Saturday 18 October 2025 - 22:32
Kajian Mahdawiyah (3) | Karakteristik seorang Imam; pribadi yang paling cerdas dan paling tahu diantara manusia

Hawzah/ Seorang Imam, yang memikul tanggung jawab sebagai pemimpin dan pembimbing umat, harus memahami agama dalam segala aspeknya, menguasai seluruh hukum-hukumnya secara sempurna, serta mampu menjawab segala pertanyaan masyarakat dari berbagai topik dan bidang, lalu membimbing mereka dengan cara yang terbaik.

Dilansir dari Kantor Berita Hawzah, Seri kajian Mahdawiyah yang berjudul "Menuju Masyarakat yang Ideal", dengan tujuan menyebarkan ajaran dan pengetahuan seputar Imam Zaman Afs., yang akan disajikan untuk kalian para cendikiawan.

Penerus Rasulullah SAW - Sebagai penjamin kelangsungan hidupnya (ajaran) agama dan penjawab segala kebutuhan umat manusia- adalah kepribadian yang unggul dan istimewa. Sesuai dengan kedudukan yang bermartabat, beliau harus memiliki sejumlah karakteristik, yang terpenting di antaranya adalah:

1. Ketakwaan, yakni kemampuan memimpin masyarakat manusia dan mengelolanya secara benar berdasarkan ajaran agama.
2. Kemaksuman, yakni terjaga dari segala dosa dan kesalahan, baik kecil maupun besar.
3. Ilmu & pengetahuan, yakni Pengetahuan yang bersumber dari ilmu Rasulullah SAW dan ilmu ilahi.

Dan berdasarkan ini, Imam bisa menjadi penjawab (kebutuhan masyarakat) dari semua aspek kehidupan, baik materi (dunia) maupun maknawi (akhirat).

Berdasarkan sifat-sifat yang telah disebutkan untuk imam, jelaslah bahwa memilih individu semacam ini berada di luar kemampuan dan pengetahuan manusia. Hanya Allah-lah, dengan ilmu-Nya yang tak terbatas, yang mampu memilih para pemimpin dan pengganti Nabi.
Oleh karena itu, salah satu keistimewaan terpenting seorang Imam adalah penunjukan (pengangkatan) dirinya itu ditunjuk secara langsung oleh Allah SWT.

Dengan mengingat betapa pentingnya karakteristik ini, maka kami akan menjelaskan satu persatu secara ringkas.

• Ilmu Imam
Seorang Imam, yang memikul tanggung jawab sebagai pemimpin dan pembimbing umat, harus memahami agama dalam segala aspeknya, menguasai seluruh hukum-hukumnya secara sempurna, serta mampu menjawab segala pertanyaan masyarakat dari berbagai topik dan bidang, lalu membimbing mereka dengan cara yang terbaik.

Maka jelas bahwa wewenang keilmuan ini bisa menjadi sandaran dan wadah kepercayaan umat manusia, dan kedalaman ilmu ini hanya bisa diperoleh dari sebuah sumber yang langsung terhubung ke ilmu ilahi . Dengan dalil inilah, Syiah menyakini bahwa Para Imam atau penerus hakikat Rasulullah SAW itu ilmunya bersumber dari ilmu ilahi yang tak terbatas.

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as. dalam masalah ini, berkata;

أنْ یَکونَ أعْلَمَ النّاسِ بِحَلالِ اللّهِ و حَرامِهِ و ضُرُوبِ أحْکامِهِ و أمْرِهِ و نَهْیِهِ و جَمیعِ ما یَحتاجُ إلیهِ النّاسُ، فَیَحْتاج النّاسُ إلَیْهِ و یَسْتَغنی عَنْهُمْ.

"Dia harus menjadi manusia yang paling berilmu tentang halal dan haram Allah, berbagai macam hukum-hukum-Nya, perintah dan larangan-Nya, serta seluruh yang dibutuhkan manusia. Dengan demikian, manusia akan membutuhkannya, sementara dia tidak membutuhkan mereka."
(Mizan al-Hikmah, jilid 1, hal. 250, hadis ke-916)

Pembahasan ini akan berlanjut......

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha