Dilansir dari Kantor Berita Hawzah, Hujjatul Islam wal Muslimin Nasir Rafi'i dalam salah satu ceramahnya membahas topik "Sedekah, Kunci Pembuka Rezeki dan Keberkahan" yang akan kami persembahkan untuk para cendekiawan terhormat.
Bersedekahlah dan ringankanlah beban sesama (kalian)!, serta Kurangilah kesenjangan sosial (diantara kalian)!. Allah SWT untuk mendorong manusia bersedekah, membawa beberapa perumpamaan dan contoh:
"Terkadang satu butir benih yang kau tanam bisa tumbuh menjadi tujuh tangkai, dan setiap tangkai berisi seratus biji. Bahkan dalam kondisi tertentu, ada yang mengatakan dari satu biji bisa menghasilkan hingga tujuh ratus biji."
Maksudnya bukan hanya sekadar mengandalkan perumpamaan verbal, tetapi nyatanya amal kebaikan benar-benar dapat mendatangkan berkah dan kelimpahan. Jika kau bersedekah satu dirham atau sekian rupiah, perbuatan itu bagaikan benih yang hasilnya akan berlipat ganda.
"Lalu, mengapa engkau tidak bersedekah?". Bersedekah itu menambah harta kalian, bukan menguranginya.
Salah satu contoh paling masyhur dalam riwayat: Salah seorang putra Imam Ja'far As-Shadiq as, Muhammad bin Ja'far, mendatangi ayahnya dan mengeluh tentang kondisi keuangannya yang buruk. Ia hanya memiliki empat puluh dinar.
Sang Imam bersabda, "Bersedekahlah dengan jumlah itu." Putranya berkata, "Jika aku memberikannya, kantongku akan kosong; keadaanku akan semakin parah."
Imam bersabda, "Sesungguhnya segala sesuatu memiliki kuncinya..." – dan kunci rezeki kalian adalah sedekah.
Salah satu kesalahan kita adalah kita tidak mengenali kunci yang tepat untuk membuka pintu masalah, atau kita mencoba menggunakan kunci yang salah. Alih-alih pintu terbuka, kunci itu justru bisa patah dan situasi menjadi lebih buruk. Jika kita menemukan kunci yang benar, pintu tersebut akan terbuka.
Perumpamaan ini dapat diterapkan secara luas:
· Jika ingin mengendalikan syahwat (hawa nafsu), kuncinya adalah menikah, bukan menjalin hubungan non-syar'i yang akan menghancurkan harga diri dan kesempatan.
· Jika menginginkan kekuatan dan kekuasaan, jalannya bukan dengan membunuh orang lain. Nabi Sulaiman juga memiliki kekuatan, tetapi tidak dengan cara seperti itu.
· Jika menginginkan kekayaan, jalannya bukan dengan korupsi. Kunci yang benar adalah usaha yang halal dan tawakal.
Banyak sekali keluarga, ketika anak mereka terlambat menikah atau ada masalah, langsung mencari "azimat" dan "jimat", dan kemudian mereka berkata; "Pasti ada yang mensihir kita!"
Agama tidak membenarkan keyakinan seperti ini. Agama mengajarkan kepada kalian untuk berdoa, bersedekah, berkurban, dan menggunakan jalan-jalan yang benar serta sesuai syariat agama.
Dalam banyak kasus, kesalahan dalam menemukan solusi yang tepat menyebabkan manusia tersesat ke jalan yang salah. Jalan sesat itu kadang bisa diperbaiki, tetapi seringkali menjadi kronis, berbahaya, dan tak tergantikan. Jika kau memaksakan kunci yang salah pada sebuah lubang kunci, kunci itu akan rusak dan pintu tidak akan pernah terbuka lagi—artinya, satu kesalahan dapat menghancurkan kesempatan untuk selamanya.
Dalam riwayat tersebut, putra imam Ja'far As-Shadiq itu akhirnya bersedekah dengan empat puluh dinarnya. Dalam sepuluh hari, keadaannya berubah total dan ia mendapatkan balasannya (dari Allah) yang setara dengan empat ribu dinar.
Kisah ini menegaskan bahwa "kunci rezeki adalah sedekah". Sedekah adalah jalan kembali (taubat) dan pembuka pintu rezeki.
Your Comment