Dilansir Kantor Berita Hawzah, Penyebutan Allah dengan ungkapan "Ahsan Al-Khaliqin" (Sebaik-baik Pencipta) dalam Al-Qur'an menunjukkan makna yang luas dari kata menciptakan (khalq) dan menegaskan keberadaan mutlak Allah SWT sebagai Tuhan yang Esa , dan bukan mengakui keberadaan banyaknya pencipta.
Penyifatan Allah sebagai "Ahsan Al-Khaliqin" bukan berarti mengisyaratkan adanya pencipta lain yang sederajat dengan-Nya. Hal ini dikarenakan kata "Khalq" (menciptakan) tidak hanya terbatas pada makna mengadakan sesuatu dari ketiadaan. Kata tersebut terkadang juga digunakan dalam makna lain seperti mengukur, membuat, dan memberikan bentuk-bentuk baru kepada benda yang sudah ada.
Manusia, dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, dapat mengubah berbagai material; misalnya, membuat perkakas dari besi dan baja, atau mendirikan bangunan megah dengan perhitungan yang presisi. Ini semua adalah bentuk "penciptaan" dalam makna luasnya. Namun, penciptaan yang hakiki, yaitu mewujudkan materi dan bentuk dari ketiadaan mutlak, dan kemampuan (penciptaan) ini hanya dimiliki oleh Allah SWT.
Al-Qur'an membahas hal ini dengan menukil perkataan nabi Isa bin Maryam Al-Masih (as).
أَنِّی أَخْلُقُلَکُمْ مِنَ الطِّینِ کَهَیْئَةِ الطَّیْرِ فَأَنْفُخُ فیهِ فَیَکُونُ طَیْراً بِإِذْنِ اللّهِ¹
"Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: "" Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia."
Dalam konteks ini, kata "menciptakan" bermakna "memberikan bentuk dan menghidupkan" pada materi yang telah ada, bukan menciptakan dari ketiadaan.
Pencipta yang hakiki adalah Dia yang mewujudkan materi dan bentuk dari tiada menjadi ada, dan segala kekuatan serta sifat semua benda itu berasal dari-Nya, yaitu Allah SWT semata. Adapun "pencipta-pencipta" lainnya, -yang pada hakikatnya- adalah pencipta secara majazi (kiasan), hanya melakukan perubahan bentuk dan pembuatan dari material yang sudah ada sebelumnya.
Oleh karena itu, ketika Allah dinamakan "Ahsan al-Khāliqīn", maknanya adalah bahwa Dialah sebaik-baik dan satu-satunya Pencipta yang hakiki, sementara para 'pencipta' lainnya hanya beroperasi pada batas mengubah bentuk dan membuat/membangun (dari materi yang sudah ada).²
Catatan Kaki:
1. Al-Qur'anul Karim, Surah Āli 'Imrān, Ayat 49.
2. Makarim Syirazi, Nāṣir, Payām-e Qur'ān (Pesan Al-Qur'an), Penerbit Dār al-Kutub al-Islāmiyyah, Teheran, Cetakan IX, 1386 H, Jilid 2, Halaman 78.
Your Comment