Berita Hawzah – Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad 'alaihis salam dalam Sahifah Sajjadiyah memohon kepada Allah Ta'ala dengan berdoa:
¹{اَللَّهُمَّ ... وَ لاَ تَرْفَعْنِی فِی النَّاسِ دَرَجَةً إِلاَّ حَطَطْتَنِی عِنْدَ نَفْسِی مِثْلَهَا؛ وَ لاَ تُحْدِثْ لِی عِزّاً ظَاهِراً إِلاَّ أَحْدَثْتَ لِی ذِلَّةً بَاطِنَةً عِنْدَ نَفْسِی بِقَدَرِهَا}
"Ya Allah... dan Janganlah engkau meninggikan derajatku sedikit pun dihadapan manusia, tanpa merendahkan derajatku, seperti halnya aku merendahkan diriku sendiri. Dan janganlah kamu mendatangkan bagiku kemuliaan lahiriah, tanpa ada kerendahan hati dalam diriku yang sebanding dengan kemuliaan itu!."
Penjelasan:
Manusia dalam perjalanan hidupnya dapat mencapai berbagai derajat dan kedudukan duniawi maupun spiritual. Hal yang dapat menjadi penyakit berbahaya setelah meraih kedudukan-kedudukan ini adalah kesombongan dan keangkuhan.
Yang dapat mencegah penyakit ini adalah menciptakan sikap seimbang dalam diri kita.
Berdasarkan sabda Imam Sajjad (as), kita harus memohon kepada Allah swt agar seiring dengan kemuliaan dan kenaikan derajat duniawi atau ukhrawi yang kita peroleh, Dia juga menciptakan perasaan rendah diri dan hina dalam diri kita. Tujuannya agar kemuliaan dan kerendahan hati itu berfungsi seperti dua sisi timbangan yang setara dalam batin kita, sehingga diri kita tetap terlindung dari penyakit keangkuhan dan kesombongan.
Jika seseorang berhasil menciptakan keseimbangan ini dalam dirinya, ia dapat menjadi manusia yang paling utama. Sebagaimana Rasulullah (Saw) bersabda tentang hal itu:
²{افْضَلُ النّاسِ مَنْ تَواضَعَ عَنْ رِفْعَةٍ}
"Orang yang paling utama (terbaik) adalah orang yang merendahkan diri meskipun memiliki kedudukan tinggi."
Orang yang berhasil menciptakan keseimbangan batin itu dapat menjadi seseorang yang telah disebutkan oleh sabda Imam Ali bin Abi Thalib 'alaihis salam:
³{ذُو اَلشَّرَفِ لاَ تُبْطِرُهُ مَنْزِلَةٌ نَالَهَا وَ إِنْ عَظُمَتْ کَالْجَبَلِ اَلَّذِی لاَ تُزَعْزِعُهُ اَلرِّیَاحُ}
"Orang yang mulia tidak akan menjadi sombong oleh kedudukan apa pun yang dia peroleh, sekalipun itu sangat tinggi, bagaikan gunung yang tidak dapat digoyahkan oleh angin."
Sebaliknya, orang yang gagal menghiasi dirinya dengan keseimbangan ini akan menjadi perwujudan dari manusia berakal rendah, sebagaimana sabda Imam Ali bin Abi Thalib 'alaihis salam:
⁴{اَلدَّنِیُّ تُبْطِرُهُ أَدْنَی مَنْزِلَةٍ کَالْکَلاَءِ اَلَّذِی یُحَرِّکُهُ مُرُّ اَلنَّسِیمِ}
"Orang yang hina (rendah) akan tetap sombong, walaupun kedudukannya berada di derajat yang paling rendah sekalipun, seperti ilalang yang digerakkan oleh embusan angin yang lembut."
"Mudah saja jika orang-orang yang sudah jatuh (rendah) bersikap rendah hati."
"Keramahan dan kerendahan hati dari orang-orang mulia itu lebih indah."⁵
Catatan Kaki:
1. As-Sahifah As-Sajjadiyyah, Doa ke-20.
2. I'lam ad-Din, Jilid 1, Halaman 337.
3. Ghurar al-Hikam wa Durar al-Kalim, Jilid 1, Halaman 371.
4. Sumber yang sama (Ghurar al-Hikam, Jilid 1, Halaman 371).
5. Al-Faidh al-Kasyani (Mulla Muhsin Faidh Kasyani).
Your Comment