Berita Hawzah - Imam Ali Zainal Abidin .As di salah satu penggalan munajatnya dalam kitab Sahifah Sajjadiyyah, Beliau memohon kepada Allah SWT:
اللَّهُمَّ ... اجْعَلْ هَمَسَاتِ قُلُوبِنَا، وَ حَرَکَاتِ أَعْضَائِنَا وَ لَمَحَاتِ أَعْیُنِنَا، وَ لَهَجَاتِ أَلْسِنَتِنَا فِی مُوجِبَاتِ ثَوَابِکَ¹. ²"Ya Allah, jadikanlah bisikan hati kami, gerakan anggota tubuh kami, pandangan mata kami, dan ucapan lisan kami termasuk dalam hal-hal yang mendatangkan pahala-Mu".
Untuk mencapai kebahagiaan abadi dan hakiki, kita sungguh harus memenuhi seluruh wujud diri (ini) dengan cinta dan ridha Allah SWT. Dan betapa indah cara Imam Ali Zainal Abidin as. mengajarkan kepada kita untuk memohon permintaan agung ini kepada Allah SWT.
Doa Imam Sajjad (AS):
"Ya Ilahi!
Limpahkanlah ke dalam kalbu ini kesadaran bahwa setiap bisikan hati hanya untuk-Mu semata.
Ya Ilahi!
Tuntunlah jiwa ini untuk menjadikan-Mu satu-satunya qiblat pikiran dan orientasi amal.
Ya Ilahi!
Alirkanlah seluruh kecenderungan jiwa dan gejolak nafsu menuju samudera ridha-Mu.
Ya Ilahi!
Jadikan setiap langkah kaki,gerak tangan, dan denyut nadi sebagai syafarat dalam mengarungi jalan-Mu.
Ya Ilahi!
Murnikanlah setiap kerlingan mata agar hanya memandang pada apa yang Engkau ridhai.
Ya Ilahi!
Sucikanlah setiap untaian kata dari lidah ini agar tak terucap kecuali demi meraih cinta-Mu.
Dan inilah puncak kecintaan yang sesungguhnya: ketika kita mengarahkan segenap diri kita hanya kepada Sang Allah SWT. Tiada lagi yang terpikirkan selain Dia (Allah swt), tiada yang diperbuat kecuali untuk-Nya, tiada yang dipandang selain wajah-Nya, dan tiada kata terucap kecuali demi meraih ridha-Nya. Sebab, segala sesuatu bermuara pada kehadiran Sang Kekasih dan yang layak Disembah (Allah SWT), sementara semua warna dunia pun luluh di hadapan cahaya-Nya. Sungguh, "Dan (warna) siapakah yang lebih baik dari shibghah (warna) nya daripada Allah?".³
Lantas, bagaimanakah meraih kedudukan mulia ini?
Pertama, harus kita akui bahwa mencapai kedudukan ini memang tidak mudah, tetapi bukan mustahil. Tiada satu pun tujuan mulia yang dapat diraih tanpa latihan dan konsisten. Dan untuk meraih cita-cita muila ini, dibutuhkan kemauan kuat dan kesungguhan usaha.
Jalan terpenting adalah melalui introspeksi diri (muhasabah an-nafs ), agar tahap demi tahap, seluruh wujud kita terisi cahaya Ilahi. Dan sudah pasti, kedekatan dengan sabda-sabda Ahlul Bait as. akan memberikan motivasi dalam perjalanan ini; sebab mustahil seseorang bersahabat dengan cahaya, lalu tidak ikut bercahaya.
Imam Shadiq as. mengajarkan kepada kita sebuah tolok ukur dan pedoman dalam hal ini, agar melalui instrospeksi diri (muhasabah an-nafs) - kita dapat mengevaluasi diri. Beliau bersabda: "Amal yang ikhlas adalah amal yang tidak engkau kehendaki agar ada seorang pun yang memujimu karenanya, selain Allah ‘Azza wa Jalla".⁴
Dalam kesempatan lain, beliau (Imam Ja'far Sodiq as.) juga bersabda: "Seorang hamba tidak akan mencapai hakikat keikhlasan hingga ia tidak lagi suka dipuji atas suatu amal yang ia lakukan untuk Allah".
Oleh karena itu, di mana pun masih tersisa dalam pikiran dan kalbu kita perhatian kepada makhluk dan bukan Sang Khaliq, itulah pertanda bahwa kita harus berusaha lebih giat lagi, langkah demi langkah, untuk mengarahkan segenap wujud hanya kepada Sang Maha Kekasih yang sejati.
Bila sudah demikian, pujian dan sanjungan manusia bahkan celaan dan hinaan mereka tak lagi berpengaruh dalam diri kita; sebab pada kedudukan ini, kita tak melihat selain Sang Tuhan, dan tak mendengar suara apa pun selain suara-Nya.
عبد الله, [21/07/1404 10:07 ب.ظ]
Catatan:
1. "Istilah "tsawab" dalam Al-Qur'an al-Karim digunakan untuk balasan bagi amal baik maupun buruk, meskipun lebih sering dipakai untuk makna balasan kebaikan".(Natsr Thuba, 'Allāmah Syā'rānī, penjelasan kata "tsawāb", jilid 1, halaman 120, atau Kampus Al-Qur'an, Sayyid Ali Akbar Qurasyi, jilid 1, halaman 321).
2. Doa Kesembilan dari Ṣaḥīfah Sajjādiyyah.
3. Q.s. Al Baqarah ayat 138 (وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ صِبْغَةً).
4. Kitab usul Al- Kafi jil. 2 hal. 16.
(العَمَلُ الخالِصُ: الّذی لا تُریدُ أنْ یَحْمَدَکَ علَیهِ أحَدٌ إلاّ اللّه ُ عزّ و جلّ)
5. Kitab tafsir Majma'il bayan,syarah surah Al-Baqarah ayat 139.
(ما بَلغَ عَبدٌ حقیقةَ الإخْلاصِ حتّی لا یُحِبَّ أنْ یُحْمَدَ علی شیءٍ مِن عَمَلٍ للّهِ).
Your Comment