Berita Hawzah – Upacara penutupan Konferensi Internasional “Hak-hak Rakyat dan Kebebasan yang Sah dalam Sistem Pemikiran Ayatullah al-Udzma Khamenei” digelar pada Rabu pagi, 3 Desember, di Pusat Konferensi Internasional IRIB.
Konferensi ini diselenggarakan dengan tiga tujuan utama:
- Membaca ulang pemikiran dan teladan Ayatullah al-Udzma Khamenei dalam bidang hak-hak rakyat dan kebebasan yang sah.
- Merumuskan sistem ideal hak-hak rakyat dan kebebasan yang sah berdasarkan pemikiran beliau.
- Menjamin serta menjaga hak-hak rakyat dan kebebasan yang sah, sekaligus menjelaskan cara peningkatannya sesuai dengan pandangan beliau.
Ayatullah Mudarresi dalam ceramahnya mengkritik klaim kebebasan negara-negara Barat. Ia menilai, Barat yang mengaku sebagai pusat kebebasan, pada kenyataannya hanya menipu opini publik dunia. “Mereka menunjukkan maket kebebasan, tetapi realitasnya berbeda. Situasi di Suriah, Lebanon, dan Gaza adalah bukti nyata bagaimana bangsa-bangsa itu selama bertahun-tahun hidup di bawah bombardemen, blokade ekonomi, dan kehausan. Bukankah ini pelanggaran terang-terangan terhadap hak asasi manusia?” ujarnya.
Ia menambahkan, organisasi internasional pun dengan slogan hak asasi manusia dan hak perempuan sering menekan negara-negara lain, namun tidak pernah benar-benar membela hak-hak manusia secara nyata.
Ayatullah Mudarresi menekankan bahwa tujuan konferensi ini adalah agar masyarakat bergerak dengan kesadaran dan pengetahuan, sehingga para tiran dan perampok tidak dapat menyalahgunakan keadaan. Ia menjelaskan, bila Islam menetapkan batasan terkait halal-haram, larangan usaha yang tidak benar, atau kewajiban hijab bagi perempuan, hal itu bukan karena keras atau membatasi, melainkan demi menjaga kebebasan sejati. “Agama ini dibangun di atas kemudahan, dan Allah menghendaki kemudahan bagi hamba-hamba-Nya,” tegasnya.
Ia menekankan, perempuan yang menjaga hijab sejatinya sedang menjaga kebebasan dan martabat mereka, serta membebaskan diri dari perbudakan hawa nafsu dan pandangan yang tidak pantas. Demikian pula laki-laki, dengan mematuhi batasan ilahi, mereka meraih kebaikan dunia dan akhirat.
Ayatullah Mudarresi menutup dengan menekankan peran takwa sebagai faktor utama keselamatan individu dan masyarakat. “Takwa adalah jalan pembebasan manusia dari segala bentuk perbudakan selain Allah. Kebaikan dunia dan akhirat hanya terwujud dalam naungan takwa, dan tanpa itu, manusia tidak akan memperoleh kebahagiaan.”
Your Comment