang mukmin itu melihat kengerian dari kengerian Hari Kiamat, perwujudan itu berkata kepadanya: 'Jangan takut dan jangan bersedih hati...'"
"...Maka orang mukmin itu bertanya kepadanya: '...Siapakah engkau?' Lalu ia menjawab: 'Aku adalah kebahagiaan yang dulu pernah engkau masukkan ke dalam hati saudaramu yang mukmin.'"
Seorang penya'ir berkata: "Berbuat baiklah dan lemparkan (kebaikan itu) ke sungai Dajlah (Tigris), niscaya Tuhan akan mengembalikannya kepadamu di padang pasir."³
sesungguhnya, padang pasir terberat yang pasti akan dihadapi setiap manusia, dan mustahil bagi mereka melarikan diri darinya adalah padang Mahsyar (padang Kiamat). Tempat yang dalam Al-Qur'an disebut sebagai "hari yang penuh kesulitan", "hari yang masymusah (penuh kesedihan dan kesulitan)"⁴, dan "hari yang qamtharir (sangat suram dan menakutkan)"⁵.
Oleh karena itu, perbuatan baik yang kita "lempar ke Sungai Dajlah" (lakukan dengan ikhlas) di dunia ini, akan menciptakan kegembiraan dan cahaya bagi manusia di padang Mahsyar, tepat pada saat menghadapi hisab (perhitungan amal) yang sangat ketat. Kenikmatan dan ketenangan yang dirasakan pada saat itu tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan duniawi mana pun.
Dalam suatu riwayat yang sangat patut direnungkan, Rasulullah (saw) memperkenalkan umat manusia sebagai keluarga Allah swt (Ahl wa 'Iyālullāh), dan beliau menganggap manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah orang yang memberikan manfaat dan membuat senang kepada keluarga (makhluk) Allah swt. Sebaimana sabda-Nya:
⁶{اَلْخَلْقُ عِیَالُ اَللَّهِ فَأَحَبُّ اَلْخَلْقِ إِلَی اَللَّهِ مَنْ نَفَعَ عِیَالَ اَللَّهِ وَ أَدْخَلَ عَلَی أَهْلِ بَیْتٍ سُرُوراً}
"Seluruh makhluk adalah keluarganya Allah swt. Maka, makhluk yang paling dicintai di sisi Allah adalah orang yang memberikan manfaat kepada keluarga-Nya (makhluk) dan yang memasukkan kebahagiaan ke dalam hati keluarga tersebut (Makhluk Allah)."
Bayangkanlah seseorang yang, dalam ketidakhadiran kamu, telah menunjukkan kebaikan kepada keluarga kamu di saat mereka sedang dalam kesulitan, dan telah membukakan simpul masalah yang membelit orang-orang yang Anda cintai.
Sudah pasti, pandangan yang penuh kasih dan berkeinginan berterima kasih kamu akan tertuju pada orang tersebut. Kamu juga akan berusaha sekuat tenaga untuk membalas kebaikan orang itu, karena dialah yang datang membantu ketika orang-orang yang Anda sayangi berada dalam kesusahan dan menghapus duka dari wajah mereka.
Sekarang, bayangkan hal yang sama – dengan merujuk pada sabda Rasulullah Saw – diterapkan kepada Allah swt. Allah, yang di tangan-Nya berada seluruh pengaturan langit dan bumi, yang Maha Kaya dan Maha Kuasa ini. Barang siapa yang menghilangkan kesedihan dari wajah sesamanya,apa ganjaran yang akan ia peroleh?....
"Menenangkan sebuah hati dengan sebuah kebaikan (ihsān),
Adalah lebih baik daripada seribu rakaat di setiap tempat."⁷
Catatan Kaki:
1. Nahj al-Balāghah, Hikmah ke-24.
2. Al-Kāfī, Jilid 2, Halaman 190.
3. Sa'di (penyair Persia klasik).
4.{إِنِّی أَخَافُ عَلَیْکُمْ عَذَابَ یَوْمٍ أَلِیمٍ}, "Sesungguhnya aku takut kepada kalian akan azab pada hari yang pedih." (QS. Hūd: 26)
5.{إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا یَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِیرًا}, "Sesungguhnya kami takut terhadap (azab) Tuhan pada hari ( ketika) wajah muram dan penuh kesulitan." (QS. Al-Insān: 10)
6. Al-Kāfī, Jilid 2, Halaman 164.
7. Bustan Sa'di (karya monumental Sa'di).
Your Comment