Berita Hawzah– Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad as, ketika bermunajat kepada Allah SWT, dan beliauberdoa' seperti ini:
اللَّهُمَّ ... اسْتَعْمِلْنِی بِمَا تَسْأَلُنِی غَداً عَنْهُ.¹
"Ya Allah, sibukkanlah (gunakanlah) diriku dalam urusan-urusan yang kelak pada hari Kiamat Engkau akan menanyakan (meminta pertanggungjawaban) dariku mengenainya."
Penjelasan:
Doa yang serupa , diriwayatkan juga oleh Sayyidah Fathimah az-Zahra as, dan Imam Ja'far ash-Shadiq as.
Doa ini dapat menjadi pelita penerang yang senantiasa menyertai manusia, terutama para remaja dan pemuda yang memiliki kesulitan tentang agama dan ini bisa menjadi titik awal dalam perjalanan penghambaan kepada Allah SWT.
Sepanjang perjalanan hidupnya, manusia dihadapkan dengan berbagai jalan dan pilihan. Namun, manakah (jalan atau pilihan) yang hakikatnya lebih banyak dan lebih baik membantu mereka di jalan penghambaan kepada Allah?
Melalui doa ini, hakikatnya kita memohon kepada Allah SWT, "Wahai Tuhanku! Tempatkanlah dan gunakanlah kecenderungan hatiku, bakatku, kemampuanku, serta setiap kesempatan yang akan menghampiriku—semuanya—pada jalan yang Kau ridhai." Dan sungguh, untuk meraih tujuan mulia ini, seseorang harus mengerahkan segenap jiwa dan raganya. Karenanya, Imam para muttaqin — Ali bin Abi Thalib as— berdoa kepada Allah SWT:
یَا رَبِّ یَا رَبِّ یَا رَبِّ، قَوِّ عَلی خِدْمَتِکَ جَوارِحِی، وَاشْدُدْ عَلَی الْعَزِیمَةِ جَوانِحِی.²
"Ya Rabbi, ya Rabbi, ya Rabbi!, Kokohkan anggota badanku untuk berbakti pada-Mu., Teguhkan tulang-tulangku untuk melaksanakan niatku."
Jika kita ingin membahasakan ucapan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as ke dalam bahasa saat ini, maka kita dapat mengungkapkannya seperti ini:
“Ya Rabb, sibukkanlah seluruh potensi dan kemampuanku, baik dhahir dan bathin, dalam diri saya di jalur pengabdian kepada-Mu.”
Dan, mungkin yang dapat merangkum semua doa (permohonan) ini adalah perkataan Rasulullah SAW, yang beliau sabdakan:
اَللَّهُمَّ لاَ تَکِلْنِی إِلَی نَفْسِی طَرْفَةَ عَیْنٍ أَبَداً.³
"Dan janganlah Engkau serahkan aku pada diriku sendiri walaupun sekejap mata."
Catatan Kaki:
1. As-Sahifah As-Sajjadiyyah, Doa ke-20 (Doa Makarim al-Akhlaq).
2. Doa Kumail.
3. Al-Manaqib, jilid 1, halaman 57.
Your Comment