Monday 27 October 2025 - 13:39
Akhlak Hidup | Mengapa Keserakahan Menjatuhkan Derajat Manusia?

Hawzah/ Kata "keserakahan" (thama') berarti menginginkan lebih dari haknya sendiri dan mengambil nikmat kehidupan dari tangan orang lain. Sudah jelas bahwa orang yang serakah, untuk mencapai tujuannya, harus rela menyerahkan diri pada segala bentuk kehinaan, mengulurkan tangan meminta kepada siapa pun, dan menghancurkan kepribadiannya sendiri demi meraih tujuan-tujuan serakahnya.

Kantor Berita Hawzah | Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as dalam sabdanya yang penuh pencerahan, menyebutkan dampak buruk dari sifat keji "keserakahan" ini dengan bersabda:

أَزْرَی بِنَفْسِهِ مَنِ اسْتَشْعَرَ الطَّمَعَ¹

"Barangsiapa yang menjadikan keserakahan sebagai sifatnya, maka ia telah merendahkan martabat dirinya sendiri."

Penjelasan:

Kata "thama'" (keserakahan) berarti menginginkan lebih (tidak berpuas diri) dari haknya sendiri dan mengambil nikmat kehidupan dari tangan orang lain. Penggunaan kata "istasysy'ara" yang berarti "memakai" mengisyaratkan bahwa orang tersebut telah melekatkan keserakahan pada dirinya dan tidak dapat berpisah darinya. Sudah jelas bahwa orang-orang yang serakah, untuk mencapai tujuan mereka, mereka rela menyerahkan dirinya kepada segala bentuk kehinaan, mengulurkan tangan meminta kepada siapa pun, dan menghancurkan kepribadian mereka sendiri demi meraih tujuan-tujuan itu (keserakahan).²

Janji Allah swt (segala kenikmatan) untuk menyenangkan mata (orang mukmin) dalam Al-Qur'an.

Allah SWT dalam Al-Qur'an telah menjanjikan rahmat, anugerah dan nikmat (qurrata a'yun) kepada hamba-hamba-Nya yang beriman; sebuah janji yang tidak diketahui oleh siapa pun. Sebagaimana firman-Nya:

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِیَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْیُنٍ جَزَاءً بِمَا کَانُوا یَعْمَلُونَ³

"Tidak ada satu jiwa pun yang mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan."

Salah satu nasihat untuk menghiasi pandangan mata ini adalah menjauhi keserakahan. Sebagaimana Imam Ja'far As-Shadiq as, bersabda:

إِنْ أَرَدْتَ أَنْ تَقَرَّ عَیْنُکَ وَ تَنَالَ خَیْرَ اَلدُّنْیَا وَ اَلْآخِرَةِ فَاقْطَعِ اَلطَّمَعَ عَمَّا فِی أَیْدِی اَلنَّاسِ⁴

"Jika engkau ingin matamu menjadi sejuk dan memperoleh kebaikan dunia dan akhirat, maka putuskanlah ketamakanmu terhadap apa yang ada di tangan orang lain."

Cara Membasmi Keserakahan

Jalan untuk memerangi keserakahan adalah dengan merasa cukup (qana'ah). Jika seseorang merasa cukup dan ridha dengan apa yang dimilikinya, ia tidak akan pernah jatuh ke dalam keserakahan. Imam Shadiq a.s. untuk menguatkan rasa cukup menyatakan:

اُنْظُرْ إِلَی مَنْ هُوَ دُونَکَ وَ لاَ تَنْظُرْ إِلَی مَنْ هُوَ فَوْقَکَ⁵


"Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam urusan materi) dan jangan memandang orang yang berada di atasmu."

Benar, jika manusia dalam urusan duniawi memandang orang-orang yang secara materi berada di tingkat yang lebih rendah darinya, maka perasaan syukur, keridhaan, dan rasa cukup akan hidup dan menguat dalam dirinya. Di sisi lain, hal ini dapat membasmi perasaan serakah dan ingin memiliki lebih. Meskipun dalam urusan spiritual, kita harus bertolak belakang dan selalu memandang orang-orang yang berada di atas kita (dalam ketakwaan).

"Kemuliaan ada pada rasa cukup, duri ada pada keserakahan,
Berpuas dirilah dengan kemuliaanmu, dan janganlah meminta duri."

Catatan Kaki:

1. Nahj al-Balaghah, Hikmah ke-2.
2. Payam-e Imam Amir al-Mu'minin [Pesan Imam Amirul Mukminin], jilid 12, halaman 31.
3. Surah As-Sajdah, Ayat 17.
4. Bihar al-Anwar, jilid 70, halaman 168.
5. Misykah al-Anwar fi Ghurar al-Akhbar, jilid 1, halaman 371.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha