Thursday 6 November 2025 - 10:07
Kajian Akhlak | Kesabaran dan Berlomba dalam Ketaatan adalah Kunci Meraih Nikmat Surga yang Tak Terbatas

Hawzah/ Ayatullah Hasyimi Ulya menyatakan bahwa dalam Al-Qur'an terdapat dua kata kunci: bergegas dan mendahului dalam bergerak menuju Allah Swt. Beliau berkata: "Seorang mukmin sejati memiliki keduanya, baik kecepatan maupun semangat berlomba; artinya, ia tidak hanya cepat bergerak menuju Allah swt, tetapi juga berusaha untuk mendahului yang lain. Sebagian orang hanya memiliki kecepatan tetapi tidak berlomba, dan sebagian lain berlomba tetapi lambat dalam bergerak. Orang-orang yang bertakwa (muttaqin) adalah mereka yang memiliki keduanya, disertai dengan pengetahuan dan ilmu tentang dunia dan akhirat."

Berita Hawzah– Ayatullah Hasyimi Ulya, pendiri Madrasah Qaim (afs), dan salah satu ustadz akhlak di Hawzah Ilmiah, di dalam salah satu pelajaran akhlaknya membahas kedudukan kesabaran dan ketakwaan dalam perjalanan ruhaninya seorang mukmin,beliau berkata: "Orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang bersabar di dunia; mereka menanggung segala kesulitan, cobaan, kezaliman, dan gangguan yang menimpa mereka, serta beratnya ibadah, semuanya demi Allah swt (mencari keridhaan Allah swt). Kemudian beliau melanjutkan bahwa "Allah Swt dari awal hingga akhir firman-Nya di Al-Qur'an, telah berbicara mengenai hari kiamat, neraka, surga, pahala, dan siksa (azab). Sehingga semua hal itu, bisa mendekatkan kita kepada ketaatan dan penghambaan kepada-Nya, serta menjauhkan kita dari perbuatan dosa dan maksiat yang mengakibatkan kita masuk ke dalam siksa dan neraka-Nya. Tujuan itu semua, semata-mata untuk menyelamatkan kita dari neraka dan dapat meraih kenyamanan serta ketenteraman di surga (Nya)."

Ustadz Hawzah Ilmiah ini menambahkan: "Mereka yang lalai di dunia dan tidak mencatatkan umurnya dalam ketaatan dan penghambaan kepada Allah Swt, maka tidak memiliki jalan kembali (Taubat) di hari Kiamat. Ketika Kiamat tiba, hubungan nasab akan terputus dan hubungan kekerabatan akan sirna. Ayah, ibu, saudara laki-laki, dan perempuan tidak akan saling mengenal. Hanya mereka yang beriman kepada Allah Swt, Al-Qur'an, dan perkataan para nabi, serta beramal berdasarkan keimanan ini, mereka lah yang akan akan beruntung (selamat)."

Ayatullah Hasyimi Ulya melanjutkan penjelasannya: "Mereka yang telah bersabar di jalan ketaatan kepada Allah dan menerima segala kesulitan di dunia, mereka adalah orang-orang yang benar-benar beruntung. Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang mengetahui nikmat-nikmat yang akan Allah Swt sediakan untuk orang beriman; nikmat-nikmat surga adalah penyejuk mata bagi orang beriman, dan tak ada seorang pun, bahkan Rasulullah (saw), yang mengetahui detailnya."

Beliau menegaskan bahwa dalam Al-Qur'an terdapat dua kata kunci: bergegas (sur'ah) dan mendahului (sabaq) dalam perjalanan menuju Allah Swt. "Seorang mukmin sejati memiliki keduanya; ia tidak hanya bergerak cepat menuju Allah Swt, tetapi juga berusaha mendahului yang lain. Sebagian orang hanya memiliki kecepatan tanpa semangat berlomba, sementara yang lain ingin berlomba tetapi lamban dalam bergerak. Orang-orang bertakwa (muttaqin) adalah mereka yang memiliki keduanya, disertai dengan pengetahuan dan kesadaran akan dunia dan akhirat."

Ayatullah Hasyimi Ulya menekankan: "Setiap manusia harus berlomba-lomba dan saling mendahului satu sama lain dalam hal keilmuan, akhlak, ibadah, dan ketaatan kepada Allah Swt. Amirul Mukminin Ali (as) bersabda: 'Aku tidak melihat sesuatu seperti surga yang didambakan, sementara pencintanya lalai. Dan aku tidak melihat sesuatu seperti api neraka yang ditakuti, sementara orang yang lari darinya justru tertidur (lalai).'" kemudian, beliau mengutip sabda Imam Ali Sajjad (as) dan berkata: "Siapa yang merindukan surga, ia akan bersegera dalam mengerjakan kebaikan; ia menunaikan shalat di awal waktu, hadir dalam majelis-majelis ilmu, dan mengambil manfaat dari peringatan-peringatan Ilahi. Sebagaimana jasad membutuhkan makanan, ruh manusia juga memerlukan makanan spiritual; makanan ruh adalah Al-Qur'an, zikir, dan nasihat. Manusia harus mengambil pelajaran dari ayat-ayat Al-Qur'an dan ucapan para Maksum (as) serta bangkit dari kelalaian."

Ayatullah Hasyimi Ulya menegaskan: "Siapa pun yang masih takut kepada api neraka, pasti ia akan menjauhi hal-hal yang haram dan menjadikan taubat sebagai bekal akhiratnya. Surga adalah balasan bagi manusia yang bertakwa. Seorang mukmin sejati tidak memiliki ketergantungan yang besar pada dunia dan hanya memanfaatkannya sebatas kebutuhan. beliau melanjutkan: "Jika akhir dari (mengejar) dunia adalah api neraka, maka itu bukanlah sebuah kebaikan. Dan jika setelah kesulitan (ternyata balasannya) surga, maka kesulitan itu tidak dianggap sebagai keburukan. Bagi orang yang bertakwa, penderitaan dan kesedihan di dunia bukanlah keburukan, melainkan ladang yang subur. Setiap kenikmatan selain surga imbalannya, dan setiap musibah selain api neraka adalah keselamatan. Seorang mukmin akan bersabar dalam menghadapi musibah dunia dan bersyukur dalam segala keadaan, karena ia tahu bahwa imbalannya adalah surga. dan diakhir pidatonya, beliau mengutip sabda dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (as),- "Tidak ada satupun yang bernilai bagi dirimu kecuali surga; janganlah kamu menjualnya dengan dunia"-, menyatakan: "Sebagian manusia telah menjual diri mereka kepada dunia dan mengorbankan diri untuknya, padahal barangsiapa mengorbankan dirinya untuk selain surga, sungguh ia telah menzalimi dirinya sendiri."

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha