Wednesday 29 October 2025 - 08:50
Dosa Terbesar Menurut Riwayat Para Maksum (as)

Hawzah/ Putus asa dan hilangnya harapan akan rahmat Allah adalah dosa terbesar. Dosa manusia terbagi menjadi dua kategori: besar (kabirah) dan kecil (saghirah), dan putus asa merupakan dosa besar,dan yang paling besar, yang itu menghalangi seseorang untuk meraih perhatian (pertolongan ) Allah. Banyak sekali riwayat yang menunjukkan ketika seseorang yang melakukan dosa besar sekalipun, jika ia tidak putus asa dari rahmat Ilahi, masih memiliki harapan untuk diampuni. Keterpurukan yang paling berbahaya adalah keputusasaan itu sendiri.

Dilansir dari Kantor Berita Hawzah, Ustadz Muhsin Qira'ati dalam salah satu ceramahnya membahas topik "Dosa Terbesar adalah Putus asa terhadap Rahmat Alllah" yang akan kami sajikan ulasannya, sebagai berikut;

Anggapan ini "karena aku telah berdosa, maka aku sudah tidak berguna lagi", itu sama sekali tidak benar.

Al-Qur'an dengan sangat jelas memperingatkan manusia melalui firmah Allah swt yang berbunyi; "Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah," (QS. Az-Zumar: 53), yang pada hakikatnya ini, menegaskan bahwa putus asa dan hilang harapan dari rahmat Tuhan adalah kerugian terbesar bagi manusia. Dalam ayat ini yang disertai dengan penjelasan lainnya, disebutkan bahwa ada tiga golongan manusia yang terjerumus dalam keputusasaan, padahal rahmat Ilahi terbentang luas untuk semua orang.

Jika seseorang tidak melakukan dosa besar dan tetap berada di jalan penghambaan, ia akan termasuk dalam golongan para wali dan orang-orang yang mendapat perlindungan Ilahi. Namun, perlu dipahami bahwa dosa terbagi menjadi "kabirah" (besar) dan "saghirah" (kecil). Menurut kesepakatan seluruh ulama dan berdasarkan riwayat-riwayat yang valid, dosa besar yang pertama dan terbesar adalah putus asa dan hilangnya harapan akan rahmat Allah swt.

Ini seperti pikiran yang terlintas dalam benak seseorang: "Aku sudah tidak berguna lagi." Jenis keputusasaan seperti ini sangat berbahaya. Bahkan dalam literatur agama, keputusasaan itu disebut sebagai dosa yang terbesar daripada banyak dosa besar lainnya.

Diceritakan bahwa seseorang pernah memegang kain penutup Ka'bah (Kiswah) sambil menangis memohon ampunan kepada Allah Ta'ala.

Di tengah tangisnya yang terus menerus, ia berkata, "Aku tahu aku tidak akan diampuni."
Orang-orang bertanya kepadanya,"Mengapa kau berkata demikian? Siapakah dirimu dan apa yang telah kau lakukan?". Ia menjawab, "Akulah orang yang mengambil upah dari Yazid, lalu pergi ke Karbala, dan memberi tahu paman Imam Husain as (tentang kedatangan beliau), sehingga dengan itu aku terlibat dalam kejahatan besar tersebut." Kemudian mereka menjawab kepadanya, "Dosanya putus asa dan hilangnya harapanmu atas rahmat Allah swt itu lebih besar daripada dosamu pergi ke Karbala dan terlibat dalam tragedi besar itu."

Riwayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada dosa—bahkan yang terbesar sekalipun—yang bisa memberikan alasan untuk putus asa dari rahmat Ilahi. Hal yang paling berbahaya dari segalanya adalah jatuh ke dalam jurang keputusasaan.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha